tag:blogger.com,1999:blog-33722007440810598012024-03-13T06:49:05.101+07:00AL HIKMAHAlhikmah Corporation Website Builder Profesional. Beautiful & Professional Designs. Make an Impression and Reach Your Audience Online. Over 40+ Ready To Use Templates .Kangsodhttp://www.blogger.com/profile/13729572402153797671noreply@blogger.comBlogger50125tag:blogger.com,1999:blog-3372200744081059801.post-25302735723878074102024-01-03T22:07:00.001+07:002024-01-03T22:07:49.266+07:00Cara Praktis Menyucikan Najis di Kasur atau Karpet<h3 style="text-align: left;">Cara Praktis Menyucikan Najis di Kasur atau Karpet</h3><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_HT8-oFlalAFgs27QuatLPHr4Fz2DShhpEd4iXZ73Jdfit0_u-OH7XzrhyQb1NaaBSH9cVn-6FqtiKZD6CPaOb_li-Ysq-E8-9K1habbUNeShQhMBIi3BUePOP8nXTyuyzhmziHUZe7oaLWGHck4ARuY7tEFk7rgfnY9qjQiupVTc4q1yzPyP1q1PQz2D/s600/1608090338_1663297402.webp" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="338" data-original-width="600" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_HT8-oFlalAFgs27QuatLPHr4Fz2DShhpEd4iXZ73Jdfit0_u-OH7XzrhyQb1NaaBSH9cVn-6FqtiKZD6CPaOb_li-Ysq-E8-9K1habbUNeShQhMBIi3BUePOP8nXTyuyzhmziHUZe7oaLWGHck4ARuY7tEFk7rgfnY9qjQiupVTc4q1yzPyP1q1PQz2D/s320/1608090338_1663297402.webp" width="320" /></a></div><br /><p><br /></p><p>Kita tentunya ingin rumah dan segala perabotannya selalu bersih. Namun terkadang itu sulit terjadi, apalagi yang masih memiliki anak-anak kecil. Sering rumah sudah dibersihkan, namun tak lama kemudian kotor dan berantakan kembali. Kasur atau karpet bisa saja terkena air kencing anak, kotoran binatang, atau najis lainnya. Lalu bagaimana cara menyucikan najis di kasur atau karpet tersebut? Kebanyakan orang akan mengangkat kasur atau karpet tersebut, lalu mencucinya, menyiramkan air ke area najis atau keseluruhan permukaan kasur atau karpet hingga barang najis itu benar-benar hilang.</p><p>Meski sah dalam menyucikan, cara tersebut tertunya merepotkan. Apalagi untuk jenis karpet berbulu atau kasur berbusa, dan berukuran besar, karena akan memperlukan tenaga ekstra dan waktu pengeringan yang lebih lama. Dilansir dari Cara Mudah Menyucikan Najis di Kasur tanpa Mesti Mencucinya, ada cara yang lebih efisien dan efektif dari sekadar mencuci karpet atau kasur itu dengan cara-cara yang melelahkan. Dalam fiqih, hal pokok yang menjadi perhatian dalam persoalan najis adalah warna, bau, dan rasa.</p><p>Karena itu, fiqih Syafi’iyah membedakan antara najis ‘ainiyah dan najis hhukmiyah. Yang pertama adalah najis berwujud (terdapat warna, bau, atau rasa), sedangkan yang kedua adalah najis tak berwujud (tak ada warna, bau, atau rasa) tapi tetap secara hukum berstatus najis. Air kencing yang merupakan najis ‘ainiyah dianggap berubah menjadi najis hukmiyah ketika air kencing tersebut mengering hingga tak tampak lagi warna, bau, bahkan rasanya.</p><p>Cara menyucikan kedua najis itu juga berbeda. Syekh Ahmad Zainuddin al-Malibari dalam Fathul Mu’în bi Syarhi Qurratil ‘Ain bi Muhimmâtid Dîn menjelaskan bahwa najis 'ainiyah disucikan dengan cara membasuhnya hingga hilang warna, bau, dan rasanya. Sementara najis hukmiyah disucikan dengan cara cukup menuangkan air sekali di area najis. Pada persoalan karpet atau kasur terkena najis di atas, bagaimana cara mudah dalam menyucikannya?</p><p>Pertama, membuat najis ‘ainiyah di karpet atau kasur berubah menjadi najis hukmiyah. Secara teknis, seorang harus membuang/membersihkan najis itu hingga tak tampak warna, bau, dan rasanya (cukup dengan perkiraan, bukan menjilatnya). Di tahap ini mungkin ia perlu menggunakan sedikit air, menggosok, mengelap, atau cara lain yang lebih mudah. Selanjutnya, biarkan mengering, dan tandai area bekas najis itu karena secara hukum tetap berstatus najis.</p><p>Kedua, tuangkan air suci (bersih) dan menyucikan cukup di area najis yang ditandai itu, maka sucilah kasur atau karpet tersebut, meskipun air dalam kondisi menggenang di atasnya atau meresap ke dalamnya. Cara yang sama juga bisa kita lakukan pada najis yang mengenai lantai ubin, sofa, bantal, permukaan tanah, dan lain-lain. Syekh Ahmad Zainuddin al-Malibari menerangkan: لَوْ أَصَابَ الأَرْضَ نَحْوُ بَوْلٍ وَجَفَّ، فَصُبَّ عَلى مَوْضِعِهِ مَاءٌ فغَمره طهُرَ ولو لمْ يَنْصُبْ، أي: يغُورُ، سواء كانت الأرضُ صُلبةً أم رَخْوَةً </p><p>Artinya: Seandainya ada tanah yang terkena najis semisal air kencing lalu mengering, lalu air dituangkan di atasnya hingga menggenang, maka sucilah tanah tersebut walaupun tak terserap ke dalamnya, baik tanah itu keras ataupun gembur (Syekh Ahmad Zainuddin al-Malibari, Fathul Mu’în bi Syarhi Qurratil ‘Ain bi Muhimmâtid Dîn [Beirut: Dar Ibnu Hazam, 2004], halaman 78). Keterangan tersebut berlaku untuk najis level sedang (mutawasithah) seperti ompol bayi usia lebih dari dua tahun, kotoran binatang, darah, muntahan, air liur dari perut, feses, atau sejenisnya.</p><p>Sementara air kencing bayi laki-laki kurang dua tahun yang belum mengonsumsi apa pun kecuali ASI (masuk kategori najis level ringan atau mukhaffafah) dapat disucikan dengan hanya memercikkan air ke tempat yang terkena najis. Tidak disyaratkan air harus mengalir, hanya saja percikan mesti kuat dan volume air harus lebih banyak dari air kencing bayi tersebut. Namun, bila air kecing itu mengering, kucuran sekali air sudah cukup menyucikannya</p><p>Dengan demikian, bila najis itu memang didapati cuma sedikit, kita tak perlu repot-repot mencuci seluruh permukaan kasur atau karpet, mengepel semua permukaan lantai, atau mengguyur seluruh permukaan bantal, dan seterusnya. Cukup dua langkah saja: menghilangkan sifat-sifat najis itu lalu menuangkan air suci-menyucikan di atas area bekas najis.</p><p><br /></p><div><a href="https://catyzon.exblog.jp/30563671/">https://catyzon.exblog.jp/30563671/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://catyzon.exblog.jp/30554671/">https://catyzon.exblog.jp/30554671/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://catyzon.exblog.jp/30539852/">https://catyzon.exblog.jp/30539852/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://flipe.exblog.jp/30609875/">https://flipe.exblog.jp/30609875/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://devfroka.exblog.jp/30584791/">https://devfroka.exblog.jp/30584791/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://pointdev.exblog.jp/30541338/">https://pointdev.exblog.jp/30541338/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://gifrok.exblog.jp/30592624/">https://gifrok.exblog.jp/30592624/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://eeput.exblog.jp/30561509/">https://eeput.exblog.jp/30561509/</a></div><div><br /></div><div><br /></div><div><br /></div><div><a href="https://poindev.exblog.jp/30544741/">https://poindev.exblog.jp/30544741/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://alhikmah.eu.org/">https://alhikmah.eu.org/</a></div><div><br /></div><div><a href="http://www.alhikmah.eu.org/2022/08/al-fatihah.html?m=1">http://www.alhikmah.eu.org/2022/08/al-fatihah.html?m=1</a></div><div><br /></div><div><a href="http://web.alhikmah.eu.org/2022/12/app3.html?m=1">http://web.alhikmah.eu.org/2022/12/app3.html?m=1</a></div><div><br /></div><div><a href="https://app.alhikmah.eu.org/ada/index.html">https://app.alhikmah.eu.org/ada/index.html</a></div><div><br /></div>Kangsodhttp://www.blogger.com/profile/13729572402153797671noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3372200744081059801.post-54496380043261351742024-01-03T21:50:00.001+07:002024-01-03T21:50:49.805+07:00*SHOLAWAT JIBRIL UNTUK HAJAT*<div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://lh3.googleusercontent.com/-xA2EaTJGHtg/YvLylRLr0qI/AAAAAAAADo0/UeB1ueula0EDXY8qjYl86Wbpvju8e807QCNcBGAsYHQ/s1600/1660088976975191-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img alt="*SHOLAWAT JIBRIL UNTUK HAJAT*-alhikmah" border="0" height="400" src="https://lh3.googleusercontent.com/-xA2EaTJGHtg/YvLylRLr0qI/AAAAAAAADo0/UeB1ueula0EDXY8qjYl86Wbpvju8e807QCNcBGAsYHQ/w400-h400/1660088976975191-0.png" title="*SHOLAWAT JIBRIL UNTUK HAJAT*-alhikmah" width="400" />
</a>
</div><br /></div><div style="text-align: left;"><b><u><br /></u></b></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: center;"><b><u>Muqoddimah</u></b></div><div><br /></div><div>Segala puji hanya untuk Allah, Rabb semesta alam. Shalawat serta salam kita haturkan kepada Nabi kita <a href="http://www.alhikmah.eu.org">Muhammad</a> Shalallahu 'alaihi wa sallam, kepada keluarga serta seluruh sahabatnya beliau. Amma ba'du:</div><div><br /></div><div>Dalam kehidupan ini ada begitu banyak panah musibah yang begitu cepat menembus relung kehidupan kita, di tambah lagi dengan <a href="http://www.alhikmah.eu.org">tombak</a> bencana yang menancap kuat bersama lemparan waktu, tapi harus di sadari bahwa sesungguhnya kita sekarang sedang hidup pada sebuah negeri kehidupan yang penuh dengan cobaan dan ujian, negeri yang di dalamnya penuh dengan kepayahan dan kesedihan, serta resah dan kegelisahan, semua menghampiri kita. Tatkala kita sedang kehilangan orang yang kita cintai semua datang menusuk hati, atau ketika kita kehilangan harta benda, begitu pula manakala kita mendapat perlakuan yang buruk dari orang lain, ketika berpisah dengan saudara yang kita sayangi <a href="http://www.alhikmah.eu.org">demikian</a> pula ketika kita kehilangan anggota keluarga dari salah seorang anak kita, semua datang silih berganti, begitu juga dalam perkara-perkara menyedihkan yang lainnya.</div><div><br /></div><div>Musibah yang <a href="http://www.alhikmah.eu.org">menimpa</a> seorang hamba tidak lepas dari empat perkara, yang pertama kemungkinan musibah itu langsung mengenai dirinya sendiri, kedua: di dalam hartanya, ketiga: pada kehormatanya, keempat: pada anggota keluarganya atau orang-orang yang di cintainya. Sedangkan manusia pada umumnya, semua bisa mendapat musibah yang semacam ini, tidak pandang bulu, apakah dia seorang muslim atau kafir, orang yang baik atau fajir semua mendapat giliranya, sebagaimana bisa kita saksikan di tengah-tengah masyarakat kita.</div><div>Melihat begitu cepat datangnya masalah tersebut (dari bencana, musibah, kesedihan dll) di tambah lagi ketidaksiapan seseorang untuk <a href="http://www.alhikmah.eu.org">menghadapi</a> datangnya musibah yang begitu cepat, maka saya membuat kaidah-kaidah pokok (dalam tulisan ini) sebagai benteng supaya mampu menghadapi datangnya musibah. Tulisan yang saya susun ini semuanya berkisar pada keadaan umumnya kebanyakan <a href="http://www.alhikmah.eu.org">manusia</a>, dan setiap keadaan harus di sesuaikan dalam cara penanganannya. Seraya memohon mudah-mudahan Allah memberi saya taufik dan bimbinganNya.</div><div> </div><div>Adapun keadaan manusia dalam <a href="http://www.alhikmah.eu.org">kehidupan</a> ini, sebagaimana yang Allah Ta'ala sifati seperti dalam firmanNya:</div><div><br /></div><div>"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah". QS al-Balad: 4.</div><div><br /></div><div>Imam Ibnu Katsir mengatakan tentang ayat di atas: "Mereka berada dalam kepayahan, dalam masalah perkara dunia, dan dalam perkara akhirat. Dalam sebuah riwayat di katakan mereka berada dalam keadaan susah payah yang sangat karena sempitnya ruang kehidupan di dunia dan beratnya beban yang dipikul ketika di akhirat".</div><div>Maka manakala sebuah musibah turun menimpa, <a href="http://www.alhikmah.eu.org">membikin</a> suasana menjadi gelap gulita, dunia menjadi terasa sempit, maka dalam menangani problematikanya terkadang di butuhkan waktu yang lama serta usaha yang sungguh-sungguh bahkan bisa membutuhkan bantuan dari orang yang di percayai.</div><div><br /></div><div>Dan insya Allah akan saya sebutkan (dalam buku ini) sebagian hal positif yang bisa membantu mengatasi problem dan meminimalisir terjadinya problem tersebut, bahkan kemungkinan untuk bisa mencegah awal mula munculnya. Namun jangan langsung beranggapan bahwa siapa saja yang membaca cara pemecahan problem ini langsung mendapati dirinya bisa keluar dengan sempurna dari <a href="http://www.alhikmah.eu.org">problematika</a> kehidupan atau langsung hilang problematikanya dalam sekejap, tapi keadaanya bisa kita gambarkan seperti sebuah bangunan yang tinggi, terkadang bergoyang terkena angin kencang atau jatuh bagian bangunanya, maka yang perlu di pahami bahwa di sini kita sedang mencoba bersama untuk memperbaiki bangunan tersebut dan mengeluarkan sesuatu yang memang tidak di butuhkan lagi, dengan mempertahankan yang tersisa untuk tetap selamat kemudian mencoba membangun kembali, demikian seterusnya…dan membangun tidak seperti orang yang sedang merobohkan oleh karena itu dibutuhkan usaha yang maksimal dan kesabaran serta semangat yang panjang sampai bisa menyelesaikan problem yang di milikinya dengan izin Allah Azza wa jalla.</div><div><br /></div></div><div style="text-align: center;"><b><u>*SHOLAWAT JIBRIL UNTUK HAJAT*</u></b><br /></div><div><br /></div><div><br /></div><div>Sahabat yang beriman.</div><div><br /></div><div>Bismillaahir rohmaanir rohiim. Sholawat Jibril adalah salah satu sholawat yang sangat dikenal. Lafadz sholawat yang diijazahkan banyak ulama ini sangat pendek. Bahkan - paling pendek di antara yang lainnya. Tetapi namanya dahsyat, Sholawat Jibril. Lafadznya :</div><div><br /></div><div>صَلَّى الله عَلَى مُحَمَّدْ<br /></div><div><br /></div><div>“Shollallooh ‘ala Muhammad”.</div><div><br /></div><div>Kiai Kholil Bisri dalam buku kumpulan Ijazah shalawat beliau [1] mengatakan, “(Shalawat ini) biasa dipakai sebagai wiridan rutin sebanyak 1000 (seribu) kali oleh para Kiai kuno. Untuk membuka jalan memperoleh berkah dalam segala upaya. Bisa dibaca sekaligus 1000 kali, dan bisa dicicil sehabis shalat <b><a href="http://www.alhikmah.eu.org">maktubah</a></b> (shalat 5 waktu) 200 kali.</div><div><br /></div><div>Untuk mempercepat ijabah bagi hajat mendesak, dibaca 1000x dalam 1 majelis (1 kali duduk, tidak boleh berhenti). Dilakukan setelah sholat hajat 2 rakaat, yang sebaiknya, didirikan tengah malam.</div><div><br /></div><div>Setelah selesai membaca 1000 X lalu membaca do’a tawassul :</div><div><br /></div><div>أَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَسْئَلُكَ وَأَتَوَجَّهٗ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ مُحَمَّدْ, نَبِيِّ الرَّحْمَةْ. يَاسَيِّدِيْ يَامُحَمَّدْ إِنِّيْ أَتَوَسَّلُ بِكَ إلٰى رَبِّيْ فَشَفِّعْهُ فِيَّ لِقَضَاءِ حَاجَاتِيْ, وَهِيَ...</div><div><br /></div><div>Allohumma innii as-aluka, wa-atawajjahu ilayka, binabiyyika Muhammad, Nabiyyir rohmah. Yaa Sayyidii yaa Muhammad, innii atawassalu bika ilaa robbii, fasyaffi’hu fiyya liqadhoo-i haajatii. Wahiya…. (disebutkan hajatnya)</div><div><br /></div><div>Jika hajat anda –dirasakan- sulit dijangkau menurut ukuran kemampuan anda maka sholawat tersebut dibaca sebanyak 15.000 kali, dengan tata cara seperti di atas Setelah selesai, baca pula do’a tawassul”.</div><div>Demikian ijazah dari Kiai Kholil Bisri yang telah diijazahkan secara umum ini.</div><div><br /></div><div>mengapa <b><a href="http://www.alhikmah.eu.org">sholawat</a></b> ini diberi nama Sholawat Jibril. Kembali dalam Buku Sholawat Gembolan, Kiai Kholil Bisri menceritakan bahwa, ketika Alloh menciptakan Siti Hawa, Alloh memberi rasa ketertarikan kepada Nabi Adam terhadap Ibu Hawa,</div><div>Namun, ketika Nabi Adam ‘Alaihis salam hendak mendekati atau dalam bahasa lain “mengulurkan tangan mungkin maksudnya menyentuh” Ibu Hawa, Alloh melarang beliau. Alloh melarang beliau menyentuh ibu Hawa sebelum memberi mahar kepadanya.</div><div><br /></div><div><a href="https://www.alhikmah.eu.org/2022/08/perbedaan.html">BACA JUGA : PERBEDAAN ANTARA MAGHFIROH DAN 'AFUW</a></div><div><br /></div><div>Ternyata mahar itu berupa bacaan sholawat, Malaikat Jibril ‘Alaihis Salam diperintah oleh Alloh ta’ala untuk mentalqin bacaan sholawat itu kepada Nabi Adam ‘Alaihis Salam. Karena itulah ijazah sholawat yang agung ini dinamakan Sholawat Jibril. Sholawat dari Yang Maha Mulia, ditalkinkan oleh Malaikat yang mulia, dan diterima oleh Manusia mulia.</div><div><br /></div><div>Kita sebagai umat nabi Muhammad petutnya kita selalu bersyukur karena kita di beri kemudahan untuk menggapai hajat kita di dunia dan di akhirat maka jangan lah kita sia-sia kan selama kita masih hidup di dunia ini..semoga hajat - hajat kita di dunia bisa di kabulkan oleh Allah.amin ya rival alamin..</div><div><br /></div><div><div style="text-align: center;"><b><u>PENUTUP</u></b></div><div><br /></div><div>Tentunya setiap tulisan punya topik pembahasan yang poin penekanannya pada masalah tertentu. Ini merupakan kunci untuk menutup artikel. Karena dari sekian macam-macam kalimat penutup ada yang berisi penegasan kembali atas poin utama tersebut. Dengan adanya penegasan kembali, tentunya ini akan menjadi cara bagi kita untuk memberi kesan kepada pembaca sekaligus memberikan pesan kita sebelum mengakhiri tulisan.</div><div><br /></div><div>Dari sekian banyak macam-macam teknik menutup tulisan, cara inilah yang paling banyak dipakai oleh para penulis baik fiksi maupun non-fiksi. Sebab cara ini tidak membutuhkan inspirasi tertentu untuk memberi kesan kepada pembaca. Kita hanya butuh kejelian untuk mengulang kembali apa yang sudah dibahas di bagian awal artike.</div></div><div><br /></div><div>Semoga bermanfaat.</div><div><br /></div><div><br /></div><div><div><a href="https://catyzon.exblog.jp/30563671/">https://catyzon.exblog.jp/30563671/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://catyzon.exblog.jp/30554671/">https://catyzon.exblog.jp/30554671/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://catyzon.exblog.jp/30539852/">https://catyzon.exblog.jp/30539852/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://flipe.exblog.jp/30609875/">https://flipe.exblog.jp/30609875/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://devfroka.exblog.jp/30584791/">https://devfroka.exblog.jp/30584791/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://pointdev.exblog.jp/30541338/">https://pointdev.exblog.jp/30541338/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://gifrok.exblog.jp/30592624/">https://gifrok.exblog.jp/30592624/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://eeput.exblog.jp/30561509/">https://eeput.exblog.jp/30561509/</a></div><div><br /></div><div><br /></div><div><br /></div><div><a href="https://poindev.exblog.jp/30544741/">https://poindev.exblog.jp/30544741/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://alhikmah.eu.org/">https://alhikmah.eu.org/</a></div><div><br /></div><div><a href="http://www.alhikmah.eu.org/2022/08/al-fatihah.html?m=1">http://www.alhikmah.eu.org/2022/08/al-fatihah.html?m=1</a></div><div><br /></div><div><a href="http://web.alhikmah.eu.org/2022/12/app3.html?m=1">http://web.alhikmah.eu.org/2022/12/app3.html?m=1</a></div><div><br /></div><div><a href="https://app.alhikmah.eu.org/ada/index.html">https://app.alhikmah.eu.org/ada/index.html</a></div></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://lh3.googleusercontent.com/-QAumJytBwjY/Yvqs0cBqbqI/AAAAAAAADsA/ob7IBFfqOgkAin3dPWvpIdjeVqfuspz_wCNcBGAsYHQ/s1600/1660595406885916-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://lh3.googleusercontent.com/-QAumJytBwjY/Yvqs0cBqbqI/AAAAAAAADsA/ob7IBFfqOgkAin3dPWvpIdjeVqfuspz_wCNcBGAsYHQ/s1600/1660595406885916-0.png" width="400" />
</a>
</div><br /></div>
<script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-9372551067994918"></script>
<!--Ads Display-->
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-9372551067994918" data-ad-format="auto" data-ad-slot="1222556839" data-full-width-responsive="true" style="display: block;"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>Kangsodhttp://www.blogger.com/profile/13729572402153797671noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3372200744081059801.post-28432412832936299622024-01-03T21:50:00.000+07:002024-01-03T21:50:18.427+07:00*DAHSYATNYA SHOLAT SUNNAH FAJAR*<div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://lh3.googleusercontent.com/-8s-EioXJMZo/YvNa51mZ1FI/AAAAAAAADpM/x0a2yowkWgM4q8Lwb4sTUPoujruJ7e90wCNcBGAsYHQ/s1600/1660115683436182-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img alt="*DAHSYATNYA SHOLAT SUNNAH FAJAR*-alhikmah" border="0" height="400" src="https://lh3.googleusercontent.com/-8s-EioXJMZo/YvNa51mZ1FI/AAAAAAAADpM/x0a2yowkWgM4q8Lwb4sTUPoujruJ7e90wCNcBGAsYHQ/w400-h400/1660115683436182-0.png" title="*DAHSYATNYA SHOLAT SUNNAH FAJAR*-alhikmah" width="400" />
</a>
</div><br /></div><div style="text-align: left;"><div><br /></div><div>Segala puji hanya untuk Allah, Rabb semesta alam. Shalawat serta salam kita haturkan kepada Nabi kita <a href="http://www.alhikmah.eu.org">Muhammad</a> Shalallahu 'alaihi wa sallam, kepada keluarga serta seluruh sahabatnya beliau. Amma ba'du:</div><div><br /></div><div>Dalam kehidupan ini ada begitu banyak panah musibah yang begitu cepat menembus relung kehidupan kita, di tambah lagi dengan <a href="http://www.alhikmah.eu.org">tombak</a> bencana yang menancap kuat bersama lemparan waktu, tapi harus di sadari bahwa sesungguhnya kita sekarang sedang hidup pada sebuah negeri kehidupan yang penuh dengan cobaan dan ujian, negeri yang di dalamnya penuh dengan kepayahan dan kesedihan, serta resah dan kegelisahan, semua menghampiri kita. Tatkala kita sedang kehilangan orang yang kita cintai semua datang menusuk hati, atau ketika kita kehilangan harta benda, begitu pula manakala kita mendapat perlakuan yang buruk dari orang lain, ketika berpisah dengan saudara yang kita sayangi <a href="http://www.alhikmah.eu.org">demikian</a> pula ketika kita kehilangan anggota keluarga dari salah seorang anak kita, semua datang silih berganti, begitu juga dalam perkara-perkara menyedihkan yang lainnya.</div><div><br /></div><div>Musibah yang <a href="http://www.alhikmah.eu.org">menimpa</a> seorang hamba tidak lepas dari empat perkara, yang pertama kemungkinan musibah itu langsung mengenai dirinya sendiri, kedua: di dalam hartanya, ketiga: pada kehormatanya, keempat: pada anggota keluarganya atau orang-orang yang di cintainya. Sedangkan manusia pada umumnya, semua bisa mendapat musibah yang semacam ini, tidak pandang bulu, apakah dia seorang muslim atau kafir, orang yang baik atau fajir semua mendapat giliranya, sebagaimana bisa kita saksikan di tengah-tengah masyarakat kita.</div><div>Melihat begitu cepat datangnya masalah tersebut (dari bencana, musibah, kesedihan dll) di tambah lagi ketidaksiapan seseorang untuk <a href="http://www.alhikmah.eu.org">menghadapi</a> datangnya musibah yang begitu cepat, maka saya membuat kaidah-kaidah pokok (dalam tulisan ini) sebagai benteng supaya mampu menghadapi datangnya musibah. Tulisan yang saya susun ini semuanya berkisar pada keadaan umumnya kebanyakan <a href="http://www.alhikmah.eu.org">manusia</a>, dan setiap keadaan harus di sesuaikan dalam cara penanganannya. Seraya memohon mudah-mudahan Allah memberi saya taufik dan bimbinganNya.</div><div> </div><div>Adapun keadaan manusia dalam <a href="http://www.alhikmah.eu.org">kehidupan</a> ini, sebagaimana yang Allah Ta'ala sifati seperti dalam firmanNya:</div><div><br /></div><div>"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah". QS al-Balad: 4.</div><div><br /></div><div>Imam Ibnu Katsir mengatakan tentang ayat di atas: "Mereka berada dalam kepayahan, dalam masalah perkara dunia, dan dalam perkara akhirat. Dalam sebuah riwayat di katakan mereka berada dalam keadaan susah payah yang sangat karena sempitnya ruang kehidupan di dunia dan beratnya beban yang dipikul ketika di akhirat".</div><div>Maka manakala sebuah musibah turun menimpa, <a href="http://www.alhikmah.eu.org">membikin</a> suasana menjadi gelap gulita, dunia menjadi terasa sempit, maka dalam menangani problematikanya terkadang di butuhkan waktu yang lama serta usaha yang sungguh-sungguh bahkan bisa membutuhkan bantuan dari orang yang di percayai.</div><div><br /></div><div>Dan insya Allah akan saya sebutkan (dalam buku ini) sebagian hal positif yang bisa membantu mengatasi problem dan meminimalisir terjadinya problem tersebut, bahkan kemungkinan untuk bisa mencegah awal mula munculnya. Namun jangan langsung beranggapan bahwa siapa saja yang membaca cara pemecahan problem ini langsung mendapati dirinya bisa keluar dengan sempurna dari <a href="http://www.alhikmah.eu.org">problematika</a> kehidupan atau langsung hilang problematikanya dalam sekejap, tapi keadaanya bisa kita gambarkan seperti sebuah bangunan yang tinggi, terkadang bergoyang terkena angin kencang atau jatuh bagian bangunanya, maka yang perlu di pahami bahwa di sini kita sedang mencoba bersama untuk memperbaiki bangunan tersebut dan mengeluarkan sesuatu yang memang tidak di butuhkan lagi, dengan mempertahankan yang tersisa untuk tetap selamat kemudian mencoba membangun kembali, demikian seterusnya…dan membangun tidak seperti orang yang sedang merobohkan oleh karena itu dibutuhkan usaha yang maksimal dan kesabaran serta semangat yang panjang sampai bisa menyelesaikan problem yang di milikinya dengan izin Allah Azza wa jalla.</div><div><br /></div><div><br /></div></div><div style="text-align: center;"><b><u>*DAHSYATNYA SHOLAT SUNNAH FAJAR*</u></b></div><div><br /></div><div><br /></div><div><br /></div><div>Sahabat yang beriman.</div><div><br /></div><div>Indahnya seorang muslim jika mengawali hari dengan menjalankan ibadah maka kita harus selalu berusaha untuk menjalankan perintahnya.</div><div><br /></div><div>Di pagi buta, ketika adzan subuh berkumandang, ia segera bangun, dengan semangat segera berwudhu, kemudian ia tegakkan sholat sunah qablliyah subuh yang pahalanya itu lebih besar dibandingkan dunia dan seisinya maka kita berusaha untuk melakukannya sebab kalau kita tidak melakukannya maka akan sangatlah rugi bagi kita sendiri..seperti <b><a href="http://www.alhikmah.eu.org">hadist nabi.</a></b></div><div><br /></div><div>Dua rakaat sholat sunah Fajar lebih baik dari dunia dan seluruh isinya.” (HR. Muslim)</div><div><br /></div><div> Kemudian kita harus semangat melangkahkan kakinya menuju masjid untuk sholat subuh berjamaah beri pun rasa dingin jangan kita hiraukan..tetaplah kita semangat untuk melangkah sholat subuh berjamaah.</div><div><br /></div><div>"Barangsiapa bersuci di rumahnya lalu dia berjalan menuju salah satu dari rumah Allah (yaitu masjid) untuk menunaikan kewajiban yang telah Allah wajibkan, maka salah satu langkah kakinya akan menghapuskan dosa dan langkah kaki lainnya akan <b><a href="http://www.alhikmah.eu.org">meninggikan</a></b> derajatnya.” (HR. Muslim)</div><div><br /></div><div>"Barangsiapa melaksanakan Shalat Isya secara berjamaah, maka dia seperti telah melaksanakan shalat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa melaksanakan shalat Subuh secara berjamaah, maka dia seperti telah shalat seluruh malam.” - (HR Muslim)</div><div><br /></div><div> Selesai sholat subuh, ia bersedekah pagi, walaupun tidak seberapa tetapi Istiqoma atau rutin insyallah ALLAH SWT akan mencukupi kebutuhan kita di dunia ini kita akan selalu di beri rejeki dari arah yang tidak terduga Maka rajinlah kita untuk <b><a href="http://www.alhikmah.eu.org">melakukannya</a></b>.</div><div><br /></div><div>Rasulullah bersabda bahwa, “ketika hamba berada di setiap pagi, ada dua malaikat yang turun dan berdoa, “Ya Allah berikanlah ganti pada yang gemar berinfak." Malaikat yang lain berdoa, “Ya Allah, berikanlah kebangkrutan bagi yang enggan bersedekah.” (HR. Bukhari) </div><div><br /></div><div> Kemudian ia membaca rangkaian dzikir pagi..</div><div><br /></div><div>Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:</div><div><br /></div><div>أذكار الصباح والمساء بمثابة الدرع كلما زادت سماكته لم يتأثر صاحبه، بل تصل قوة الدرع أن يعود السهم فيصيب من أطلقه</div><div><br /></div><div>"Dzikir pagi dan petang seperti baju besi, semakin bertambah ketebalannya maka pemiliknya semakin tidak terkena (bahaya). Bahkan kekuatan baju besi itu bisa sampai memantulkan kembali anak panah sehingga berbalik mengenai pemanahnya sendiri."</div><div><br /></div><div> Ia teruskan membaca Al-Quran..</div><div><br /></div><div>Rajinlah membaca al-Quran, karena dia akan menjadi syafaat baginya di hari kiamat.” [HR. Muslim) <script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-9372551067994918"></script>
<!--Ads Display-->
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-9372551067994918" data-ad-format="auto" data-ad-slot="1222556839" data-full-width-responsive="true" style="display: block;"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script></div><div><br /></div><div><a href="https://www.alhikmah.eu.org/2022/08/sholawat_10.html">BACA JUGA : *SHOLAWAT YANG TIDAK AKAN SIRNA PAHALANYA.(SHOLAWAT AWWALIN)*</a></div><div><br /></div><div><br /></div><div>Tak lupa sholat Dhuha dikerjakan..</div><div><br /></div><div>"Setiap sendi tubuh setiap orang di antara kamu harus disedekahi pada setiap harinya. Mengucapkan satu kali tasbih (Subhanallah) sama dengan satu sedekah, satu kali tahmid (Alhamdulillah) sama dengan satu sedekah, satu kali tahlil (La ilaha illallah) sama dengan satu sedekah, satu kali takbir (Allahu Akbar) sama dengan satu sedekah, satu kali menyuruh kebaikan sama dengan satu sedekah, dan satu kali mencegah kemungkaran sama dengan satu sedekah. Semua itu dapat dicukupi dengan melaksanakan dua rakaat shalat dhuha." (HR Muslim dan Abu Dawud).</div><div><br /></div><div> Dan ketika keluar rumah untuk beraktivitas, ia tak lupa membaca doa keluar rumah..</div><div><br /></div><div>Apabila seseorang keluar dari rumahnya kemduian dia membaca doa</div><div><br /></div><div>بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ</div><div><br /></div><div>"Maka disampaikan kepadanya, ‘Kamu diberi petunjuk, kamu dicukupi kebutuhannya, dan kamu dilindungi.’ Seketika itu setan-setan pun menjauh darinya. Lalu salah satu setan berkata kepada temannya, ’Bagaimana mungkin kalian bisa mengganggu orang yang telah diberi petunjuk, dicukupi, dan dilindungi.’ (HR. Abu Daud, no. 5095; Turmudzi, no. 3426; dinilai shahih oleh Al-Albani)</div><div><br /></div><div>Luar biasa, pantaslah jika Allah berkahi hidup kita untuk hari ini dan seterusnya.</div><div><br /></div><div><br /></div><div><div style="text-align: center;"><b><u>PENUTUP</u></b></div><div><br /></div><div>Tentunya setiap tulisan punya topik pembahasan yang poin penekanannya pada masalah tertentu. Ini merupakan kunci untuk menutup artikel. Karena dari sekian macam-macam kalimat penutup ada yang berisi penegasan kembali atas poin utama tersebut. Dengan adanya penegasan kembali, tentunya ini akan menjadi cara bagi kita untuk memberi kesan kepada pembaca sekaligus memberikan pesan kita sebelum mengakhiri tulisan.</div><div><br /></div><div>Dari sekian banyak macam-macam teknik menutup tulisan, cara inilah yang paling banyak dipakai oleh para penulis baik fiksi maupun non-fiksi. Sebab cara ini tidak membutuhkan inspirasi tertentu untuk memberi kesan kepada pembaca. Kita hanya butuh kejelian untuk mengulang kembali apa yang sudah dibahas di bagian awal artike.</div></div><div><br /></div><div><br /></div><div>Semoga bermanfaat.</div><div><br /></div><div><br /></div><div><div><a href="https://catyzon.exblog.jp/30563671/">https://catyzon.exblog.jp/30563671/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://catyzon.exblog.jp/30554671/">https://catyzon.exblog.jp/30554671/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://catyzon.exblog.jp/30539852/">https://catyzon.exblog.jp/30539852/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://flipe.exblog.jp/30609875/">https://flipe.exblog.jp/30609875/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://devfroka.exblog.jp/30584791/">https://devfroka.exblog.jp/30584791/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://pointdev.exblog.jp/30541338/">https://pointdev.exblog.jp/30541338/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://gifrok.exblog.jp/30592624/">https://gifrok.exblog.jp/30592624/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://eeput.exblog.jp/30561509/">https://eeput.exblog.jp/30561509/</a></div><div><br /></div><div><br /></div><div><br /></div><div><a href="https://poindev.exblog.jp/30544741/">https://poindev.exblog.jp/30544741/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://alhikmah.eu.org/">https://alhikmah.eu.org/</a></div><div><br /></div><div><a href="http://www.alhikmah.eu.org/2022/08/al-fatihah.html?m=1">http://www.alhikmah.eu.org/2022/08/al-fatihah.html?m=1</a></div><div><br /></div><div><a href="http://web.alhikmah.eu.org/2022/12/app3.html?m=1">http://web.alhikmah.eu.org/2022/12/app3.html?m=1</a></div><div><br /></div><div><a href="https://app.alhikmah.eu.org/ada/index.html">https://app.alhikmah.eu.org/ada/index.html</a></div></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://lh3.googleusercontent.com/--Qj8DaaV1qo/Yvqs5CQJl7I/AAAAAAAADsI/67dXyYxzvRso_AK4KHEJkTEifPxzUqBtACNcBGAsYHQ/s1600/1660595426175629-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://lh3.googleusercontent.com/--Qj8DaaV1qo/Yvqs5CQJl7I/AAAAAAAADsI/67dXyYxzvRso_AK4KHEJkTEifPxzUqBtACNcBGAsYHQ/s1600/1660595426175629-0.png" width="400" />
</a>
</div><br /></div><div><br /></div>
Kangsodhttp://www.blogger.com/profile/13729572402153797671noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3372200744081059801.post-19938805132820921162024-01-03T21:38:00.001+07:002024-01-03T21:48:44.359+07:00SHOLAWAT KAMALIYAH<div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://lh3.googleusercontent.com/-i3JGbHaBrN8/YvGXH_tH2hI/AAAAAAAADoI/_KOvZZUoHCcjiB44wX_VFxTEVV8rLhb3QCNcBGAsYHQ/s1600/1660000025088811-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img alt="SHOLAWAT KAMALIYAH-alhikmah" border="0" height="400" src="https://lh3.googleusercontent.com/-i3JGbHaBrN8/YvGXH_tH2hI/AAAAAAAADoI/_KOvZZUoHCcjiB44wX_VFxTEVV8rLhb3QCNcBGAsYHQ/w400-h400/1660000025088811-0.png" title="SHOLAWAT KAMALIYAH-alhikmah" width="400" />
</a>
</div><br /></div><div><br /></div><div><div style="text-align: center;"><b><u>Muqoddimah</u></b></div><div><br /></div><div>Segala puji hanya untuk Allah, Rabb semesta alam. Shalawat serta salam kita haturkan kepada Nabi kita <a href="http://www.alhikmah.eu.org">Muhammad</a> Shalallahu 'alaihi wa sallam, kepada keluarga serta seluruh sahabatnya beliau. Amma ba'du:</div><div><br /></div><div>Dalam kehidupan ini ada begitu banyak panah musibah yang begitu cepat menembus relung kehidupan kita, di tambah lagi dengan <a href="http://www.alhikmah.eu.org">tombak</a> bencana yang menancap kuat bersama lemparan waktu, tapi harus di sadari bahwa sesungguhnya kita sekarang sedang hidup pada sebuah negeri kehidupan yang penuh dengan cobaan dan ujian, negeri yang di dalamnya penuh dengan kepayahan dan kesedihan, serta resah dan kegelisahan, semua menghampiri kita. Tatkala kita sedang kehilangan orang yang kita cintai semua datang menusuk hati, atau ketika kita kehilangan harta benda, begitu pula manakala kita mendapat perlakuan yang buruk dari orang lain, ketika berpisah dengan saudara yang kita sayangi <a href="http://www.alhikmah.eu.org">demikian</a> pula ketika kita kehilangan anggota keluarga dari salah seorang anak kita, semua datang silih berganti, begitu juga dalam perkara-perkara menyedihkan yang lainnya.</div><div><br /></div><div>Musibah yang <a href="http://www.alhikmah.eu.org">menimpa</a> seorang hamba tidak lepas dari empat perkara, yang pertama kemungkinan musibah itu langsung mengenai dirinya sendiri, kedua: di dalam hartanya, ketiga: pada kehormatanya, keempat: pada anggota keluarganya atau orang-orang yang di cintainya. Sedangkan manusia pada umumnya, semua bisa mendapat musibah yang semacam ini, tidak pandang bulu, apakah dia seorang muslim atau kafir, orang yang baik atau fajir semua mendapat giliranya, sebagaimana bisa kita saksikan di tengah-tengah masyarakat kita.</div><div>Melihat begitu cepat datangnya masalah tersebut (dari bencana, musibah, kesedihan dll) di tambah lagi ketidaksiapan seseorang untuk <a href="http://www.alhikmah.eu.org">menghadapi</a> datangnya musibah yang begitu cepat, maka saya membuat kaidah-kaidah pokok (dalam tulisan ini) sebagai benteng supaya mampu menghadapi datangnya musibah. Tulisan yang saya susun ini semuanya berkisar pada keadaan umumnya kebanyakan <a href="http://www.alhikmah.eu.org">manusia</a>, dan setiap keadaan harus di sesuaikan dalam cara penanganannya. Seraya memohon mudah-mudahan Allah memberi saya taufik dan bimbinganNya.</div><div> </div><div>Adapun keadaan manusia dalam <a href="http://www.alhikmah.eu.org">kehidupan</a> ini, sebagaimana yang Allah Ta'ala sifati seperti dalam firmanNya:</div><div><br /></div><div>"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah". QS al-Balad: 4.</div><div><br /></div><div>Imam Ibnu Katsir mengatakan tentang ayat di atas: "Mereka berada dalam kepayahan, dalam masalah perkara dunia, dan dalam perkara akhirat. Dalam sebuah riwayat di katakan mereka berada dalam keadaan susah payah yang sangat karena sempitnya ruang kehidupan di dunia dan beratnya beban yang dipikul ketika di akhirat".</div><div>Maka manakala sebuah musibah turun menimpa, <a href="http://www.alhikmah.eu.org">membikin</a> suasana menjadi gelap gulita, dunia menjadi terasa sempit, maka dalam menangani problematikanya terkadang di butuhkan waktu yang lama serta usaha yang sungguh-sungguh bahkan bisa membutuhkan bantuan dari orang yang di percayai.</div><div><br /></div><div>Dan insya Allah akan saya sebutkan (dalam buku ini) sebagian hal positif yang bisa membantu mengatasi problem dan meminimalisir terjadinya problem tersebut, bahkan kemungkinan untuk bisa mencegah awal mula munculnya. Namun jangan langsung beranggapan bahwa siapa saja yang membaca cara pemecahan problem ini langsung mendapati dirinya bisa keluar dengan sempurna dari <a href="http://www.alhikmah.eu.org">problematika</a> kehidupan atau langsung hilang problematikanya dalam sekejap, tapi keadaanya bisa kita gambarkan seperti sebuah bangunan yang tinggi, terkadang bergoyang terkena angin kencang atau jatuh bagian bangunanya, maka yang perlu di pahami bahwa di sini kita sedang mencoba bersama untuk memperbaiki bangunan tersebut dan mengeluarkan sesuatu yang memang tidak di butuhkan lagi, dengan mempertahankan yang tersisa untuk tetap selamat kemudian mencoba membangun kembali, demikian seterusnya…dan membangun tidak seperti orang yang sedang merobohkan oleh karena itu dibutuhkan usaha yang maksimal dan kesabaran serta semangat yang panjang sampai bisa menyelesaikan problem yang di milikinya dengan izin Allah Azza wa jalla.</div></div><div><br /></div><div style="text-align: center;"><b><u>SHOLAWAT KAMALIYAH</u></b></div><div><br /></div><div>Sahabat yang beriman.</div><div><br /></div><div>Sumber kitab, as-Safînatul Qâdiriyyah.</div><div><br /></div><div>ونقل عن بعض العارفين: أن من صلى بهذه الصلاة مرة واحدة عدلت له خمسمائة ألف صلاة وكانت له فداء من النار، وهي: اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى آله كما لا نهاية لكمالك وعدد كماله </div><div><br /></div><div>Artinya: “Diriwayatkan dari sebagian ulama ahli ma’rifat, siapa yang membaca shalawat berikut sebanyak satu kali, maka pahalanya setara dengan membaca shalawat sebanyak 500.000 kali dan menjadi tebusan baginya dari api neraka.</div><div>Allâhumma shalli wasallim wabârik’alâ sayyidinâ Muḫammadin wa ‘alâ âlihi kamâ lâ nihayata likamâlika ‘adada kamâlihi’.” (Muhyiddin Abdul Qadir bin Shalih al-Jilani, as-Safînatul Qâdiriyyah)</div><div><br /></div><div>Dalam kitab Sa’âdatuddârain Syekh Yusuf bin Isma’il an-Nabhani menjelaskan, shalawat Kamaliyah yang dinisbatkan kepada Nabi Khidir as ini memiliki khasiat mampu menolak lupa,diberukan ilmu laduni, <b><a href="http://www.alhikmah.eu.org">menyempurnakan</a></b> segala urusan dunia maupun akhirat dsb.</div><div><br /></div><div>Dalam salah satu riwayat dikisahkan sosok Syekh Ali Syibromalisi yang (wafat 1087 H) mengalami kebutaan. Di suatu hari Jumat sebelum melaksanakan shalat, Syekh Ali bertamu ke rumah Syihab al-Khaffaji. <b><a href="http://www.alhikmah.eu.org">Syekh Ali </a></b>pun dipersilahkan duduk di sebuah kursi, sementara Syihab duduk di hadapannya dan bertanya kepada Syekh Ali perihal persoalan-persoalan pelik.</div><div><br /></div><div> Hebatnya, Syekh Ali mampu menjawab setiap persoalan yang diajukan beserta menyebutkan sumber kitab (buku) pengambilannya, lengkap pula dengan sanad-sanadnya. Pada Jumat berikutnya, Syekh Ali melakukan hal yang sama. Ia juga ditanyai hal-hal sulit dan menjawabnya dengan menyebutkan rujukan kitab beserta sanad-sanadnya, sebagaimana Jum’at lalu. Kemudian, beliau pun ditanya, mengapa bisa sehabat itu. Padahal ia buta, tetapi seperti orang yang mampu melihat dengan baik.</div><div><br /></div><div><a href="https://www.alhikmah.eu.org/2022/08/abbas.html">BACA JUGA : Jawaban Rasulullah SAW Ketika Pamannya Minta Jabatan</a></div><div><br /></div><div> Syekh Ali pun menjawab dengan mengungkapkan kisahnya. Dulu, ia mempunyai seorang kawan setia yang selalu bersama dalam menuntut ilmu. Akan tetapi kedunya terpaksa berpisah karena ia memutuskan untuk belajar ilmu ramal—ilmu yang digunakan untuk mengetahui kejadian yang akan datang dengan menggaris di atas pasir, termasuk juga ilmu perbintangan Dengan kondisi matanya yang buta, hal ini terlalu sulit bagi Syekh Ali. Ia pun mendatangi gurunya, menceritakan apa yang sedang terhadi pada dirinya, dan meminta sang guru untuk mengajari ilmu ramal itu. </div><div><br /></div><div>Namun, sang guru menolak, menyadari bahwa Syekh Ali tidak mungkin mampu memahami ilmu tersebut, karena untuk memahaminya harus dengan penglihatan. Sementara ia tidak bisa melihat. Syekh Ali pun merasa sangat kecewa. Saking sedihnya, ia mogok makan selama dua hari. </div><div><br /></div><div>Suatu saat datanglah seorang laki-laki, dan berkata, “Tidak apa-apa, wahai Ali.” Lalu laki-laki itu menasihatinya, mengatakan bahwa ilmu ramal tidak baik untuk di dunia maupun akhirat. Jangan sampai bergantung pada ilmu tersebut. Ia lalu menawarkan sebuah amalan sebagai gantinya, dengan syarat Syekh Ali tidak lagi berniat untuk mendalami ilmu ramal. “Beri aku faedah (amalan) tersebut, aku berjanji padamu (tidak akan lagi berniat mendalami ilmu ramal),” mantap Syekh Ali.</div><div><br /></div><div> Laki-laki itu pun memberikan Syekh Ali shalawat yang memiliki khasiat untuk menolak lupa,serta mengundang lautan ilmu langsung dari Allah Dengan cara dibaca antara waktu Maghrib dan Isya 41x di awali dengan bertawasul terlebih dahulu.</div><div><br /></div><div>Tafadhol Barokallahu fi amaliyahi ijazati semoga bermanfaat fidunya wal akherah Amin ya rabbal Alamin 🤲..</div><div><br /></div><div><div style="text-align: center;"><b><u>PENUTUP</u></b></div><div><br /></div><div>Tentunya setiap tulisan punya topik pembahasan yang poin penekanannya pada masalah tertentu. Ini merupakan kunci untuk menutup artikel. Karena dari sekian macam-macam kalimat penutup ada yang berisi penegasan kembali atas poin utama tersebut. Dengan adanya penegasan kembali, tentunya ini akan menjadi cara bagi kita untuk memberi kesan kepada pembaca sekaligus memberikan pesan kita sebelum mengakhiri tulisan.</div><div><br /></div><div>Dari sekian banyak macam-macam teknik menutup tulisan, cara inilah yang paling banyak dipakai oleh para penulis baik fiksi maupun non-fiksi. Sebab cara ini tidak membutuhkan inspirasi tertentu untuk memberi kesan kepada pembaca. Kita hanya butuh kejelian untuk mengulang kembali apa yang sudah dibahas di bagian awal artike.</div></div><div><br /></div><div><br /></div><div>Semoga bermanfaat.</div><div><br /></div><div><div>#<a href="http://poindev.site">poindev.site</a></div><div><br /></div><div><div><a href="https://catyzon.exblog.jp/30563671/">https://catyzon.exblog.jp/30563671/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://catyzon.exblog.jp/30554671/">https://catyzon.exblog.jp/30554671/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://catyzon.exblog.jp/30539852/">https://catyzon.exblog.jp/30539852/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://flipe.exblog.jp/30609875/">https://flipe.exblog.jp/30609875/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://devfroka.exblog.jp/30584791/">https://devfroka.exblog.jp/30584791/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://pointdev.exblog.jp/30541338/">https://pointdev.exblog.jp/30541338/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://gifrok.exblog.jp/30592624/">https://gifrok.exblog.jp/30592624/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://eeput.exblog.jp/30561509/">https://eeput.exblog.jp/30561509/</a></div><div><br /></div><div><br /></div><div><br /></div><div><a href="https://poindev.exblog.jp/30544741/">https://poindev.exblog.jp/30544741/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://alhikmah.eu.org/">https://alhikmah.eu.org/</a></div><div><br /></div><div><a href="http://www.alhikmah.eu.org/2022/08/al-fatihah.html?m=1">http://www.alhikmah.eu.org/2022/08/al-fatihah.html?m=1</a></div><div><br /></div><div><a href="http://web.alhikmah.eu.org/2022/12/app3.html?m=1">http://web.alhikmah.eu.org/2022/12/app3.html?m=1</a></div><div><br /></div><div><a href="https://app.alhikmah.eu.org/ada/index.html">https://app.alhikmah.eu.org/ada/index.html</a></div></div></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://lh3.googleusercontent.com/-aZtqdSUohcQ/YvqtaEcAkxI/AAAAAAAADs0/J5c9vf08_EAGMQN2n_AfmYE5HPjanzYfwCNcBGAsYHQ/s1600/1660595556977793-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://lh3.googleusercontent.com/-aZtqdSUohcQ/YvqtaEcAkxI/AAAAAAAADs0/J5c9vf08_EAGMQN2n_AfmYE5HPjanzYfwCNcBGAsYHQ/s1600/1660595556977793-0.png" width="400" />
</a>
</div><br /></div>
<script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-9372551067994918"></script>
<!--Ads Display-->
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-9372551067994918" data-ad-format="auto" data-ad-slot="1222556839" data-full-width-responsive="true" style="display: block;"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>Kangsodhttp://www.blogger.com/profile/13729572402153797671noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3372200744081059801.post-45134776775865682302024-01-03T21:37:00.003+07:002024-01-03T21:49:18.721+07:00SHOLAWAT(ADRIKNI )SAAT KEADAAN DARURAT <div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://lh3.googleusercontent.com/-1M83JTlSqFI/YvmddlH2eSI/AAAAAAAADrA/2H_FM33obGwPRLAFLJZMN9THDVr0g-U1QCNcBGAsYHQ/s1600/1660525894089552-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img alt="SHOLAWAT(ADRIKNI )SAAT KEADAAN DARURAT -alhikmah" border="0" height="400" src="https://lh3.googleusercontent.com/-1M83JTlSqFI/YvmddlH2eSI/AAAAAAAADrA/2H_FM33obGwPRLAFLJZMN9THDVr0g-U1QCNcBGAsYHQ/w400-h400/1660525894089552-0.png" title="SHOLAWAT(ADRIKNI )SAAT KEADAAN DARURAT -alhikmah" width="400" />
</a>
</div><br /></div><div><br /></div><div><div style="text-align: center;"><b><u>Muqoddimah</u></b></div><div><br /></div><div>Segala puji hanya untuk Allah, Rabb semesta alam. Shalawat serta salam kita haturkan kepada Nabi kita <a href="http://www.alhikmah.eu.org">Muhammad</a> Shalallahu 'alaihi wa sallam, kepada keluarga serta seluruh sahabatnya beliau. Amma ba'du:</div><div><br /></div><div>Dalam kehidupan ini ada begitu banyak panah musibah yang begitu cepat menembus relung kehidupan kita, di tambah lagi dengan <a href="http://www.alhikmah.eu.org">tombak</a> bencana yang menancap kuat bersama lemparan waktu, tapi harus di sadari bahwa sesungguhnya kita sekarang sedang hidup pada sebuah negeri kehidupan yang penuh dengan cobaan dan ujian, negeri yang di dalamnya penuh dengan kepayahan dan kesedihan, serta resah dan kegelisahan, semua menghampiri kita. Tatkala kita sedang kehilangan orang yang kita cintai semua datang menusuk hati, atau ketika kita kehilangan harta benda, begitu pula manakala kita mendapat perlakuan yang buruk dari orang lain, ketika berpisah dengan saudara yang kita sayangi <a href="http://www.alhikmah.eu.org">demikian</a> pula ketika kita kehilangan anggota keluarga dari salah seorang anak kita, semua datang silih berganti, begitu juga dalam perkara-perkara menyedihkan yang lainnya.</div><div><br /></div><div>Musibah yang <a href="http://www.alhikmah.eu.org">menimpa</a> seorang hamba tidak lepas dari empat perkara, yang pertama kemungkinan musibah itu langsung mengenai dirinya sendiri, kedua: di dalam hartanya, ketiga: pada kehormatanya, keempat: pada anggota keluarganya atau orang-orang yang di cintainya. Sedangkan manusia pada umumnya, semua bisa mendapat musibah yang semacam ini, tidak pandang bulu, apakah dia seorang muslim atau kafir, orang yang baik atau fajir semua mendapat giliranya, sebagaimana bisa kita saksikan di tengah-tengah masyarakat kita.</div><div>Melihat begitu cepat datangnya masalah tersebut (dari bencana, musibah, kesedihan dll) di tambah lagi ketidaksiapan seseorang untuk <a href="http://www.alhikmah.eu.org">menghadapi</a> datangnya musibah yang begitu cepat, maka saya membuat kaidah-kaidah pokok (dalam tulisan ini) sebagai benteng supaya mampu menghadapi datangnya musibah. Tulisan yang saya susun ini semuanya berkisar pada keadaan umumnya kebanyakan <a href="http://www.alhikmah.eu.org">manusia</a>, dan setiap keadaan harus di sesuaikan dalam cara penanganannya. Seraya memohon mudah-mudahan Allah memberi saya taufik dan bimbinganNya.</div><div> </div><div>Adapun keadaan manusia dalam <a href="http://www.alhikmah.eu.org">kehidupan</a> ini, sebagaimana yang Allah Ta'ala sifati seperti dalam firmanNya:</div><div><br /></div><div>"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah". QS al-Balad: 4.</div><div><br /></div><div>Imam Ibnu Katsir mengatakan tentang ayat di atas: "Mereka berada dalam kepayahan, dalam masalah perkara dunia, dan dalam perkara akhirat. Dalam sebuah riwayat di katakan mereka berada dalam keadaan susah payah yang sangat karena sempitnya ruang kehidupan di dunia dan beratnya beban yang dipikul ketika di akhirat".</div><div>Maka manakala sebuah musibah turun menimpa, <a href="http://www.alhikmah.eu.org">membikin</a> suasana menjadi gelap gulita, dunia menjadi terasa sempit, maka dalam menangani problematikanya terkadang di butuhkan waktu yang lama serta usaha yang sungguh-sungguh bahkan bisa membutuhkan bantuan dari orang yang di percayai.</div><div><br /></div><div>Dan insya Allah akan saya sebutkan (dalam buku ini) sebagian hal positif yang bisa membantu mengatasi problem dan meminimalisir terjadinya problem tersebut, bahkan kemungkinan untuk bisa mencegah awal mula munculnya. Namun jangan langsung beranggapan bahwa siapa saja yang membaca cara pemecahan problem ini langsung mendapati dirinya bisa keluar dengan sempurna dari <a href="http://www.alhikmah.eu.org">problematika</a> kehidupan atau langsung hilang problematikanya dalam sekejap, tapi keadaanya bisa kita gambarkan seperti sebuah bangunan yang tinggi, terkadang bergoyang terkena angin kencang atau jatuh bagian bangunanya, maka yang perlu di pahami bahwa di sini kita sedang mencoba bersama untuk memperbaiki bangunan tersebut dan mengeluarkan sesuatu yang memang tidak di butuhkan lagi, dengan mempertahankan yang tersisa untuk tetap selamat kemudian mencoba membangun kembali, demikian seterusnya…dan membangun tidak seperti orang yang sedang merobohkan oleh karena itu dibutuhkan usaha yang maksimal dan kesabaran serta semangat yang panjang sampai bisa menyelesaikan problem yang di milikinya dengan izin Allah Azza wa jalla.</div></div><div><br /></div><div><br /></div><div style="text-align: center;"><b><u>SHOLAWAT(ADRIKNI )SAAT KEADAAN DARURAT</u></b> </div><div><br /></div><div><br /></div><div>Sahabat yang beriman.</div><div><br /></div><div><br /></div><div>Pastilah pernah di antara kita mengalami suatu kondisi dimana kita sendiri merasa tidak nyaman dalam yang kita alami saat ini,bagaiman dalam keadaan ini kita pasti merasa tertekan,merasa gelisah,dan merasa tidak nyaman, oleh karena itu di sini admin akan mengajarkan kepada pembaca tentang sesuatu amalan <b><a href="http://www.alhikmah.eu.org">sholawat</a></b> yang bila kita baca maka kondisi sesulit apapun yang kita alami akan hilang tentunya atas ijin Allah SWT.</div><div><br /></div><div><br /></div><div>Dan pernah juga di ceritakan di dalam kitab Afdlolus Sholawat karya Syekh Yusuf an-Nabhaniy rahimahullah pada pembahasan sholawat ke-58 sebagai berikut :</div><div><br /></div><div><br /></div><div>Syekh Ibnu Abidin dalam catatannya menukil perkataan dari gurunya Sayyid Muhammad Syaakir al-'Aqqad, dari as-Syaikhil 'Abidis Sholih Ahmad al-Halabi yang bertempat tinggal di Damaskus, dari mufti Damaskus al-Allamah Hamid Afandi al-'Imadi, bahwasanya pada suatu waktu sebagian pejabat Damaskus berniat untuk menyiksanya, maka ia pun di malam itu sangat susah sekali hatinya. </div><div><br /></div><div><br /></div><div>Dan ketika ia tertidur dalam kesedihan yang sangat, ia bermimpi bertemu Sayyidina Muhammad ﷺ dalam tidurnya, maka beliau menenangkannya dan mengajarinya redaksi shalawat yang apabila diamalkannya maka Allah akan mengurai <b><a href="http://www.alhikmah.eu.org">kesedihannya</a></b>. </div><div><br /></div><div><br /></div><div>Ia kemudian terbangun dan segera mengamalkannya, maka kemudian Allah menghilangkan kesedihannya berkat Sayyidina Muhammad ﷺ. Adapun shalawat yang dimaksud adalah shalawat berikut ini : </div><div><br /></div><div>اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ قَدْ ضَاقَتْ حِيْلَتِيْ أَدْرِكْنِيْ يَا رَسُوْلَ اللّٰهِ </div><div><br /></div><div>Allahumma shalli wa sallim 'alaa sayyidinaa Muhammad qad dlooqot khiilatii adriknii yaa Rasuulallooh. </div><div><br /></div><div><br /></div><div>"Ya Allah, semoga Engkau mencurahkan rahmat dan salam kesejahteraan kepada Sayyidina Muhammad. Sungguh terasa (tidak berdaya) sempit-lemah daya-upayaku, maka dekatkanlah aku (<b><a href="http://www.alhikmah.eu.org">tolonglah aku kepada kelapangan</a></b>), wahai Rasulullah." </div><div><br /></div><div><a href="https://www.alhikmah.eu.org/2022/08/tanda.html">BACA JUGA : BAGAIMAN TANDA BAGINDA NABI MUHAMMAD ﷺ SEDANG MELIHATMU</a></div><div><br /></div><div>Ibnu Abidin berkata, "Telah mengabarkan kepadaku guruku, yaitu guru beliau (juga) bahwasanya suatu kali ia mendapatkan kesusahan, maka ia mengamalkan <b><a href="http://www.alhikmah.eu.org">shalawat</a></b> di atas secara berulang-ulang sambil melangkahkan kakinya. Maka tidak lebih dari 100 langkah, tiba-tiba kesusahannya telah lenyap begitu saja. Demikian pula pada kesempatan yang lain beliau mendapatkan kesulitan, maka beliau membacanya dan tidak begitu lama kemudian, ia telah terbebas dari kesulitannya. </div><div><br /></div><div><br /></div><div>Ibnu Abidin berkata: "Sungguh, aku telah mengamalkannya juga tatkala aku tertimpa fitnah yang besar di Damaskus. Maka belum selesai aku mengulanginya sebanyak 200 kali kecuali datang kepadaku seorang laki-laki memberi tahu bahwa kekacauan besar tersebut telah berakhir. Demi Allah, Dia Maha Mengetahui apa yang aku katakan ini."</div><div><br /></div><div><br /></div><div>Maka ayo kita sering sering lah <b><a href="http://www.alhikmah.eu.org">bersholawat</a></b> dalam kondisi yang sulit dan dalam kondisi yang lapang,dengan kita bersholawat maka membuat hati kita tenang dan pikiran kita menjadi bersih dan semoga kita akan di mudahkan di lapangan segala urusan kita,baik itu urusan yang kecil maupun urusan yang besar.</div><div><br /></div><div><br /></div><div><div style="text-align: center;"><b><u>PENUTUP</u></b></div><div><br /></div><div>Tentunya setiap tulisan punya topik pembahasan yang poin penekanannya pada masalah tertentu. Ini merupakan kunci untuk menutup artikel. Karena dari sekian macam-macam kalimat penutup ada yang berisi penegasan kembali atas poin utama tersebut. Dengan adanya penegasan kembali, tentunya ini akan menjadi cara bagi kita untuk memberi kesan kepada pembaca sekaligus memberikan pesan kita sebelum mengakhiri tulisan.</div><div><br /></div><div>Dari sekian banyak macam-macam teknik menutup tulisan, cara inilah yang paling banyak dipakai oleh para penulis baik fiksi maupun non-fiksi. Sebab cara ini tidak membutuhkan inspirasi tertentu untuk memberi kesan kepada pembaca. Kita hanya butuh kejelian untuk mengulang kembali apa yang sudah dibahas di bagian awal artike.</div></div><div><br /></div><div>Semoga kesulitan yang kita alami akan hilang..amin..</div><div><br /></div><div><div><a href="https://catyzon.exblog.jp/30563671/">https://catyzon.exblog.jp/30563671/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://catyzon.exblog.jp/30554671/">https://catyzon.exblog.jp/30554671/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://catyzon.exblog.jp/30539852/">https://catyzon.exblog.jp/30539852/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://flipe.exblog.jp/30609875/">https://flipe.exblog.jp/30609875/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://devfroka.exblog.jp/30584791/">https://devfroka.exblog.jp/30584791/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://pointdev.exblog.jp/30541338/">https://pointdev.exblog.jp/30541338/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://gifrok.exblog.jp/30592624/">https://gifrok.exblog.jp/30592624/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://eeput.exblog.jp/30561509/">https://eeput.exblog.jp/30561509/</a></div><div><br /></div><div><br /></div><div><br /></div><div><a href="https://poindev.exblog.jp/30544741/">https://poindev.exblog.jp/30544741/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://alhikmah.eu.org/">https://alhikmah.eu.org/</a></div><div><br /></div><div><a href="http://www.alhikmah.eu.org/2022/08/al-fatihah.html?m=1">http://www.alhikmah.eu.org/2022/08/al-fatihah.html?m=1</a></div><div><br /></div><div><a href="http://web.alhikmah.eu.org/2022/12/app3.html?m=1">http://web.alhikmah.eu.org/2022/12/app3.html?m=1</a></div><div><br /></div><div><a href="https://app.alhikmah.eu.org/ada/index.html">https://app.alhikmah.eu.org/ada/index.html</a></div></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://lh3.googleusercontent.com/-qk09Ii2dSRI/Yvqslpp9SNI/AAAAAAAADr0/IFZ1_yW6DTslZvrMLSGEbk4tNA6yuMHIACNcBGAsYHQ/s1600/1660595347653500-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://lh3.googleusercontent.com/-qk09Ii2dSRI/Yvqslpp9SNI/AAAAAAAADr0/IFZ1_yW6DTslZvrMLSGEbk4tNA6yuMHIACNcBGAsYHQ/s1600/1660595347653500-0.png" width="400" />
</a>
</div><br /></div><div><br /></div>
<script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-9372551067994918"></script>
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-9372551067994918" data-ad-format="autorelaxed" data-ad-slot="3598272882" style="display: block;"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>Kangsodhttp://www.blogger.com/profile/13729572402153797671noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3372200744081059801.post-27826697681792042172023-11-30T13:29:00.002+07:002024-01-03T21:49:51.973+07:00 AMALAN DASHYAT,DO'A (HIZIB) SYEKH ABDUL QODIR AL-JAILANI<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://lh3.googleusercontent.com/-0pG_hFZsvUI/YucbcdjHx5I/AAAAAAAADi0/9UhSASRuv8gWOCREBsI-KAYluVC3MlDLwCNcBGAsYHQ/s1600/1659313002907641-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://lh3.googleusercontent.com/-0pG_hFZsvUI/YucbcdjHx5I/AAAAAAAADi0/9UhSASRuv8gWOCREBsI-KAYluVC3MlDLwCNcBGAsYHQ/s1600/1659313002907641-0.png" width="400" />
</a>
</div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><div style="text-align: center;"><b><u>Muqoddimah</u></b></div><div><br /></div><div>Segala puji hanya untuk Allah, Rabb semesta alam. Shalawat serta salam kita haturkan kepada Nabi kita <a href="http://www.alhikmah.eu.org">Muhammad</a> Shalallahu 'alaihi wa sallam, kepada keluarga serta seluruh sahabatnya beliau. Amma ba'du:</div><div><br /></div><div>Dalam kehidupan ini ada begitu banyak panah musibah yang begitu cepat menembus relung kehidupan kita, di tambah lagi dengan <a href="http://www.alhikmah.eu.org">tombak</a> bencana yang menancap kuat bersama lemparan waktu, tapi harus di sadari bahwa sesungguhnya kita sekarang sedang hidup pada sebuah negeri kehidupan yang penuh dengan cobaan dan ujian, negeri yang di dalamnya penuh dengan kepayahan dan kesedihan, serta resah dan kegelisahan, semua menghampiri kita. Tatkala kita sedang kehilangan orang yang kita cintai semua datang menusuk hati, atau ketika kita kehilangan harta benda, begitu pula manakala kita mendapat perlakuan yang buruk dari orang lain, ketika berpisah dengan saudara yang kita sayangi <a href="http://www.alhikmah.eu.org">demikian</a> pula ketika kita kehilangan anggota keluarga dari salah seorang anak kita, semua datang silih berganti, begitu juga dalam perkara-perkara menyedihkan yang lainnya.</div><div><br /></div><div>Musibah yang <a href="http://www.alhikmah.eu.org">menimpa</a> seorang hamba tidak lepas dari empat perkara, yang pertama kemungkinan musibah itu langsung mengenai dirinya sendiri, kedua: di dalam hartanya, ketiga: pada kehormatanya, keempat: pada anggota keluarganya atau orang-orang yang di cintainya. Sedangkan manusia pada umumnya, semua bisa mendapat musibah yang semacam ini, tidak pandang bulu, apakah dia seorang muslim atau kafir, orang yang baik atau fajir semua mendapat giliranya, sebagaimana bisa kita saksikan di tengah-tengah masyarakat kita.</div><div>Melihat begitu cepat datangnya masalah tersebut (dari bencana, musibah, kesedihan dll) di tambah lagi ketidaksiapan seseorang untuk <a href="http://www.alhikmah.eu.org">menghadapi</a> datangnya musibah yang begitu cepat, maka saya membuat kaidah-kaidah pokok (dalam tulisan ini) sebagai benteng supaya mampu menghadapi datangnya musibah. Tulisan yang saya susun ini semuanya berkisar pada keadaan umumnya kebanyakan <a href="http://www.alhikmah.eu.org">manusia</a>, dan setiap keadaan harus di sesuaikan dalam cara penanganannya. Seraya memohon mudah-mudahan Allah memberi saya taufik dan bimbinganNya.</div><div> </div><div>Adapun keadaan manusia dalam <a href="http://www.alhikmah.eu.org">kehidupan</a> ini, sebagaimana yang Allah Ta'ala sifati seperti dalam firmanNya:</div><div><br /></div><div>"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah". QS al-Balad: 4.</div><div><br /></div><div>Imam Ibnu Katsir mengatakan tentang ayat di atas: "Mereka berada dalam kepayahan, dalam masalah perkara dunia, dan dalam perkara akhirat. Dalam sebuah riwayat di katakan mereka berada dalam keadaan susah payah yang sangat karena sempitnya ruang kehidupan di dunia dan beratnya beban yang dipikul ketika di akhirat".</div><div>Maka manakala sebuah musibah turun menimpa, <a href="http://www.alhikmah.eu.org">membikin</a> suasana menjadi gelap gulita, dunia menjadi terasa sempit, maka dalam menangani problematikanya terkadang di butuhkan waktu yang lama serta usaha yang sungguh-sungguh bahkan bisa membutuhkan bantuan dari orang yang di percayai.</div><div><br /></div><div>Dan insya Allah akan saya sebutkan (dalam buku ini) sebagian hal positif yang bisa membantu mengatasi problem dan meminimalisir terjadinya problem tersebut, bahkan kemungkinan untuk bisa mencegah awal mula munculnya. Namun jangan langsung beranggapan bahwa siapa saja yang membaca cara pemecahan problem ini langsung mendapati dirinya bisa keluar dengan sempurna dari <a href="http://www.alhikmah.eu.org">problematika</a> kehidupan atau langsung hilang problematikanya dalam sekejap, tapi keadaanya bisa kita gambarkan seperti sebuah bangunan yang tinggi, terkadang bergoyang terkena angin kencang atau jatuh bagian bangunanya, maka yang perlu di pahami bahwa di sini kita sedang mencoba bersama untuk memperbaiki bangunan tersebut dan mengeluarkan sesuatu yang memang tidak di butuhkan lagi, dengan mempertahankan yang tersisa untuk tetap selamat kemudian mencoba membangun kembali, demikian seterusnya…dan membangun tidak seperti orang yang sedang merobohkan oleh karena itu dibutuhkan usaha yang maksimal dan kesabaran serta semangat yang panjang sampai bisa menyelesaikan problem yang di milikinya dengan izin Allah Azza wa jalla.</div></div><div><b><br /></b></div><div style="text-align: center;"><b><u>AMALAN DASHYAT,DO'A (HIZIB) SYEKH ABDUL QODIR AL-JAILANI</u></b><br /></div><div><br /></div><div>Sahabat yang beriman.</div><div><br /></div><div>Berkah dari hizib Syekh Abdul Qadir Jaelani begitu banyak, khususnya untuk kerezekian dan mendatangkan kesuksesan. Hizib wirid dan do’a yang ia ajarkan dikenal sebagai Hizib Syekh Abdul Qodir Jailani.</div><div><br /></div><div>Do’a (Hizib) Syekh Abdul Qodir Al Jailani </div><div>Khasiat hizib ini, insyaallah, diantaranya mendapat pertolongan secara ajaib/tidak terduga manakala menghadapi problem apapun. Hizib atau doa ini juga atas izin Allah dapat memperluas pintu rejeki, selamat dari aneka macam kejahatan</div><div><br /></div><div>Doa ini memiliki khasiat yang menakjubkan, yaitu barang siapa yang membaca doa ini 72x , maka akan menjadi sakti dengan izin Allah swt.</div><div><br /></div><div>Selain itu Allah SWT akan menunjukkan perlindungan dari kesusahan, prihatin, serta diluaskan <b><a href="http://www.alhikmah.eu.org">rezeqinya</a></b></div><div><br /></div><div>Di samping itu, bila ada orang yang akan berbuat jahat maka tidak akan <b><a href="http://www.alhikmah.eu.org">kesampaian</a></b>.</div><div><br /></div><div>Kita akan dijauhkan dari musuh, tenung, sihir/santet dan segala perkara yang tidak terperinci atas kekuasaan Allah SWT serta dipersatukan kelompoknya, dan dipenuhi kebutuhannya oleh Allah.</div><div><div class="separator"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicKpwwWiEOhMdZZSFZSINru_ESqyW9h6H12lOm1qfyliu70uvjLWxLIUjInV7eddRA7NvJoprZdcfwzk0Yl8rZvhC2Vh0denBlAe0NzGFNoTRN6YAAj8t8ZCXh9ERMnrzH5TgoYGRFhiCQrufx-7H2sg9G0YCAUclBcSG0sLQ_gent0Rw1fs6jNs25DA/s720/1659062717887.jpg"><img border="0" data-original-height="619" data-original-width="720" height="275" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicKpwwWiEOhMdZZSFZSINru_ESqyW9h6H12lOm1qfyliu70uvjLWxLIUjInV7eddRA7NvJoprZdcfwzk0Yl8rZvhC2Vh0denBlAe0NzGFNoTRN6YAAj8t8ZCXh9ERMnrzH5TgoYGRFhiCQrufx-7H2sg9G0YCAUclBcSG0sLQ_gent0Rw1fs6jNs25DA/s320/1659062717887.jpg" width="320" /></a></div><br /><div><br /></div></div><div><br /></div><div>Wallahuàlam</div><div><br /></div><div>Adapun yang mengamalkannya juga bisa mendapat pesan yang tersirat membaca menjadikannya:</div><div>1. Dikasihi dan dicintai makhluk</div><div>2. Diberikan ketentraman dalam rumah tangga</div><div>3. Disenangi dalam pergaulan</div><div>4. Mendapatkan kesaktian/kedigjayaan</div><div>5. Diberikan Yang Mahakuasa rezeki yang berlimpah</div><div>6. Mendapat perlindungan harta bendanya</div><div>7. Mendapat kecukupan barokah, karomah, fadhal.</div><div>8. Senantiasa mendapat pertolongan dari Yang Mahakuasa SWT.dll..</div><div><br /></div><div>Cara mengamalkan Doa (Hizib) Syekh Abdul Qodir Jaelani</div><div>Amalkan hizib ini bisa di dawwamkan (istiqomah) sehabis Sholat fardhu 5 waktu dibaca 1 kali, atau lebih bisa 72 kali dimohon sebelumnya kirim fatihah kepada:</div><div><br /></div><div>Kanjeng Nabi Muhammad Shalallahu Àlaihi Wassalam</div><div>Syekh Muhyidin Abdul Qodir al jailani </div><div>Agar menerima Ridho dan Karomahnya serta atas Izin Yang Mahakuasa supaya kita mendapat khasiat dan impian kita.</div><div><br /></div><div>Do’a (Hizib) Syekh Abdul Qodir Al Jailani</div><div><br /></div><div>بِسْمِ اللّــٰهِ الرَّحْــمٰنِ الرَّحِـيْمِ</div><div> </div><div>رَبِّ اِنِّي مَغْلُوْبٌ فَانْتَصِرْ، وَاجْبُرْ قَلْبِي الْمُنْكَسِرْ وَاجْمَعْ شَمْلِي الْمُنْدَثِرْ، اِنَّكَ أَنْتَ الرَّحْمَنُ الْمُقْتَدِرْ إِكْفِنِي يَاكَافِي وَأَنَا الْعَبْدُ الْمُفْتَقِرْ،وَكَفَى بِاللهِ وَلِيَّا،وَكَفَى بِاللهِ نَصِيْرَا إِنَّ الشِرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمِ، وَمَا اللهُ يُرِيْدُ ظُلْمًالِلْعِبَادْ فَقُطِعَ دَابِرَالْقَوْمِ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا، وَالْحَمْدُللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنِ</div><div><br /></div><div>Robbi innii maghluubun fantasir, wajbur qolbil munkatsir Wajmà syamlil mundatsir, innaka antar rohmanul muqtadirIkfinii yaa kaafi wa anal`abdul muftakir, wa kafaa billaahi waliyya , wa kafaa billaahi nashiiroInnasy syirka la zhulmun `azhiim, wa mallaahu yuriidu zulman lil `ibaadz Fa quthi`a daabirul qoumil ladziina zholamuu, wal hamdu lillaahi rabbil `aalamin.</div><div><br /></div><div><a href="https://www.alhikmah.eu.org/2022/07/karomah.html">BACA JUGA : KAROMAH TERBESAR SYEKH ABDUL QADIR AI-JAILANI</a></div><div><br /></div><div>Artinya:</div><div>“Wahai Yang Mahakuasa saya sudah kalah (kalah oleh badan dan nafsuku hingga tak bisa terus-menerus berdzikir dan mendekat kepada-Mu) maka berilah pertolongan, maka hiburlah hati yang telah hancur ini(Maka padukanlah kemuliaan dan kesempurnaan yang telah terselubung, sungguh Engkau Yang Maha Pengasih dan Maha Menentukan)</div><div><br /></div><div>Cukupkanlah bagiku (cukupilah segala kebutuhanku) dan saya ialah Hamba yg sangat membutuhkan uluran bantuan-Mu dan cukuplah sudah Yang Mahakuasa sebagai yang diandalkan, dan cukuplah sudah Yang Mahakuasa sebagai Penolong(Sungguh menduakan Yang Mahakuasa ialah kejahatan yang besar, dan tiadalah menginginkan kejahatan dan kegelapan bagi hamba hamba-Nya)(Maka terputuslah segala kebijaksanaan kancil dan perjuangan mereka mereka yang berbuat kejahatan, dan segala puji bagi Tuhan sekalian alam)”</div><div><br /></div><div>Berkah dan khasiat selanjutnya yang dapat kita ambil bila mau mengamalkan hizib syaikh abdul qodir jaelani ini:</div><div><br /></div><div>Menghilangkan segala kegelisahan, kegundahan hati dan segala kesusahan dalam hidup anda. Seberat apapun beban yang anda rasakan akan terasa ringan dengan rutin membaca hizib tersebut.</div><div>Membuka pintu rezeki, mengalirkan rezeki dengan begitu deras, melimpahkan serta melipat gandakan rezeki anda, serta menjadikannya rezeki yang berkah bagi hidup anda.</div><div><br /></div><div>Memberikan keselamatan diri anda, baik dari serangan insan maupun makhluk ghaib. Serta menghindarkan anda dari segala marabahaya.</div><div>Menjaga hati anda dari perbuatan mungkar yang dilaknat ALLAH SWT.</div><div><br /></div><div>Menghindarkan anda dari bencana alam dan kecelakaan atas izin Tuhan Yang Maha Kuasa.</div><div>Menjauhkan anda dari sihir, tenung, teluh, dan sebangsanya. Apapun sihirnya, Insya Yang Mahakuasa tidak akan bisa membahayakannya. Sebab ini do’a untuk mengalahkan para dukun yang bersedekah menggunakan amalan setanMembuat musuh-musuh anda tunduk dan takluk pada anda.</div><div>serta banyak lagi hikmah lainya</div><div><br /></div><div>(wallahu’alam)</div><div><br /></div><div><div style="text-align: center;"><b><u>PENUTUP</u></b></div><div><br /></div><div>Tentunya setiap tulisan punya topik pembahasan yang poin penekanannya pada masalah tertentu. Ini merupakan kunci untuk menutup artikel. Karena dari sekian macam-macam kalimat penutup ada yang berisi penegasan kembali atas poin utama tersebut. Dengan adanya penegasan kembali, tentunya ini akan menjadi cara bagi kita untuk memberi kesan kepada pembaca sekaligus memberikan pesan kita sebelum mengakhiri tulisan.</div><div><br /></div><div>Dari sekian banyak macam-macam teknik menutup tulisan, cara inilah yang paling banyak dipakai oleh para penulis baik fiksi maupun non-fiksi. Sebab cara ini tidak membutuhkan inspirasi tertentu untuk memberi kesan kepada pembaca. Kita hanya butuh kejelian untuk mengulang kembali apa yang sudah dibahas di bagian awal artike.</div></div><div><br /></div><div>Semoga bermanfaat.</div><div><br /></div><div><br /></div><div><div><a href="https://catyzon.exblog.jp/30563671/">https://catyzon.exblog.jp/30563671/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://catyzon.exblog.jp/30554671/">https://catyzon.exblog.jp/30554671/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://catyzon.exblog.jp/30539852/">https://catyzon.exblog.jp/30539852/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://flipe.exblog.jp/30609875/">https://flipe.exblog.jp/30609875/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://devfroka.exblog.jp/30584791/">https://devfroka.exblog.jp/30584791/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://pointdev.exblog.jp/30541338/">https://pointdev.exblog.jp/30541338/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://gifrok.exblog.jp/30592624/">https://gifrok.exblog.jp/30592624/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://eeput.exblog.jp/30561509/">https://eeput.exblog.jp/30561509/</a></div><div><br /></div><div><br /></div><div><br /></div><div><a href="https://poindev.exblog.jp/30544741/">https://poindev.exblog.jp/30544741/</a></div><div><br /></div><div><a href="https://alhikmah.eu.org/">https://alhikmah.eu.org/</a></div><div><br /></div><div><a href="http://www.alhikmah.eu.org/2022/08/al-fatihah.html?m=1">http://www.alhikmah.eu.org/2022/08/al-fatihah.html?m=1</a></div><div><br /></div><div><a href="http://web.alhikmah.eu.org/2022/12/app3.html?m=1">http://web.alhikmah.eu.org/2022/12/app3.html?m=1</a></div><div><br /></div><div><a href="https://app.alhikmah.eu.org/ada/index.html">https://app.alhikmah.eu.org/ada/index.html</a></div></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://lh3.googleusercontent.com/-3NBG9Skohgo/YvqvDKtSQpI/AAAAAAAADuo/_uZugFQgqL085DGa1m9BUaK4vink-vD0QCNcBGAsYHQ/s1600/1660595977477330-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://lh3.googleusercontent.com/-3NBG9Skohgo/YvqvDKtSQpI/AAAAAAAADuo/_uZugFQgqL085DGa1m9BUaK4vink-vD0QCNcBGAsYHQ/s1600/1660595977477330-0.png" width="400" />
</a>
</div><br /></div>Kangsodhttp://www.blogger.com/profile/13729572402153797671noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3372200744081059801.post-15219533730296954592023-07-13T11:19:00.001+07:002023-12-22T09:10:50.639+07:00KAROMAH SYEKH ABDUL QADIR JAILANI DAPAT MENGHIDUPKAN KEMBALI TULANG BELULANG<div><b><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://lh3.googleusercontent.com/-fVRJ3BSHoKA/YukRVcds_vI/AAAAAAAADjw/YXi88UwGkx0NvvvubMbP-u_l6eptlfMSACNcBGAsYHQ/s1600/1659441427601090-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://lh3.googleusercontent.com/-fVRJ3BSHoKA/YukRVcds_vI/AAAAAAAADjw/YXi88UwGkx0NvvvubMbP-u_l6eptlfMSACNcBGAsYHQ/s1600/1659441427601090-0.png" width="400" />
</a>
</div><br /></b></div><div><b><br /></b></div><div><b><br /></b></div><div><div style="text-align: center;"><b><u>Muqoddimah</u></b></div><div><br /></div><div>Segala puji hanya untuk Allah, Rabb semesta alam. Shalawat serta salam kita haturkan kepada Nabi kita <a href="http://www.alhikmah.eu.org">Muhammad</a> Shalallahu 'alaihi wa sallam, kepada keluarga serta seluruh sahabatnya beliau. Amma ba'du:</div><div><br /></div><div>Dalam kehidupan ini ada begitu banyak panah musibah yang begitu cepat menembus relung kehidupan kita, di tambah lagi dengan <a href="http://www.alhikmah.eu.org">tombak</a> bencana yang menancap kuat bersama lemparan waktu, tapi harus di sadari bahwa sesungguhnya kita sekarang sedang hidup pada sebuah negeri kehidupan yang penuh dengan cobaan dan ujian, negeri yang di dalamnya penuh dengan kepayahan dan kesedihan, serta resah dan kegelisahan, semua menghampiri kita. Tatkala kita sedang kehilangan orang yang kita cintai semua datang menusuk hati, atau ketika kita kehilangan harta benda, begitu pula manakala kita mendapat perlakuan yang buruk dari orang lain, ketika berpisah dengan saudara yang kita sayangi <a href="http://www.alhikmah.eu.org">demikian</a> pula ketika kita kehilangan anggota keluarga dari salah seorang anak kita, semua datang silih berganti, begitu juga dalam perkara-perkara menyedihkan yang lainnya.</div><div><br /></div><div>Musibah yang <a href="http://www.alhikmah.eu.org">menimpa</a> seorang hamba tidak lepas dari empat perkara, yang pertama kemungkinan musibah itu langsung mengenai dirinya sendiri, kedua: di dalam hartanya, ketiga: pada kehormatanya, keempat: pada anggota keluarganya atau orang-orang yang di cintainya. Sedangkan manusia pada umumnya, semua bisa mendapat musibah yang semacam ini, tidak pandang bulu, apakah dia seorang muslim atau kafir, orang yang baik atau fajir semua mendapat giliranya, sebagaimana bisa kita saksikan di tengah-tengah masyarakat kita.</div><div>Melihat begitu cepat datangnya masalah tersebut (dari bencana, musibah, kesedihan dll) di tambah lagi ketidaksiapan seseorang untuk <a href="http://www.alhikmah.eu.org">menghadapi</a> datangnya musibah yang begitu cepat, maka saya membuat kaidah-kaidah pokok (dalam tulisan ini) sebagai benteng supaya mampu menghadapi datangnya musibah. Tulisan yang saya susun ini semuanya berkisar pada keadaan umumnya kebanyakan <a href="http://www.alhikmah.eu.org">manusia</a>, dan setiap keadaan harus di sesuaikan dalam cara penanganannya. Seraya memohon mudah-mudahan Allah memberi saya taufik dan bimbinganNya.</div><div> </div><div>Adapun keadaan manusia dalam <a href="http://www.alhikmah.eu.org">kehidupan</a> ini, sebagaimana yang Allah Ta'ala sifati seperti dalam firmanNya:</div><div><br /></div><div>"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah". QS al-Balad: 4.</div><div><br /></div><div>Imam Ibnu Katsir mengatakan tentang ayat di atas: "Mereka berada dalam kepayahan, dalam masalah perkara dunia, dan dalam perkara akhirat. Dalam sebuah riwayat di katakan mereka berada dalam keadaan susah payah yang sangat karena sempitnya ruang kehidupan di dunia dan beratnya beban yang dipikul ketika di akhirat".</div><div>Maka manakala sebuah musibah turun menimpa, <a href="http://www.alhikmah.eu.org">membikin</a> suasana menjadi gelap gulita, dunia menjadi terasa sempit, maka dalam menangani problematikanya terkadang di butuhkan waktu yang lama serta usaha yang sungguh-sungguh bahkan bisa membutuhkan bantuan dari orang yang di percayai.</div><div><br /></div><div>Dan insya Allah akan saya sebutkan (dalam buku ini) sebagian hal positif yang bisa membantu mengatasi problem dan meminimalisir terjadinya problem tersebut, bahkan kemungkinan untuk bisa mencegah awal mula munculnya. Namun jangan langsung beranggapan bahwa siapa saja yang membaca cara pemecahan problem ini langsung mendapati dirinya bisa keluar dengan sempurna dari <a href="http://www.alhikmah.eu.org">problematika</a> kehidupan atau langsung hilang problematikanya dalam sekejap, tapi keadaanya bisa kita gambarkan seperti sebuah bangunan yang tinggi, terkadang bergoyang terkena angin kencang atau jatuh bagian bangunanya, maka yang perlu di pahami bahwa di sini kita sedang mencoba bersama untuk memperbaiki bangunan tersebut dan mengeluarkan sesuatu yang memang tidak di butuhkan lagi, dengan mempertahankan yang tersisa untuk tetap selamat kemudian mencoba membangun kembali, demikian seterusnya…dan membangun tidak seperti orang yang sedang merobohkan oleh karena itu dibutuhkan usaha yang maksimal dan kesabaran serta semangat yang panjang sampai bisa menyelesaikan problem yang di milikinya dengan izin Allah Azza wa jalla.</div></div><div><b><br /></b></div><div><div style="text-align: center;"><b><u>KAROMAH SYEKH ABDUL QADIR JAILANI DAPAT MENGHIDUPKAN KEMBALI TULANG BELULANG.</u></b></div><div><br /></div><div>Sahabat yang beriman.</div><div><br /></div><div><b><a href="http://www.alhikmah.eu.org">Diriwayatkan</a></b> bahwa ada seorang ibu bersama anak laki lakinya datang menghadap Syekh Abdul Qadir al-Jilani dengan mengantarkan anaknya. Ibu tersebut berkata " wahai syekh aku serahkan anak ku padamu untuk berguru kepadamu didiklah ia ajarkanlah kepadanya tentang ilmu <b><a href="http://www.alhikmah.eu.org">hikmah</a></b> dan ilmu suluk.</div><div><br /></div><div>Kemudian Syekh Abdul Qodir berkata baiklah tinggalkan anakmu disini .</div><div>Lalu syekh Abdul Qadir Jaelani <b><a href="http://www.alhikmah.eu.org">memerintahkan</a></b> agar si anak harus belajar dengan tekun mengikuti cara-cara orang salaf dan ditempatkannya di ruang khalwat.</div><div><br /></div><div>Beberapa bulan kemudian si ibu selaku orang tua murid datang menengok anaknya, dan berapa terkejutnya ia , dilihat tubuhnya si anak menjadi kurus, makannya hanya roti kering dan gandum.</div><div><br /></div><div>Si ibu kemudian masuk ke ruang Syekh Abdul Qodir dan ia melihat di hadapannya syekh baru saja menyantap ayam dan hanya tulang-tulang sisa makanan daging ayam yang sudah bersih.</div><div><br /></div><div><a href="https://www.alhikmah.eu.org/2022/08/kisah.html">BACA JUGA : KAROMAH SYEKH NAWAWI JARI JEMPOL MENYALA DENGAN TERANG.</a></div><div><br /></div><div>Ibu tersebut berkata, “Menurut penglihatan saya, tuan Syekh makan dengan makanan yang serba enak, sedang anak saya badannya kurus karena makannya hanya bubur gandum dan roti kering. Untuk itu apa maknanya sehingga ada perbedaan seperti ini wahai syekh...? “</div><div><br /></div><div>Mendengar perkataan itu lalu Syekh Abdul Qadir meletakkan tangannya yang mulia itu di atas tulang-tulang ayam sambil berkata, “Qumii bi idznillahi ta’ala alladzi yuhyil idhaama wa hiya ramiim (berdirilah dengan izin Allah Swt. yang menghidupkan tulang belulang yang sudah hancur).“</div><div><br /></div><div>Lalu dengan kuasa Allah maka berdirilah tulang-belulang itu menyatu kembali dan menjadi ayam kembali sambil <b><a href="http://www.alhikmah.eu.org">berkokok</a></b> ,</div><div><br /></div><div>“Tidak ada tuhan selain Allah, Muhammad utusan Allah, Syekh Abdul Qadir al-Jilani kekasih Allah.“</div><div><br /></div><div>Syekh Abdul Qodir al-Jilani lalu berkata pula kepada ibu dari muridnya tersebut,</div><div><br /></div><div>“Kalau anakmu dapat berbuat seperti ini, maka ia boleh makan seenaknya asalkan halal.”</div><div><br /></div><div>Ibu tersebut merasa malu kepada Syekh Abul Qadir dan memohon ma'af atas prasangka buruk. Dengan keyakinan yang bulat, ibu tersebut menyerahkan <b><a href="http://www.alhikmah.eu.org">anaknya</a></b> kepada Syekh Abdul Qodir untuk di didik agar menjadi seorang sufi yang sejati seperti syekh Abdul Qadir Jaelani...</div><div><br /></div><div><div style="text-align: center;"><b><u>PENUTUP</u></b></div><div><br /></div><div>Tentunya setiap tulisan punya topik pembahasan yang poin penekanannya pada masalah tertentu. Ini merupakan kunci untuk menutup artikel. Karena dari sekian macam-macam kalimat penutup ada yang berisi penegasan kembali atas poin utama tersebut. Dengan adanya penegasan kembali, tentunya ini akan menjadi cara bagi kita untuk memberi kesan kepada pembaca sekaligus memberikan pesan kita sebelum mengakhiri tulisan.</div><div><br /></div><div>Dari sekian banyak macam-macam teknik menutup tulisan, cara inilah yang paling banyak dipakai oleh para penulis baik fiksi maupun non-fiksi. Sebab cara ini tidak membutuhkan inspirasi tertentu untuk memberi kesan kepada pembaca. Kita hanya butuh kejelian untuk mengulang kembali apa yang sudah dibahas di bagian awal artike.</div></div><div><br /></div><div><br /></div><div>Semoga bermanfaat.</div></div><div><br /></div><div><div>#<a href="http://poindev.site">poindev.site</a></div></div><div># <a href="https://catyzon.exblog.jp" rel="nofollow" target="_blank">exblog</a></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://lh3.googleusercontent.com/-R4k9pkOlpgw/YvquF2qgzlI/AAAAAAAADts/OZ-EfhDy0KIvIumhGAyv5SQx9LfgyBhvACNcBGAsYHQ/s1600/1660595731220495-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://lh3.googleusercontent.com/-R4k9pkOlpgw/YvquF2qgzlI/AAAAAAAADts/OZ-EfhDy0KIvIumhGAyv5SQx9LfgyBhvACNcBGAsYHQ/s1600/1660595731220495-0.png" width="400" />
</a>
</div><br /></div><div><br /></div>Kangsodhttp://www.blogger.com/profile/13729572402153797671noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3372200744081059801.post-83625209205544450152023-07-04T05:51:00.004+07:002023-07-11T11:31:44.857+07:00KAROMAH SYEKH ABDUL QADIR BERUNTUNG NYA MURID TUAN SYEKH ABDUL QADIR AL JAILANI<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://lh3.googleusercontent.com/-RIYRdnFQmTE/YucbCIulaaI/AAAAAAAADio/dUVmOe3rqh8qiOfDAuqKs8Lnj3s72ZXzwCNcBGAsYHQ/s1600/1659312900337841-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://lh3.googleusercontent.com/-RIYRdnFQmTE/YucbCIulaaI/AAAAAAAADio/dUVmOe3rqh8qiOfDAuqKs8Lnj3s72ZXzwCNcBGAsYHQ/s1600/1659312900337841-0.png" width="400" />
</a>
</div><br /></div><div><br /></div><div><div style="text-align: center;"><b><u>Muqoddimah</u></b></div><div><br /></div><div>Segala puji hanya untuk Allah, Rabb semesta alam. Shalawat serta salam kita haturkan kepada Nabi kita <a href="http://www.alhikmah.eu.org">Muhammad</a> Shalallahu 'alaihi wa sallam, kepada keluarga serta seluruh sahabatnya beliau. Amma ba'du:</div><div><br /></div><div>Dalam kehidupan ini ada begitu banyak panah musibah yang begitu cepat menembus relung kehidupan kita, di tambah lagi dengan <a href="http://www.alhikmah.eu.org">tombak</a> bencana yang menancap kuat bersama lemparan waktu, tapi harus di sadari bahwa sesungguhnya kita sekarang sedang hidup pada sebuah negeri kehidupan yang penuh dengan cobaan dan ujian, negeri yang di dalamnya penuh dengan kepayahan dan kesedihan, serta resah dan kegelisahan, semua menghampiri kita. Tatkala kita sedang kehilangan orang yang kita cintai semua datang menusuk hati, atau ketika kita kehilangan harta benda, begitu pula manakala kita mendapat perlakuan yang buruk dari orang lain, ketika berpisah dengan saudara yang kita sayangi <a href="http://www.alhikmah.eu.org">demikian</a> pula ketika kita kehilangan anggota keluarga dari salah seorang anak kita, semua datang silih berganti, begitu juga dalam perkara-perkara menyedihkan yang lainnya.</div><div><br /></div><div>Musibah yang <a href="https://www.poindev.site" rel="nofollow" target="_blank">menimpa</a> seorang hamba tidak lepas dari empat perkara, yang pertama kemungkinan musibah itu langsung mengenai dirinya sendiri, kedua: di dalam hartanya, ketiga: pada kehormatanya, keempat: pada anggota keluarganya atau orang-orang yang di cintainya. Sedangkan manusia pada umumnya, semua bisa mendapat musibah yang semacam ini, tidak pandang bulu, apakah dia seorang muslim atau kafir, orang yang baik atau fajir semua mendapat giliranya, sebagaimana bisa kita saksikan di tengah-tengah masyarakat kita.</div><div>Melihat begitu cepat datangnya masalah tersebut (dari bencana, musibah, kesedihan dll) di tambah lagi ketidaksiapan seseorang untuk <a href="http://www.alhikmah.eu.org">menghadapi</a> datangnya musibah yang begitu cepat, maka saya membuat kaidah-kaidah pokok (dalam tulisan ini) sebagai benteng supaya mampu menghadapi datangnya musibah. Tulisan yang saya susun ini semuanya berkisar pada keadaan umumnya kebanyakan <a href="http://www.alhikmah.eu.org">manusia</a>, dan setiap keadaan harus di sesuaikan dalam cara penanganannya. Seraya memohon mudah-mudahan Allah memberi saya taufik dan bimbinganNya.</div><div> </div><div>Adapun keadaan manusia dalam <a href="https://www.atomfrok.eu.org">kehidupan</a> ini, sebagaimana yang Allah Ta'ala sifati seperti dalam firmanNya:</div><div><br /></div><div>"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah". QS al-Balad: 4.</div><div><br /></div><div>Imam Ibnu Katsir mengatakan tentang ayat di atas: "Mereka berada dalam kepayahan, dalam masalah perkara dunia, dan dalam perkara akhirat. Dalam sebuah riwayat di katakan mereka berada dalam keadaan susah payah yang sangat karena sempitnya ruang kehidupan di dunia dan beratnya beban yang dipikul ketika di akhirat".</div><div>Maka manakala sebuah musibah turun menimpa, <a href="http://www.alhikmah.eu.org">membikin</a> suasana menjadi gelap gulita, dunia menjadi terasa sempit, maka dalam menangani problematikanya terkadang di butuhkan waktu yang lama serta usaha yang sungguh-sungguh bahkan bisa membutuhkan bantuan dari orang yang di percayai.</div><div><br /></div><div>Dan insya Allah akan saya sebutkan (dalam buku ini) sebagian hal positif yang bisa membantu mengatasi problem dan meminimalisir terjadinya problem tersebut, bahkan kemungkinan untuk bisa mencegah awal mula munculnya. Namun jangan langsung beranggapan bahwa siapa saja yang membaca cara pemecahan problem ini langsung mendapati dirinya bisa keluar dengan sempurna dari <a href="https://www.flipe.eu.org">problematika</a> kehidupan atau langsung hilang problematikanya dalam sekejap, tapi keadaanya bisa kita gambarkan seperti sebuah bangunan yang tinggi, terkadang bergoyang terkena angin kencang atau jatuh bagian bangunanya, maka yang perlu di pahami bahwa di sini kita sedang mencoba bersama untuk memperbaiki bangunan tersebut dan mengeluarkan sesuatu yang memang tidak di butuhkan lagi, dengan mempertahankan yang tersisa untuk tetap selamat kemudian mencoba membangun kembali, demikian seterusnya…dan membangun tidak seperti orang yang sedang merobohkan oleh karena itu dibutuhkan usaha yang maksimal dan kesabaran serta semangat yang panjang sampai bisa menyelesaikan problem yang di milikinya dengan izin Allah Azza wa jalla.</div></div><div><br /></div><div style="text-align: center;"><b><u>KAROMAH SYEKH ABDUL QADIR BERUNTUNG NYA MURID TUAN SYEKH ABDUL QADIR AL JAILANI</u></b> </div><div><br /></div><div>Sahabat yang beriman.</div><div><br /></div><div>Syeikh Abdul Qadir Al Jailani adalah penduduk kota Jailan. Ia seorang Imam bermadzhab Hambali. Ia lahir pada hari Rabu tanggal 1 Ramadan di 470 H, 1077 M selatan Laut Kaspia yang sekarang menjadi Provinsi Mazandaran di Iran. </div><div><br /></div><div>Di dalam kitab Bahjatul Asror diriwayatkan bahwa Syekh Abdul Qodir pernah berkata: "Aku diberi sebuah buku luasnya sepanjang mata memandang untuk menuliskan dan mencatat nama-nama muridku sampai hari kiamat. </div><div><br /></div><div>Semua jumlah catatan murid dan ikhwanku itu telah Alloh berikan padaku dan telah menjadi milikku. </div><div><br /></div><div>Aku pernah bertanya kepada malaikat Malik penjaga pintu neraka: "Apakah ada padamu murid ataupun ikhwanku?" Malaikat Malik menjawab "Tidak ada dalam neraka". </div><div><br /></div><div>Syekh berkata: "Aku bersumpah demi Dzat Kemuliaan dan Keagungan Tuhan, sesungguhnya tanganku terhadap murid-muridku seperti langit menutupi bumi. </div><div><br /></div><div><b><a href="http://www.alhikmah.eu.org">Andaikan</a></b> murid-muridku itu buruk dan salah, maka akulah yang baik dan benar. Dan aku bersumpah demi Dzat Kemuliaan dan Keagungan Tuhan, dua telapak kakiku tidak akan bergeser setapakpun di hadapan Tuhan, terkecuali sudah mendapat keputusan bahwa aku bersama murid-muridku <b><a href="http://www.alhikmah.eu.org">berangkat</a></b> masuk surga". </div><div><br /></div><div>Lebih lanjut beliau berkata: "Senantiasa tanganku ini tidak akan lepas dari kepala murid-muridku, walaupun aku sedang berada di Timur (masyriq) dan muridku berada dibarat (Maghrib) , lalu muridku itu terlihat dan tersingkap auratnya maka tanganku akan segera menutupinya. Demi Dzat Kemuliaan dan Keagungan Tuhan, pada hari kiamat nanti aku akan berdiri tegak di hadapan pintu gerbang neraka, sekali lagi aku tidak akan bergeser dan berdiri tegak sebelum semua muridku sudah masuk ke surga, karena Alloh Yang Maha Kuasa telah menjanjikan padaku bahwa murid-muridku tidak akan dimasukkan kedalam neraka. </div><div><br /></div><div><a href="https://www.alhikmah.eu.org/2022/07/karomah-syekh-abdul-qodir-al-jailani.html">BACA JUGA : KAROMAH SYEKH ABDUL QODIR AL-JAILANI</a><span style="font-weight: bold;"></span></div><div><br /></div><div>Barang siapa yang berguru serta cinta/ mahabbah padaku pasti aku menghadap (menaruh perhatian) padanya. Dan malaikat Munkar Nakir telah berjanji padaku bahwa mereka tidak akan menakut-nakuti, atau menimbulkan rasa kaget/terkejut pada murid-muridku".</div><div><br /></div><div> والله أعلم اللّهم صلّ و سلّم و بارك علي سيّدنا محمّد </div><div><br /></div><div>Rindu adalah hak hati yg tak kan bisa diobati selain dengan bersama rindu. Rindu tetaplah rindu tak kan terobati hingga adanya temu.</div><div><br /></div><div>Allahumma, berkat Rasulullah, berkat wali-waliyullah, berkat guru-guru kami ya Allah. Mudah-mudahan kita semua, bapak ibu kami, keluarga kami, tetangga kami dan orang-orang yang cinta kepada kami ya Allah, mendapat ampunan segala dosa dan kesalahan lahir batin seumur hidup, mendapat rahmat yang luas, selamat dunia akhirat, mati beriman sempurna, segala hajat qobul, terkumpul dalam surga bighoiri hisab.</div><div><br /></div><div>ー</div><div><br /></div><div>اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد عبدك ورسولك ونبيك النبي الأمي وعلى آله وصحبه أجمعين</div><div><br /></div><div>اقرؤوا الصلاة على النبي</div><div><br /></div><div>———</div><div><br /></div><div>اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِأُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ </div><div>اَللّٰهُمَّ ارْحَمْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ</div><div>اَللّٰهُمَّ اسْتُرْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ </div><div>اَللّٰهُمَّ اجْبُرْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ</div><div><br /></div><div>———</div><div><br /></div><div><div style="text-align: center;"><b><u>PENUTUP</u></b></div><div><br /></div><div>Tentunya setiap tulisan punya topik pembahasan yang poin penekanannya pada masalah tertentu. Ini merupakan kunci untuk menutup artikel. Karena dari sekian macam-macam kalimat penutup ada yang berisi penegasan kembali atas poin utama tersebut. Dengan adanya penegasan kembali, tentunya ini akan menjadi cara bagi kita untuk memberi kesan kepada pembaca sekaligus memberikan pesan kita sebelum mengakhiri tulisan.</div><div><br /></div><div>Dari sekian banyak macam-macam teknik menutup tulisan, cara inilah yang paling banyak dipakai oleh para penulis baik fiksi maupun non-fiksi. Sebab cara ini tidak membutuhkan inspirasi tertentu untuk memberi kesan kepada pembaca. Kita hanya butuh kejelian untuk mengulang kembali apa yang sudah dibahas di bagian awal artike.</div></div><div><br /></div><div>Semoga bermanfaat.</div><div><br /></div><div>#<a href="https://poindev.site" rel="nofollow" target="_blank">poindev.site</a></div><div>#<a href="http://atomfrok.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">atomfrok.eu.org</a></div><div>#<a href="http://flipe.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">flipe.eu.org</a></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://lh3.googleusercontent.com/-tFdjsxz9QuE/YvqvgNOQbuI/AAAAAAAADu4/YEl43zgoW34gtuj5vymjQ-i5BsaK4hWDgCNcBGAsYHQ/s1600/1660596091914588-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://lh3.googleusercontent.com/-tFdjsxz9QuE/YvqvgNOQbuI/AAAAAAAADu4/YEl43zgoW34gtuj5vymjQ-i5BsaK4hWDgCNcBGAsYHQ/s1600/1660596091914588-0.png" width="400" />
</a>
</div><br /></div>Kangsodhttp://www.blogger.com/profile/13729572402153797671noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3372200744081059801.post-53324192785701531182023-06-14T10:23:00.007+07:002023-12-22T09:17:23.855+07:00Manusia Dan Ujian<p style="text-align: left;"> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEil2eHgtWrJlCLeLpdiL2Oa4vDkf2UMpoDyOwH5nQpq2vVXuO2XjbUAjG8ujNjX_q0Bn4VVWHvH_5bzvihOo-j4tm1BQdzhHmpFlwJ2y_GpTlnuodATbemzR0MR62-cww-7Gn-8ei5-X89LNbVTAVqy5eUMYJpW4hjNQQ40XsM1G9xIeecnIAr6uv5tkA/s810/1686712915046.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="https://www.alhikmah.eu.org" border="0" data-original-height="500" data-original-width="810" height="198" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEil2eHgtWrJlCLeLpdiL2Oa4vDkf2UMpoDyOwH5nQpq2vVXuO2XjbUAjG8ujNjX_q0Bn4VVWHvH_5bzvihOo-j4tm1BQdzhHmpFlwJ2y_GpTlnuodATbemzR0MR62-cww-7Gn-8ei5-X89LNbVTAVqy5eUMYJpW4hjNQQ40XsM1G9xIeecnIAr6uv5tkA/w320-h198/1686712915046.jpg" title="https://www.alhikmah.eu.org" width="320" /></a></div><br /><p></p><h4 style="text-align: left;">Manusia Dan Ujian</h4><p>Sebenarnya Kita <a href="https://www.alhikmah.eu.org" target="_blank">Manusia</a> Adalah Makhluk Yang Selalu Mencari Ujian. Karena kita ingin mencanyasi derajat Yang lebih tinggi sebagai manusia (biasa), yaMaDi manusia yang lebih Baik.</p><p><br /></p><p>Baru Kelas 1 sd mau naik ke kelas 2 kita iktuan. Dari Sd Ke Sltp, Kita Ikut Ujian. Menuju SLTA Ujian Lagi</p><p>Mau Masuk <a href="https://www.alhikmah.eu.org" target="_blank">Universitas</a>, Kita Delangan Penuh Semangat Ikut Ujian. Mau Dapat Kerja, bantahan Daftar Ikut Ujian. Delangan Pilihan Sendiri, Penuh Semangat, Kurang Tulis Dan Banyak Pengorbaan Kita Menempuh Ujian-Jian Itu. Kita <a href="https://www.poindev.site" rel="nofollow" target="_blank">Melakukannya</a>, Karena Kita Mengatahui Dibaliknya Ada Kebaikan.</p><p><br /></p><p>Ujian Sekolah, Ujian Mendapat Pekerjaan Adalah Bagian Dari Ujian Hidup Yang Begitu Banyak Jenisnya. TAPI, KADANG KITA MENGADAPINYA DENGAN Cara Yang Berbeda. Hausnya, Kita Menghadapi Ujian Hidup Yang Lain Sama Seperti Menghadapi Ujian Sekolah Atau Masuk Kerja.</p><p><br /></p><p>Jika Allah Ta'ala Anggota Kita Ujian Dan Cobaan, Yang Pertama Kali Kita Ingat Adalah Hadist BerIKUT INI:</p><p><br /></p><p>أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسemaryasanّمَ ، سُئِلَاءً ا النَّاسِ أَش murah] قَالES: «الأَنْبِي َاءُ ، ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ</p><p><br /></p><p>Iklan kacamata minus net baru</p><p>“Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam Ditanya: Siapa Yang Paling Besar Cobaan/Ujiannya. BELIAU MENJAWAB : Para Nabi, Kemudian Yang Lebih Menyerupai Mereka, Kemudian Yang Lebih Menyerupai Mereka” (hr. Tirmidzi)</p><p><br /></p><div><a href="https://www.alhikmah.eu.org/2022/07/karomah_20.html">BACA JUGA : KAROMAH SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI MENGETAHUI KESUCIAN SANTRINYA</a></div><div><br /></div><p><br /></p><p>Kalau Begitu Keadaananya, Maka Kita Berbesar Hati Gelangan Cobaan Yang MISIMMA Kita, Karena Semakin Banyak Cobaan Semakin Tinggi Derajat Dan Kedudukan Kita. Para nabi alaihimussalam <a href="https://www.atomfrok.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">menebus</a> banyak dan besar cobaanya, maka kedudukannya paling tinggi.</p><p><br /></p><p>Hal Lain Yang Perlu Kita Ingat, Bahwa Setiap Cobaan Atau Ujian Yang Mesimpa Kita, Tidak Lepas Dari Dua Hal:</p><p><br /></p><p>Jika Kita Orang Yang Baik, Maka Itu Menjadi Tambahan Pahala Kita</p><p>Jika Kita Banyak Lalai, Itu Menjadi Peringatan Atas Kita Dan Menjadi Sebab Berkurangnya Dosa Kita.</p><p>Dari Kedua Sisi Di Atas; Semuanya Baik.</p><p>Oleh Karena Itu, Hadapilah Ujian Hidup Anda Sebagaimana SEDANG MENGADAPI UJIAN SEKOLAH ATAU <a href="https://www.flipe.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">MASUK</a> Kerja.</p><p><br /></p><p>SEMoga Allah Ta'ala Selalu Anggota Yang Terbaik Bagi Dunia Dan Akhirat Kita, Amiin</p><p><br /></p><div>#<a href="http://poindev.site">poindev.site</a></div><div># <a href="https://catyzon.exblog.jp" rel="nofollow" target="_blank">catyzon</a></div>Kangsodhttp://www.blogger.com/profile/13729572402153797671noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3372200744081059801.post-1995472724201866332023-06-11T07:26:00.004+07:002023-12-22T09:17:41.304+07:00ROSUL MENEMUI SYEKH ABDUL QADIR,BIBIR SANG WALI TERKUNCI<div><b><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://lh3.googleusercontent.com/-PweQljj2YTU/Yuic5diDmyI/AAAAAAAADjQ/ac6mXMHxn38RLlA69xEjJzXcI3yC80kzQCNcBGAsYHQ/s1600/1659411679218747-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://lh3.googleusercontent.com/-PweQljj2YTU/Yuic5diDmyI/AAAAAAAADjQ/ac6mXMHxn38RLlA69xEjJzXcI3yC80kzQCNcBGAsYHQ/s1600/1659411679218747-0.png" width="400" />
</a>
</div><br /></b></div><div><br /></div><div><div style="text-align: center;"><b><u>Muqoddimah</u></b></div><div><br /></div><div>Segala puji hanya untuk Allah, Rabb semesta alam. Shalawat serta salam kita haturkan kepada Nabi kita <a href="http://www.alhikmah.eu.org">Muhammad</a> Shalallahu 'alaihi wa sallam, kepada keluarga serta seluruh sahabatnya beliau. Amma ba'du:</div><div><br /></div><div>Dalam kehidupan ini ada begitu banyak panah musibah yang begitu cepat menembus relung kehidupan kita, di tambah lagi dengan <a href="http://www.alhikmah.eu.org">tombak</a> bencana yang menancap kuat bersama lemparan waktu, tapi harus di sadari bahwa sesungguhnya kita sekarang sedang hidup pada sebuah negeri kehidupan yang penuh dengan cobaan dan ujian, negeri yang di dalamnya penuh dengan kepayahan dan kesedihan, serta resah dan kegelisahan, semua menghampiri kita. Tatkala kita sedang kehilangan orang yang kita cintai semua datang menusuk hati, atau ketika kita kehilangan harta benda, begitu pula manakala kita mendapat perlakuan yang buruk dari orang lain, ketika berpisah dengan saudara yang kita sayangi <a href="http://www.poindev.site">demikian</a> pula ketika kita kehilangan anggota keluarga dari salah seorang anak kita, semua datang silih berganti, begitu juga dalam perkara-perkara menyedihkan yang lainnya.</div><div><br /></div><div>Musibah yang <a href="http://www.alhikmah.eu.org">menimpa</a> seorang hamba tidak lepas dari empat perkara, yang pertama kemungkinan musibah itu langsung mengenai dirinya sendiri, kedua: di dalam hartanya, ketiga: pada kehormatanya, keempat: pada anggota keluarganya atau orang-orang yang di cintainya. Sedangkan manusia pada umumnya, semua bisa mendapat musibah yang semacam ini, tidak pandang bulu, apakah dia seorang muslim atau kafir, orang yang baik atau fajir semua mendapat giliranya, sebagaimana bisa kita saksikan di tengah-tengah masyarakat kita.</div><div>Melihat begitu cepat datangnya masalah tersebut (dari bencana, musibah, kesedihan dll) di tambah lagi ketidaksiapan seseorang untuk <a href="http://www.alhikmah.eu.org">menghadapi</a> datangnya musibah yang begitu cepat, maka saya membuat kaidah-kaidah pokok (dalam tulisan ini) sebagai benteng supaya mampu menghadapi datangnya musibah. Tulisan yang saya susun ini semuanya berkisar pada keadaan umumnya kebanyakan <a href="http://www.alhikmah.eu.org">manusia</a>, dan setiap keadaan harus di sesuaikan dalam cara penanganannya. Seraya memohon mudah-mudahan Allah memberi saya taufik dan bimbinganNya.</div><div> </div><div>Adapun keadaan manusia dalam <a href="http://www.atomfrok.eu.org">kehidupan</a> ini, sebagaimana yang Allah Ta'ala sifati seperti dalam firmanNya:</div><div><br /></div><div>"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah". QS al-Balad: 4.</div><div><br /></div><div>Imam Ibnu Katsir mengatakan tentang ayat di atas: "Mereka berada dalam kepayahan, dalam masalah perkara dunia, dan dalam perkara akhirat. Dalam sebuah riwayat di katakan mereka berada dalam keadaan susah payah yang sangat karena sempitnya ruang kehidupan di dunia dan beratnya beban yang dipikul ketika di akhirat".</div><div>Maka manakala sebuah musibah turun menimpa, <a href="http://www.alhikmah.eu.org">membikin</a> suasana menjadi gelap gulita, dunia menjadi terasa sempit, maka dalam menangani problematikanya terkadang di butuhkan waktu yang lama serta usaha yang sungguh-sungguh bahkan bisa membutuhkan bantuan dari orang yang di percayai.</div><div><br /></div><div>Dan insya Allah akan saya sebutkan (dalam buku ini) sebagian hal positif yang bisa membantu mengatasi problem dan meminimalisir terjadinya problem tersebut, bahkan kemungkinan untuk bisa mencegah awal mula munculnya. Namun jangan langsung beranggapan bahwa siapa saja yang membaca cara pemecahan problem ini langsung mendapati dirinya bisa keluar dengan sempurna dari <a href="http://www.flipe.eu.org">problematika</a> kehidupan atau langsung hilang problematikanya dalam sekejap, tapi keadaanya bisa kita gambarkan seperti sebuah bangunan yang tinggi, terkadang bergoyang terkena angin kencang atau jatuh bagian bangunanya, maka yang perlu di pahami bahwa di sini kita sedang mencoba bersama untuk memperbaiki bangunan tersebut dan mengeluarkan sesuatu yang memang tidak di butuhkan lagi, dengan mempertahankan yang tersisa untuk tetap selamat kemudian mencoba membangun kembali, demikian seterusnya…dan membangun tidak seperti orang yang sedang merobohkan oleh karena itu dibutuhkan usaha yang maksimal dan kesabaran serta semangat yang panjang sampai bisa menyelesaikan problem yang di milikinya dengan izin Allah Azza wa jalla.</div></div><div><b><br /></b></div><div style="text-align: center;"><u><b>ROSUL MENEMUI SYEKH ABDUL QADIR,BIBIR SANG WALI TERKUNCI</b></u><br /></div><div><br /></div><div><br /></div><div>Sabahat yang beriman.</div><div><br /></div><div>Kisah Syekh Abdul Qodir Jailani didatangi langsung oleh Baginda Nabi Muhammad dan Sayidina Ali.</div><div><br /></div><div>Pada saat itu lidah Syekh Abdul Qodir Jaelani seperti terkunci saat diminta mengajar di hadapan ribuan orang.</div><div>Syekh Abdul Qodir merupakan orang Arab yang lahir di Persia, Iran. Kampungnya namanya Jilan. Provinsinya Thus, satu daerah dengan Imam Ghozali.</div><div><br /></div><div><b><a href="http://www.alhikmah.eu.org">Setelah</a></b> selesai belajar di pesantren Baghdad, beliau tidak pulang ke Iran, tetapi bermukim di sana.</div><div>Suatu hari, di pagi hari ribuan manusia datang meminta untuk diajarkan ilmu Syekh Abdul Qodir Jailani. Supaya dapat kemanfaatan dari ilmunya.</div><div>Syekh Abdul Qodir menjawab, ‘Saya belum berani mengajarkan ilmu-ilmu saya sebelum mendapat perintah langsung nabi.’</div><div>Menjelang dhuhur, nabi datang. Bukan lewat mimpi tetapi datang langsung, syakhsia jasadiyah. Orang apabila mencapai maqam-nya bisa seperti itu.</div><div><br /></div><div>Nabi <b><a href="http://www.alhikmah.eu.org">memerintah</a></b> seperti usulnya orang banyak tadi: Orang sebanyak ini ajarkanlah ilmumu. Supaya dapat kemanfaatan dari ilmumu.’</div><div>Nabi memerintah seperti itu, Syekh Abdul Qodir mengatakan, “Rasul, bagaimana saya mengajari orang-orang Baghdad, mereka alim-alim dan fasih sementara saya orang asing.”</div><div><br /></div><div><a href="https://www.alhikmah.eu.org/2022/07/kisah_29.html">BACA JUGA : KISAH IMAM AL GHAZALI رحمه الله BELAJAR MEMBERSIHKAN HATI</a></div><div><b><br /></b></div><div>Rasul berkata. “Abdul Qodir bukalah mulutmu!”</div><div>Syekh Abdul Qodir bertanya, “Sayyidina Ali kok meludahinya tidak seperti nabi? Nabi meludahi tujuh kali, sampeyan kok enam kali?”</div><div>Sayyidina Ali berkata, “Abdul Qodir, saya menjaga tata krama dengan nabi. Nabi meludahi tujuh kali masak saya meludahi tujuh kali?</div><div>Orang yang salah paham nanti mengira saya menyamai nabi. Saya khawatir ada anggapan seperti itu. Makanya saya meludahi enam kali.”</div><div>Setelah Sayyidina Ali pergi Syekh Abdul Qodir mengajar dengan lancar. Ribuan ilmu keluar dari hatinya.</div><div><br /></div><div>Orang yng datang mengular hingga tujuh kilometer atau lebih dari puluhan ribu pada saat itu.</div><div>Orang yang duduk di paling belakang.</div><div><br /></div><div><div style="text-align: center;"><b><u>PENUTUP</u></b></div><div><br /></div><div>Tentunya setiap tulisan punya topik pembahasan yang poin penekanannya pada masalah tertentu. Ini merupakan kunci untuk menutup artikel. Karena dari sekian macam-macam kalimat penutup ada yang berisi penegasan kembali atas poin utama tersebut. Dengan adanya penegasan kembali, tentunya ini akan menjadi cara bagi kita untuk memberi kesan kepada pembaca sekaligus memberikan pesan kita sebelum mengakhiri tulisan.</div><div><br /></div><div>Dari sekian banyak macam-macam teknik menutup tulisan, cara inilah yang paling banyak dipakai oleh para penulis baik fiksi maupun non-fiksi. Sebab cara ini tidak membutuhkan inspirasi tertentu untuk memberi kesan kepada pembaca. Kita hanya butuh kejelian untuk mengulang kembali apa yang sudah dibahas di bagian awal artike.</div></div><div><br /></div><div>Semoga bermanfaat.</div><div><br /></div><div><div>#<a href="http://poindev.site">poindev.site</a></div><div># <a href="https://catyzon.exblog.jp" rel="nofollow" target="_blank">catyzon</a></div></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://lh3.googleusercontent.com/-wo7TrcquW9g/YvquLyr11rI/AAAAAAAADt0/Z1Lr8vUY89I7MPt1Wf9JE_aFs4Vhh3SlQCNcBGAsYHQ/s1600/1660595756287678-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://lh3.googleusercontent.com/-wo7TrcquW9g/YvquLyr11rI/AAAAAAAADt0/Z1Lr8vUY89I7MPt1Wf9JE_aFs4Vhh3SlQCNcBGAsYHQ/s1600/1660595756287678-0.png" width="400" />
</a>
</div><br /></div><div><br /></div>Kangsodhttp://www.blogger.com/profile/13729572402153797671noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3372200744081059801.post-80188334219819402782023-06-03T12:04:00.003+07:002023-07-11T11:33:41.517+07:00DAHSYATNYA SHALAWAT NABI<div><b><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://lh3.googleusercontent.com/-FBpyBzue4xg/Yun6qy9fFTI/AAAAAAAADkE/bj46hulGEOg7F7KYD8RLrTGhNW4Nwf6XgCNcBGAsYHQ/s1600/1659501219960279-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img alt="DAHSYATNYA SHALAWAT NABI-alhikmah" border="0" height="400" src="https://lh3.googleusercontent.com/-FBpyBzue4xg/Yun6qy9fFTI/AAAAAAAADkE/bj46hulGEOg7F7KYD8RLrTGhNW4Nwf6XgCNcBGAsYHQ/w400-h400/1659501219960279-0.png" title="DAHSYATNYA SHALAWAT NABI-alhikmah" width="400" />
</a>
</div><br /></b></div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: center;"><b><u>Muqoddimah</u></b></div><div><br /></div><div>Segala puji hanya untuk Allah, Rabb semesta alam. Shalawat serta salam kita haturkan kepada Nabi kita <a href="http://www.alhikmah.eu.org">Muhammad</a> Shalallahu 'alaihi wa sallam, kepada keluarga serta seluruh sahabatnya beliau. Amma ba'du:</div><div><br /></div><div>Dalam kehidupan ini ada begitu banyak panah musibah yang begitu cepat menembus relung kehidupan kita, di tambah lagi dengan <a href="http://www.alhikmah.eu.org">tombak</a> bencana yang menancap kuat bersama lemparan waktu, tapi harus di sadari bahwa sesungguhnya kita sekarang sedang hidup pada sebuah negeri kehidupan yang penuh dengan cobaan dan ujian, negeri yang di dalamnya penuh dengan kepayahan dan kesedihan, serta resah dan kegelisahan, semua menghampiri kita. Tatkala kita sedang kehilangan orang yang kita cintai semua datang menusuk hati, atau ketika kita kehilangan harta benda, begitu pula manakala kita mendapat perlakuan yang buruk dari orang lain, ketika berpisah dengan saudara yang kita sayangi <a href="http://www.alhikmah.eu.org">demikian</a> pula ketika kita kehilangan anggota keluarga dari salah seorang anak kita, semua datang silih berganti, begitu juga dalam perkara-perkara menyedihkan yang lainnya.</div><div><br /></div><div>Musibah yang <a href="http://www.atomfrok.eu.org">menimpa</a> seorang hamba tidak lepas dari empat perkara, yang pertama kemungkinan musibah itu langsung mengenai dirinya sendiri, kedua: di dalam hartanya, ketiga: pada kehormatanya, keempat: pada anggota keluarganya atau orang-orang yang di cintainya. Sedangkan manusia pada umumnya, semua bisa mendapat musibah yang semacam ini, tidak pandang bulu, apakah dia seorang muslim atau kafir, orang yang baik atau fajir semua mendapat giliranya, sebagaimana bisa kita saksikan di tengah-tengah masyarakat kita.</div><div>Melihat begitu cepat datangnya masalah tersebut (dari bencana, musibah, kesedihan dll) di tambah lagi ketidaksiapan seseorang untuk <a href="http://www.alhikmah.eu.org">menghadapi</a> datangnya musibah yang begitu cepat, maka saya membuat kaidah-kaidah pokok (dalam tulisan ini) sebagai benteng supaya mampu menghadapi datangnya musibah. Tulisan yang saya susun ini semuanya berkisar pada keadaan umumnya kebanyakan <a href="http://www.alhikmah.eu.org">manusia</a>, dan setiap keadaan harus di sesuaikan dalam cara penanganannya. Seraya memohon mudah-mudahan Allah memberi saya taufik dan bimbinganNya.</div><div> </div><div>Adapun keadaan manusia dalam <a href="http://www.poindev.eu.org">kehidupan</a> ini, sebagaimana yang Allah Ta'ala sifati seperti dalam firmanNya:</div><div><br /></div><div>"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah". QS al-Balad: 4.</div><div><br /></div><div>Imam Ibnu Katsir mengatakan tentang ayat di atas: "Mereka berada dalam kepayahan, dalam masalah perkara dunia, dan dalam perkara akhirat. Dalam sebuah riwayat di katakan mereka berada dalam keadaan susah payah yang sangat karena sempitnya ruang kehidupan di dunia dan beratnya beban yang dipikul ketika di akhirat".</div><div>Maka manakala sebuah musibah turun menimpa, <a href="http://www.alhikmah.eu.org">membikin</a> suasana menjadi gelap gulita, dunia menjadi terasa sempit, maka dalam menangani problematikanya terkadang di butuhkan waktu yang lama serta usaha yang sungguh-sungguh bahkan bisa membutuhkan bantuan dari orang yang di percayai.</div><div><br /></div><div>Dan insya Allah akan saya sebutkan (dalam buku ini) sebagian hal positif yang bisa membantu mengatasi problem dan meminimalisir terjadinya problem tersebut, bahkan kemungkinan untuk bisa mencegah awal mula munculnya. Namun jangan langsung beranggapan bahwa siapa saja yang membaca cara pemecahan problem ini langsung mendapati dirinya bisa keluar dengan sempurna dari <a href="http://www.alhikmah.eu.org">problematika</a> kehidupan atau langsung hilang problematikanya dalam sekejap, tapi keadaanya bisa kita gambarkan seperti sebuah bangunan yang tinggi, terkadang bergoyang terkena angin kencang atau jatuh bagian bangunanya, maka yang perlu di pahami bahwa di sini kita sedang mencoba bersama untuk memperbaiki bangunan tersebut dan mengeluarkan sesuatu yang memang tidak di butuhkan lagi, dengan mempertahankan yang tersisa untuk tetap selamat kemudian mencoba membangun kembali, demikian seterusnya…dan membangun tidak seperti orang yang sedang merobohkan oleh karena itu dibutuhkan usaha yang maksimal dan kesabaran serta semangat yang panjang sampai bisa menyelesaikan problem yang di milikinya dengan izin Allah Azza wa jalla.</div><div><br /></div><div><br /></div></div><div style="text-align: center;"><b><u>*"DAHSYATNYA SHALAWAT NABI"* </u></b></div><div style="text-align: center;"><b><u><br /></u></b></div><div style="text-align: center;"><b><u><br /></u></b></div><div><br /></div><div>*﷽*</div><div>*۞اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞*</div><div>*🌾اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ*</div><div><br /></div><div>Sahabat yang beriman.</div><div><br /></div><div>• JIBRIL AS datang kepada RASULULLAH ﷺ..</div><div><br /></div><div>* Rasul bertanya : "Wahai Jibril, 'Amalan apa yang paling disukai ALLAH SWT ?" apa Istighfar, apa Subhanallah, apa laa hawla walaa quwwata illa billah.. ?? amalan apa.. ??</div><div><br /></div><div>• Jibril menjawab: "SHALAWAT kepada <b><a href="http://www.alhikmah.eu.org">Engkau</a></b> wahai MUHAMMAD, itulah amalan yg paling disukai oleh ALLAH SWT".</div><div><br /></div><div><b><a href="http://www.flipe.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">Satu-satunya</a></b> perintah ALLAH Ta'ala yang ALLAH sendiri melakukannya adalah bershalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ..</div><div><br /></div><div>• Shalawat merupakan perintah langsung ALLAH Ta'ala kepada orang-orang beriman sebagaimana firman-Nya;</div><div><br /></div><div>اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰٓٮِٕكَتَهٗ يُصَلُّوۡنَ عَلَى النَّبِىِّ ؕ يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا صَلُّوۡا عَلَيۡهِ وَسَلِّمُوۡا تَسۡلِيۡمًا</div><div><br /></div><div>"Sesungguhnya ALLAH dan Para Malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman.! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." [QS Al-Ahzab: Ayat 56].</div><div><br /></div><div><a href="https://www.alhikmah.eu.org/2022/08/jangan.html">BACA JUGA : JANGAN SAKITI ANAK YATIM</a></div><div><br /></div><div> "<b><a href="http://www.alhikmah.eu.org">MALAIKAT JIBRIL</a></b>"</div><div>”Wahai Rasulullah.. Barang siapa yang membaca shalawat kepadamu tiap-tiap hari sebanyak sepuluh kali maka akan aku bimbing tangannya dan akan aku bawa dia melintasi titian (Shirathal Mustaqim) seperti kilat menyambar”.</div><div><br /></div><div><a href="http://www.alhikmah.eu.org"><b>"MALAIKAT MIKAIL"</b></a></div><div>”Ya Rasulullah..mereka yang bersholawat kepadamu akan aku beri mereka itu minuman dari telagamu (telaga Kautsar)".</div><div><br /></div><div><b><a href="http://www.alhikmah.eu.org">"MALAIKAT ISRAFIL"</a></b></div><div>”Mereka yang bershalawat kepadamu..aku akan sujud kepada ALLAH dan aku tidak akan mengangkat kepalaku sehingga ALLAH mengampuni Seluruh dosa2 orang itu (orang yang bershalawat)”.</div><div><br /></div><div><b><a href="http://www.alhikmah.eu.org"> "MALAIKAT IZRAIL"</a></b></div><div>”Ya Rasulallah..Bagi mereka yang bershalawat kepadamu..akan aku cabut ruh mereka itu dengan selembut-lembutnya seperti aku mencabut ruh pada Nabi-Nabi”.</div><div>[Kitab Kifayatul Atqiya.]</div><div>بَارَكَ اللهُ فِيْكُ..</div><div><br /></div><div>Semoga ALLAH meridha'i kita semua dan mendapatkan Syafa'at Rasulullah ﷺ di akhirat kelak..!!</div><div>Aamiin yaa robbal'alamin 🤲 </div><div><br /></div><div><br /></div><div><div style="text-align: center;"><b><u>PENUTUP</u></b></div><div><br /></div><div>Tentunya setiap tulisan punya topik pembahasan yang poin penekanannya pada masalah tertentu. Ini merupakan kunci untuk menutup artikel. Karena dari sekian macam-macam kalimat penutup ada yang berisi penegasan kembali atas poin utama tersebut. Dengan adanya penegasan kembali, tentunya ini akan menjadi cara bagi kita untuk memberi kesan kepada pembaca sekaligus memberikan pesan kita sebelum mengakhiri tulisan.</div><div><br /></div><div>Dari sekian banyak macam-macam teknik menutup tulisan, cara inilah yang paling banyak dipakai oleh para penulis baik fiksi maupun non-fiksi. Sebab cara ini tidak membutuhkan inspirasi tertentu untuk memberi kesan kepada pembaca. Kita hanya butuh kejelian untuk mengulang kembali apa yang sudah dibahas di bagian awal artike.</div></div><div><br /></div><div><br /></div><div>Semoga bermanfaat.</div><div><br /></div><div><div>#<a href="http://poindev.site">poindev.site</a></div><div>#<a href="http://atomfrok.eu.org">atomfrok.eu.org</a></div><div>#<a href="http://flipe.eu.org">flipe.eu.org</a></div></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://lh3.googleusercontent.com/-MLEf8oizeCA/YvqtHFG8buI/AAAAAAAADsY/ORvMmQbaSuUar0-2WMd4Z-bgXmVeS_uxwCNcBGAsYHQ/s1600/1660595481409710-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://lh3.googleusercontent.com/-MLEf8oizeCA/YvqtHFG8buI/AAAAAAAADsY/ORvMmQbaSuUar0-2WMd4Z-bgXmVeS_uxwCNcBGAsYHQ/s1600/1660595481409710-0.png" width="400" />
</a>
</div><br /></div><div><br /></div>
<script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-9372551067994918"></script>
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-9372551067994918" data-ad-format="autorelaxed" data-ad-slot="3598272882" style="display: block;"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>Kangsodhttp://www.blogger.com/profile/13729572402153797671noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3372200744081059801.post-53218000645664410602023-05-27T07:32:00.010+07:002023-07-11T11:34:19.652+07:00Mengapa Kita Membutuhkan Hidayah<h4 style="text-align: left;">Mengapa Kita Membutuhkan Hidayah?</h4><p>By alhikmah.eu.org</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSN24_OHTWc7Ql40bqVErxGRWIswgFgOcqWp12CGp5dBep6fX-1hzSbQkuRtNxAfNyj4-x5zhlVTcZe849dc-V-ROzgi927qR8vtiFy52VpXzPksPkis4f9WSD_VLPAXoVNC47er3hzAYYTu8t7UH2xGPfzItNLttAglgt43vX5n94hyB9Dao41pk7Xg/s705/hidayah.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Mengapa Kita Membutuhkan Hidayah - alhikmah.eu.org" border="0" data-original-height="435" data-original-width="705" height="197" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSN24_OHTWc7Ql40bqVErxGRWIswgFgOcqWp12CGp5dBep6fX-1hzSbQkuRtNxAfNyj4-x5zhlVTcZe849dc-V-ROzgi927qR8vtiFy52VpXzPksPkis4f9WSD_VLPAXoVNC47er3hzAYYTu8t7UH2xGPfzItNLttAglgt43vX5n94hyB9Dao41pk7Xg/w320-h197/hidayah.jpg" title="Mengapa Kita Membutuhkan Hidayah - alhikmah.eu.org" width="320" /></a></div><p><br /></p><p>Seberapa besarkah kebutuhan kita kepada hidayah? Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan setidaknya ada 10 alasan yang melatarbelakangi doa yang senantiasa kita panjatkan dalam sholat kita. Yaitu doa meminta hidayah. Beliau memaparkan:</p><p><br /></p><p>Barangsiapa yang mencermati segala kerusakan yang menimpa alam semesta secara umum maupun khusus, niscaya dia akan menemukan bahwa itu semua muncul dari dua sumber utama ini (yaitu akibat kelalaian dan <a href="https://alhikmah.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">memperturutkan</a> hawa nafsu, pent).</p><p><br /></p><p>Adapun kelalaian, maka ia akan menghalangi seorang hamba dari mengetahui kebenaran sehingga membuatnya tergolong orang yang sesat. Adapun memperturutkan hawa nafsu akan memalingkannya dari mengikuti kebenaran sehingga membuatnya termasuk golongan orang yang dimurkai. Sedangkan orang yang dikaruniai nikmat itu adalah orang-orang yang diberi anugerah ilmu tentang kebenaran dan ketundukan untuk melaksanakannya serta mendahulukan hal itu di atas selainnya. Mereka itulah orang-orang yang berada di atas jalan keselamatan. Adapun selain mereka adalah orang-orang yang berada di atas jalan <a href="https://alhikmah.eu.org" target="_blank">kehancuran</a>.</p><p><br /></p><p>Oleh sebab itulah Allah memerintahkan kita untuk mengucapkan setiap sehari semalam berkali-kali, “Ihdinash shirathal mustaqim, shirathalladzina an’amta ‘alaihim ghairil maghdhubi ‘alaihim wa lad dhaalliin.” Artinya: “Tunjukilah kami jalan yang lurus. Yaitu jalannya orang-orang yang Engkau beri nikmat atas mereka. Bukan jalannya orang-orang yang dimurkai dan bukan pula jalannya orang-orang yang sesat.” (QS. al-Fatihah: 5-7)
<script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-9372551067994918"></script>
<!--Ads Display-->
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-9372551067994918" data-ad-format="auto" data-ad-slot="1222556839" data-full-width-responsive="true" style="display: block;"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
</p><p><br /></p><div><a href="https://www.alhikmah.eu.org/2022/07/karomah_20.html">BACA JUGA : KAROMAH SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI MENGETAHUI KESUCIAN SANTRINYA</a></div><div><br /></div><p><br /></p><p>Karena sesungguhnya seorang hamba sangat-sangat membutuhkan pengetahuan terhadap apa saja yang <a href="https://alhikmah.eu.org" target="_blank">bermanfaat</a> baginya dalam kehidupan dunia dan akheratnya. Sebagaimana dia juga sangat-sangat membutuhkan keinginan yang kuat sehingga bisa mendahulukan urusan yang bermanfaat baginya itu serta sebisa mungkin menjauhi segala hal yang membahayakan dirinya.</p><p><br /></p><p>Dengan terkumpulnya kedua perkara ini maka sungguh dia telah mendapat petunjuk menuju jalan yang lurus itu. Apabila dia kehilangan ilmu tentangnya maka dia akan menempuh jalan orang-orang yang sesat. Dan apabila dia kehilangan tekad dan keinginan untuk mengikutinya maka dia telah menempuh jalan orang-orang yang dimurkai. Dengan begitu bisa diketahui betapa agung <a href="https://alhikmah.eu.org" target="_blank">kedudukan</a> doa ini dan betapa besar kebutuhan hamba terhadapnya, karena kebahagiaan hidup di dunia dan akherat semuanya tergantung pada hal ini.</p><p><br /></p><p>Setiap hamba senantiasa membutuhkan hidayah dalam setiap waktu dan tarikan nafas, dalam segala urusan yang dia lakukan atau pun dia tinggalkan, karena sesungguhnya dia berada di antara berbagai keadaan yang dia pasti diliputi olehnya:</p><p><br /></p><p>Pertama, hal-hal yang telah dia lakukan akan tetapi tidak mengikuti petunjuk akibat kebodohannya, maka dalam keadaan ini dia butuh untuk <a href="https://alhikmah.eu.org" target="_blank">mencari</a> hidayah kepada kebenaran dalam hal itu.</p><p><br /></p><p>Kedua, dia sudah mengetahui hidayah dalam masalah itu, akan tetapi dia sengaja melanggarnya, maka dalam keadaan ini dia butuh untuk bertaubat dari kesalahannya.</p><p><br /></p><p>Ketiga, hal-hal yang memang tidak diketahuinya baik ilmu maupun amalan yang benar padanya, sehingga dia pun kehilangan hidayah untuk mengilmui sekaligus <a href="https://alhikmah.eu.org">mengamalkannya</a>.</p><p><br /></p><p>Keempat, hal-hal yang memang dia telah memperoleh sebagian hidayah dalam urusan itu akan tetapi belum sempurna, maka dia butuh untuk mendapatkan hidayah yang sempurna padanya.</p><p><br /></p><p>Kelima, hal-hal yang dia telah mendapatkan hidayah terhadap pokok kebenaran dalam hal itu secara global saja, maka dia pun masih membutuhkan hidayah terhadap rincian-rinciannya.</p><p><br /></p><p>Keenam, dia telah <a href="https://alhikmah.eu.org" target="_blank">mendapatkan</a> hidayah ‘menuju’ jalan yang lurus itu, maka dia pun masih membutuhkan hidayah untuk bisa berjalan ‘di atasnya’. Karena hidayah ‘menuju’ jalan itu lain, sedangkan hidayah ‘di atas’ jalan itu sesuatu yang lain lagi. Bukankah anda bisa melihat bahwasanya seseorang bisa jadi telah mengetahui bahwa jalan menuju negeri anu adalah jalan ini dan itu. Meskipun demikian dia tidak sanggup untuk menempuhnya. Karena untuk bisa menempuh jalan itu masih memerlukan hidayah yang lebih khusus lagi untuk bisa berjalan di atasnya. Seperti misalnya dengan melakukan perjalanan di waktu ini bukan di waktu yang itu, kemudian <a href="https://alhikmah.eu.org" target="_blank">mengambil</a> air di jarak sekian dengan jumlah sekian, lalu singgah di tempat ini bukan di tempat yang itu. Inilah hidayah yang dibutuhkan untuk bisa menempuh jalan itu yang terkadang diabaikan oleh orang yang sudah mengetahui jalan tersebut, sehingga dia pun gagal dan tidak berhasil mencapai tujuan.</p><p><br /></p><p>Ketujuh, dia juga <a href="https://alhikmah.eu.org" target="_blank">membutuhkan</a> hidayah untuk hal-hal yang terkait dengan masa depannya sebagaimana yang dia dapatkan pada waktu yang telah berlalu.</p><p><br /></p><p>Kedelapan, perkara-perkara yang dia tidak bisa meyakini apa yang benar dan batil dalam hal itu, oleh sebab itu dia masih membutuhkan hidayah kepada keyakinan yang benar di dalamnya.
<script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-9372551067994918"></script>
<!--Ads Display-->
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-9372551067994918" data-ad-format="auto" data-ad-slot="1222556839" data-full-width-responsive="true" style="display: block;"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
</p><p><br /></p><div><a href="http://www.alhikmah.eu.org/2022/07/syekh.html"><b>BACA JUGA : <span face="Roboto, sans-serif" style="background-color: white; color: #37474f; letter-spacing: 0.2px;">SYEKH ABDUL QODIR JAELANI DUDUK DIATAS SAJADAH MELAYANG-LAYANG DIATAS SUNGAI DAJLA</span></b></a></div><div><br /></div><p>Kesembilan, perkara-perkara yang telah diyakini olehnya bahwa dia berada di atas petunjuk akan tetapi sebenarnya dia berada di atas kesesatan dalam keadaan tidak menyadarinya. Dengan demikian dia membutuhkan hidayah dari Allah untuk bisa <a href="https://alhikmah.eu.org" target="_blank">meninggalkan</a> keyakinan tersebut.</p><p><br /></p><p>Kesepuluh, hal-hal yang telah dia lakukan sebagaimana hidayah yang sebenarnya, maka dia pun masih <a href="https://alhikmah.eu.org" target="_blank">membutuhkan</a> hidayah untuk bisa berbagi hidayah itu kepada selainnya, agar bisa membimbing dan mengarahkannya. Karena apabila dia melalaikan hal itu niscaya dia akan kehilangan hidayah sekadar dengan kelalaiannya tadi. Sesungguhnya balasan itu serupa dengan jenis amalan. Semakin dia berjuang dalam memberikan hidayah dan ilmu kepada orang lain maka semakin besar perhatian Allah dalam memberikan hidayah dan ilmu kepada dirinya, sehingga dia akan bisa menjadi orang yang mendapat hidayah dan menyebarkannya.</p><p><br /></p><p>Hal itu sebagaimana dalam doa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan selainnya, “Ya Allah, hiasilah kami dengan perhiasan iman, dan <a href="https://alhikmah.eu.org" target="_blank">jadikanlah</a> kami orang yang memberikan hidayah dan terus diberi hidayah, tidak sesat dan tidak pula menyesatkan. Mendatangkan keselamatan kepada wali-wali-Mu dan memerangi musuh-musuh-Mu. Dengan cinta-Mu Kami mencintai orang yang mencintai-Mu. Dengan <a href="https://alhikmah.eu.org" target="_blank">permusuhan-Mu</a> kami akan memusuhi siapa saja yang menentang-Mu.” (HR. Tirmidzi dalam Kitab ad-Da’awat sanadnya dilemahkan Syaikh al-Albani, tetapi sisi pendalilan dari hadits ini didukung oleh hadits yang lain)
<script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-9372551067994918"></script>
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-9372551067994918" data-ad-format="autorelaxed" data-ad-slot="3598272882" style="display: block;"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
</p><p><br /></p><p><br /></p><div>#<a href="http://poindev.site">poindev.site</a></div><div>#<a href="http://atomfrok.eu.org">atomfrok.eu.org</a></div><div>#<a href="http://flipe.eu.org">flipe.eu.org</a></div>Kangsodhttp://www.blogger.com/profile/13729572402153797671noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3372200744081059801.post-48148112758136150702023-05-08T11:22:00.006+07:002023-07-11T11:34:55.050+07:00Bacaan Dzikir Setelah Shalat<h3 style="text-align: left;"> Bacaan Dzikir Setelah Shalat</h3><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicO7VjShaoLhgFpVApxCga6548Fk29UPzubG3s1sCJ2Hr8dBiZ_Lq6AQnVEHTxpTsyP9nHznJ-IVdNW5JRGDOCR8-Up_g7lbqWbpFKbtspVmJ5k06Jqp6DYR8sbK_lJtKpvfZVhsC0vWmVo5lTs03lloYZzQ57wG1gE3U-8irgX1YSoL0OvifvdrZDkw/s359/Logo_Maker_com.ist.logomaker_Mon_May_08_11_20_29_GMT_07_00_2023_1683519629166.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Bacaan Dzikir Setelah Shalat - Al-Hikmah.eu.org" border="0" data-original-height="359" data-original-width="359" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicO7VjShaoLhgFpVApxCga6548Fk29UPzubG3s1sCJ2Hr8dBiZ_Lq6AQnVEHTxpTsyP9nHznJ-IVdNW5JRGDOCR8-Up_g7lbqWbpFKbtspVmJ5k06Jqp6DYR8sbK_lJtKpvfZVhsC0vWmVo5lTs03lloYZzQ57wG1gE3U-8irgX1YSoL0OvifvdrZDkw/w320-h320/Logo_Maker_com.ist.logomaker_Mon_May_08_11_20_29_GMT_07_00_2023_1683519629166.jpg" title="Bacaan Dzikir Setelah Shalat - Al-Hikmah.eu.org" width="320" /></a></div><p><br /></p><p> Dzikir akan menguatkan seorang muslim dalam ibadah, hati akan terasa tenang dan mudah mendapatkan pertolongan Allah. Dzikir setelah sholat adalah di antara dzikir yang mesti kita amalkan. Seusai shalat tidak langsung bubar, namun hendaknya kita merutinkan beristighfar dan bacaan dzikir lainnya.</p><p><br /></p><p>Berikut beberapa dzikir setelah <a href="https://alhikmah.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">sholat</a> yang bisa kita amalkan.</p><p><br /></p><p>[1]</p><p><br /></p><p>أَسْتَغْفِرُ اللهَ (3x) اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ.</p><p><br /></p><p>Astaghfirullah (3x). <a href="https://www.poindev.site/2023/07/aplikasi-web.html">Allahumma</a> antas salaam wa minkas salaam tabaarokta yaa dzal jalaali wal ikrom.</p><p><br /></p><p>“Aku minta ampun kepada Allah,” (3x). Lantas membaca: “Ya Allah, Engkau pemberi keselamatan, dan dariMu keselamatan, Maha Suci Engkau, wahai Tuhan Yang Pemilik Keagungan dan Kemuliaan” (HR. Muslim no. 591).</p><p><br /></p><p>[2]</p><p><br /></p><p>لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ، اَللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ</p><p><br /></p><p>Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir. <a href="https://alhikmah.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">Allahumma</a> laa maani’a lima a’thoita wa laa mu’thiya limaa mana’ta wa laa yanfau dzal jaddi minkal jaddu.</p><p><br /></p><p>“Tiada Rabb yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya puji dan bagi-Nya kerajaan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya (selain iman dan amal shalihnya yang menyelamatkan dari siksaan). Hanya dari-Mu kekayaan dan kemuliaan” (HR. Bukhari no.6615, Muslim no.593).</p><p><br /></p><p>[3]</p><p><br /></p><p>لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ، وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ، لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ</p><p><br /></p><p>Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir. Laa hawla wa laa quwwata illa billah. Laa ilaha illallah wa laa na’budu illa iyyah. Lahun ni’mah wa lahul fadhl wa lahuts tsanaaul hasan. Laa ilaha illallah mukhlishiina lahud diin wa law karihal kaafiruun.</p><p><br /></p><p>“Tiada Rabb (yang berhak disembah) kecuali Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya kerajaan dan pujaan. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali (dengan pertolongan) Allah. Tiada Rabb (yang hak disembah) kecuali Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepadaNya. Bagi-Nya nikmat, anugerah dan pujaan yang baik. Tiada Rabb (yang hak disembah) kecuali Allah, dengan memurnikan ibadah kepadaNya, sekalipun orang-orang kafir sama benci” (HR. Muslim, no. 594).</p><p><br /></p><p><a href="https://www.alhikmah.eu.org/2022/07/kisah_29.html">BACA JUGA : KISAH IMAM AL GHAZALI رحمه الله BELAJAR MEMBERSIHKAN HATI</a></p><p><br /></p><p>[4]</p><p><br /></p><p>سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَاللهُ أَكْبَرُ (33 ×) لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ</p><p><br /></p><p>Subhanallah wal <a href="https://www.poindev.site/2023/07/aplikasi-web.html" rel="nofollow" target="_blank">hamdulillah</a> wallahu akbar (33 x). Laa ilaha illallah wahda, laa syarika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.</p><p><br /></p><p>“Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, dan Allah Maha Besar (33 x). Tidak ada Rabb (yang berhak disembah) kecuali Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya kerajaan. BagiNya pujaan. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu” (HR. Muslim no. 597).</p><p><br /></p><p>[5]</p><p><br /></p><p>Membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas setiap selesai shalat (fardhu) (HR. Abu Daud no. 1523, dishahikan Al Albani dalam Shahih Abu Daud).</p><p><br /></p><p>[6]</p><p><br /></p><p>Membaca ayat Kursi setiap selesai shalat (fardhu) (HR. An Nasa-i no. 9928, Ath Thabrani no.7532, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami’ no.6464).</p><p><br /></p><p>[7]</p><p><br /></p><p>لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. 10× بعد صلاة المغرب والصبح</p><p><br /></p><p>Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumiit wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir .</p><p><br /></p><p>“Tiada Rabb yang berhak <a href="https://www.poindev.site" rel="nofollow" target="_blank">disembah</a> kecuali Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya, bagiNya kerajaan, bagi-Nya segala puja. Dia-lah yang menghidupkan (orang yang sudah mati atau memberi roh janin yang akan dilahirkan) dan yang mematikan. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Dibaca 10 x setiap sesudah shalat Maghrib dan Subuh).</p><p><br /></p><p>[8]</p><p><br /></p><p>اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً</p><p><br /></p><p>Allahumma inni as-aluka ‘ilman naafi’a, wa rizqon thoyyiba, wa ‘amalan mutaqobbala.</p><p><br /></p><p>“Ya Allah, <a href="https://alhikmah.eu.org">sesungguhnya</a> aku mohon kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal dan amal yang diterima.” (Dibaca setelah salam shalat Shubuh) (HR. Ibnu Majah no. 762, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah).</p><p><br /></p><p>Semoga dzikir setelah sholat yang sederhana ini bisa rutin kita amalkan sehingga Allah berkahi aktivitas harian kita.</p><p><br /></p><p>Wallahu waliyyut taufiq. Walhamdulillah, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala aalihi wa shohbihi wa sallam.
<script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-9372551067994918"></script>
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-9372551067994918" data-ad-format="autorelaxed" data-ad-slot="3598272882" style="display: block;"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
</p><p><br /></p><div><br /></div><div><div>#<a href="http://poindev.site">poindev.site</a></div><div>#<a href="http://atomfrok.eu.org">atomfrok.eu.org</a></div><div>#<a href="http://flipe.eu.org">flipe.eu.org</a></div></div>Kangsodhttp://www.blogger.com/profile/13729572402153797671noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3372200744081059801.post-69682341942239558082023-03-26T20:41:00.008+07:002023-07-11T11:35:36.911+07:00Agama-agama Berpuasa Demi Merawat Bumi<h4 style="text-align: left;">Agama-agama Berpuasa Demi Merawat Bumi</h4><div style="text-align: left;">Puasa menjadi lelaku dan ajaran semua agama. Lalu apa dampaknya bagi ekologi?</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKW0FcHsAH6u_WwxjRWYChYMHx33xRbfx-bqpCPBAwby8wPKqXMAJpCwxbit_srRoZym1uzAZbIiAd_8F5VcjrGPkAPoshK0RdA0d1HC4NCThWue_5ey-9IxPxdOGLe4ooSAbKDyXBFFCorgj51pf6Q7qZsPQRezS49xV2ZDhGCujm1nI85QWL_qJ7Qw/s768/Menanam-Pohon-menjaga-Lingkungan--768x512.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Agama-agama Berpuasa Demi Merawat Bumi-alhikmah.eu.org" border="0" data-original-height="512" data-original-width="768" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKW0FcHsAH6u_WwxjRWYChYMHx33xRbfx-bqpCPBAwby8wPKqXMAJpCwxbit_srRoZym1uzAZbIiAd_8F5VcjrGPkAPoshK0RdA0d1HC4NCThWue_5ey-9IxPxdOGLe4ooSAbKDyXBFFCorgj51pf6Q7qZsPQRezS49xV2ZDhGCujm1nI85QWL_qJ7Qw/w320-h213/Menanam-Pohon-menjaga-Lingkungan--768x512.jpg" title="Agama-agama Berpuasa Demi Merawat Bumi-alhikmah.eu.org" width="320" /></a></div><p><br /></p><p>Puasa adalah salah satu ajaran keagamaan yang dipraktikkan oleh berbagai agama di dunia, dengan beragam makna, bentuk pelaksanaan, dan tujuan. Dalam Kristen, misalnya, puasa dilakukan selama Prapaskah, periode 40 hari menjelang Paskah. Selama periode ini, umat Kristiani melepaskan diri dari makanan atau kemewahan tertentu sebagai bentuk penebusan dosa dan pembaharuan rohani.</p><p><br /></p><p>Dalam Yudaisme, puasa dilakukan pada beberapa waktu di sepanjang tahun, termasuk pada Yom Kippur, Hari Penebusan, yang dianggap sebagai hari paling suci dalam kalender Yahudi.</p><p><br /></p><p>Dalam Hindu, puasa adalah praktik umum, dengan berbagai jenis puasa untuk tujuan berbeda-beda, beberapa di antaranya dilakukan sebagai ibadah, <a href="https://www.alhikmah.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">sementara</a> yang lainnya sebagai jalan untuk menyucikan tubuh dan pikiran.</p><p><br /></p><p>Sedangkan dalam Buddhisme, puasa adalah praktik yang dilakukan selama proses meditasi dan sebagai bagian dari latihan spiritual. Tujuan puasa dalam agama Buddha adalah untuk meningkatkan kesadaran, pengendalian diri, dan menjernihan pikiran.</p><p><br /></p><p>Dalam Islam sendiri, praktik berpuasa memiliki posisi yang signifikan, yang turut <a href="https://www.poindev.site/2023/07/hris.html" rel="nofollow" target="_blank">menentukan</a> kualitas ketakwaan seseorang, terutama karena ajaran ini termasuk dalam salah satu rukun Islam, yakni <a href="Https://alhikmah.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">berpuasa</a> pada bulan Ramadan.</p><p><br /></p><p>Signifikansi praktik berpuasa bagi umat Muslim secara tegas disebutkan dalam Al-Quran surah Al-Baqarah [surah ke-2] ayat 183 yang terjemahannya kurang-lebih berbunyi, “Wahai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.”</p><p><br /></p><p>Ayat-ayat <a href="Https://www.poindev.site" rel="nofollow" target="_blank">selanjutnya</a>, dalam surah itu, menyebutkan istilah-istilah seperti “imsak”, “shiyam”, “shaum”. “Imsak” dalam bahasa Arab berarti waktu untuk mulai “membatasi diri” dari berbagai aktivitas yang membatalkan puasa seperti makan, minum, dan melakukan hubungan seksual dengan pasangan, dimulai sejak matahari terbit hingga matahari terbenam. Sedangkan “shiyam” dan “shaum” merujuk pada makna “membatasi diri dari apapun yang mungkin bertentangan dengan tujuan berpuasa.”</p><p><br /></p><p>Laku berpuasa juga dipraktikkan oleh agama-agama leluhur di dunia. Orang Navajo di Amerika Utara, misalnya, berpuasa sebagai bagian dari “vision quest” dengan menempuh hidup tanpa makanan dan air selama beberapa hari sambil duduk di ruang suci dan melakukan ritual, dengan tujuan agar mendapatkan bimbingan dan wawasan tentang cara menjalani hidup.</p><p><br /></p><p>Di Afrika, berpuasa juga adalah praktik umum yang bisa ditemukan di banyak agama leluhur, misalnya, di beberapa agama di Afrika Barat, puasa dipraktikkan sebagai bentuk penyucian dan untuk meminta bantuan leluhur.</p><p><br /></p><p>Orang Inca di Amerika Selatan melakukan puasa sebagai bentuk pengorbanan mereka kepada para dewa, yang dilakukan selama berhari-hari bahkan berminggu-minggu, dan mereka akan berpantang dari makanan dan air untuk menunjukkan pengabdian sekaligus untuk meminta berkah dari para dewa. Di Indonesia, beberapa agama leluhur juga <a href="Https://alhikmah.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">mengamalkan</a> praktik berpuasa untuk berbagai tujuan, salah satunya, sebagai bagian integral dari praktik religiusitas mantra atau laku “tapa brata”.</p><p><br /></p><p>Singkatnya, nyaris semua tradisi keagamaan di dunia punya praktik puasa, atau praktik yang serupa. Terlepas dari perbedaan praktiknya—seperti durasi atau frekuensi berpuasa, jenis makanan yang dilarang atau diperbolehkan, dan alasan berpuasa—praktik berpuasa, di berbagai agama-agama, pada dasarnya menekankan pada persoalan pengendalian diri dari tindakan konsumtif, disiplin spiritual, penyucian diri, dan pengabdian kepada segala hal di luar diri, termasuk pada Tuhan, dewa, dan keseluruhan aspek dalam tatanan kosmos.</p><p><br /></p><h4 style="text-align: left;">Krisis Lingkungan dan Konsumerisme</h4><p><br /></p><p>Saat ini, kita lebih mudah dan lebih sering menemukan berita tentang bencana alam dengan berbagai bentuknya di media sosial, mulai dari banjir, krisis air bersih, kekeringan, polusi udara, perubahan iklim, hingga berbagai persoalan kesehatan masyarakat.</p><p><br /></p><p>Pertanyaan yang mesti kita ajukan kemudian adalah siapa yang bertanggungjawab atas semua krisis ini? Tentu saja, jawabannya adalah kita semua. Tidak ada yang paling mesti bertanggungjawab atas semua krisis lingkungan yang dihadapi oleh umat <a href="Https://alhikmah.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">manusia</a> selain manusia sendiri.</p><p><br /></p><p>Dalam istilah kajian geologis, pada era antroposen, era ketika aktivitas manusia telah berdampak secara global terhadap ekosistem bumi seperti perubahan atmosfer, hidrologi, dan seterusnya. Singkatnya, kita tiba pada era di mana apa yang dilakukan manusia telah mengubah cara kerja bumi dalam bentuknya yang radikal. Salah satunya, dari sekian banyak bentuknya, adalah lewat gaya hidup konsumtif yang berlebih.</p><p><br /></p><p>Konsumerisme atau tindakan konsumtif yang berlebihan dapat mengancam kelestarian alam dan menyebabkan kerusahan lingkungan karena gaya hidup ini mendorong produksi dan konsumsi barang pada tingkat yang lewat batas dan tidak lagi memenuhi kriteria “<a href="Https://www.alhikmah.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">keberlanjutan</a>”.</p><p><br /></p><p>Semakin tinggi permintaan konsumer maka akan semakin tinggi eksploitasi atas sumber daya alam. Dengan kata lain, meningkatnya budaya konsumsi maka akan meningkat pula polusi dan limbah yang dihasilkan dari mesin-mesin produksi.</p><p><br /></p><p>Ada beberapa argumentasi yang bisa kita gunakan untuk membuktikan bahwa gaya hidup konsumeristik sangat berdampak pada lingkungan.</p><p><br /></p><p>Pertama, mesin-mesin produksi <a href="https://www.poindev.site/2023/07/hris.html" rel="nofollow" target="_blank">bergantung</a> pada penggunaan sumber daya alam dalam jumlah yang besar seperti bahan bakar fosil, air, dan mineral, yang dapat menimbulkan konsekuensi jangka panjang bagi lingkungan. Dengan kata lain, produksi barang yang membutuhkan energi dan bahan baku dalam jumlah besar dapat menyebabkan menipisnya sumber daya alam dan perusakan ekosistem.</p><p><br /></p><p>Kedua, <a href="Https://www.alhikmah.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">pembuangan</a> limbah yang dihasilkan oleh tindakan konsumsi juga merupakan masalah lingkungan yang signifikan. Banyak barang yang sejak awal dirancang untuk dibuang setelah waktu yang singkat, seperti barang yang kemasannya sekali pakai. Barang-barang semacam itu, selepas dikonsumsi, berkontribusi pada menumpuknya sampah-sampah di pembuangan sampah dan bertambahnya sampah plastik di lautan.</p><p><br /></p><p>Belum lagi, pengangkutan barang hasil produksi dari satu tempat ke tempat lain menghasilkan emisi gas karbon dalam jumlah yang tidak sedikit, dan ini turut berkontribusi pada perubahan iklim. Dengan kata lain, pemasaran barang-barang produksi, karena permintaan barang untuk tindakan konsumsi mensyaratkan transportasi barang jarak jauh, membutuhkan penggunaan bahan bakar fosil yang juga dalam jumlah yang besar.</p><p><br /></p><p>Pada akhirnya, <a href="Https://www.alhikmah.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">konsumerisme</a> turut andil dalam memperparah kerusakan lingkungan karena proses pemenuhan hasrat konsumtif itu mengarah pada pengerukan sumber daya alam secara berlebihan, peningkatan polusi, dan menghasilkan lebih banyak limbah.</p><p><a href="https://www.alhikmah.eu.org/2022/07/karomah_20.html">BACA JUGA : KAROMAH SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI MENGETAHUI KESUCIAN SANTRINYA</a></p><h4 style="text-align: left;">Menekan Konsumerisme dengan Berpuasa</h4><p><br /></p><p>Salah satu cara merespon gaya konsumtif ini adalah dengan menggunakan agama sebagai salah satu meaning-making, salah satunya, misalnya, lewat pengamalan ajaran berpuasa, yang pada bulan Ramadan ini sedang ditunaikan oleh umat Islam di Indonesia.</p><p><br /></p><p>Selama Ramadan, umat Islam menahan diri dari makan, minum, dan memenuhi kebutuhan fisik lainnya sejak matahari terbit hingga matahari terbenam. Selain melatih diri untuk menahan hasrat konsumtif, praktik berpuasa juga menumbuhkan disiplin diri dan empati terhadap orang lain yang memiliki akses terbatas ke sumber daya, yang pada akhirnya mengarah pada apresiasi yang lebih besar terhadap lingkungan dan kebutuhan untuk <a href="https://www.alhikmah.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">melestarikan</a> sumber daya yang sebetulnya terbatas.</p><p><br /></p><p>Dengan kata lain, praktik berpuasa dapat memiliki manfaat lingkungan. Dengan mengurangi konsumsi makanan dan produk yang lain, umat Islam dapat mengurangi jejak karbon dan berkontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca atau pemanasan global. Oleh karena itu, sebagai Muslim yang sadar lingkungan, sudah sepatutnya laku berpuasa diamalkan seutuhnya. Setelah Ramadan berlalu, misalnya, laku puasa tetap jadi bagi dari kebiasaan keseharian sebagai Muslim.</p><p><br /></p><p>Sebetulnya, selain berpuasa, dalam Islam, ada beberapa ajaran yang bisa digunakan untuk menekan laku konsumtif yang berlebihan. Salah satunya, misalnya, konsep tentang moderasi atau “tawasuth” atau “tawazun” atau keseimbangan, yang harusnya diterapkan dalam berbagai bidang <a href="Https://www.alhikmah.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">kehidupan</a>, termasuk dalam hal konsumsi.</p><p><br /></p><p>Melalui ajaran moderasi itu, Muslim didorong untuk memperhatikan kebiasaan konsumsi dan menghindari pemborosan atau konsumsi berlebihan. Konsep lain, yang juga terdapat dalam Islam, adalah konsep “khalifah” atau mandataris Tuhan, yang mengajarkan bahwa bumi adalah amanah dari Tuhan dan manusia bertanggung jawab untuk merawatnya. Prinsip ini menekankan pentingnya hidup berkelanjutan dan menghindari konsumsi berlebihan yang dapat merusak lingkungan.</p><p><br /></p><p>Dalam hal ibadah, ada berbagai ibadah dalam Islam yang juga mempromosikan hidup sederhana, sadar lingkungan, dan tidak terobsesi pada tindakan konsumtif. Zakat, misalnya. Ibadah ini mempromosikan kemurahan hati seorang Muslim dan membantu memerangi akumulasi kekayaan dan harta benda yang berlebihan dengan membagikan sebagian dari kekayaan mereka kepada yang lebih <a href="Https://www.alhikmah.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">membutuhkan</a>.</p><p><br /></p><p>Kesimpulannya, puasa dalam berbagai agama, terutama dalam agama Islam, mensyaratkan kesadaran, perhatian, dan empati terhadap lingkungan dan sumber dayanya, dan juga dapat memberikan manfaat lingkungan dengan mengurangi konsumsi dan mempromosikan pola konsumsi yang lebih berkelanjutan. Dengan berpuasa dan mematuhi ajaran Islam yang lainnya, umat Islam berperan menciptakan planet yang lebih sehat dan berkelanjutan.</p><p><br /></p><p><br /></p><div>#<a href="http://poindev.site">poindev.site</a></div><div>#<a href="http://atomfrok.eu.org">atomfrok.eu.org</a></div><div>#<a href="http://flipe.eu.org">flipe.eu.org</a></div>Kangsodhttp://www.blogger.com/profile/13729572402153797671noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3372200744081059801.post-27184668902146672932023-01-05T19:43:00.017+07:002023-07-11T11:36:11.259+07:00Begitu Besarnya Perhatian Nabi untuk Anak Kecil<h4 style="text-align: left;">Begitu Besarnya Perhatian Nabi untuk Anak Kecil</h4><div><a href="https://Alhikmah.eu.org">Alhikmah.eu.org</a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqHY5DFl3ih6oq2fFQIn5yjnliFHrz1qlGOzvyHIgmQr2JmiO3JcVYml9lBZWH4cuu9OUMJYHNzpwfNPZLlBDv_Zxw2Wc8ekm4JCo_Ox-Dj_GdiYxxPF5HMbRFHManwQVPqvGnDWD5s0ETTFAx8Ny4Xxn4xk-eX7b3DkNWAj9Yk5jQOsfcxmual7Be0w/s810/20230103-Begitu-Besarnya-Perhatian-Nabi-untuk-Anak-Kecil.webp" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Begitu Besarnya Perhatian Nabi untuk Anak Kecil-alhikmah.eu.org" border="0" data-original-height="500" data-original-width="810" height="198" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqHY5DFl3ih6oq2fFQIn5yjnliFHrz1qlGOzvyHIgmQr2JmiO3JcVYml9lBZWH4cuu9OUMJYHNzpwfNPZLlBDv_Zxw2Wc8ekm4JCo_Ox-Dj_GdiYxxPF5HMbRFHManwQVPqvGnDWD5s0ETTFAx8Ny4Xxn4xk-eX7b3DkNWAj9Yk5jQOsfcxmual7Be0w/w320-h198/20230103-Begitu-Besarnya-Perhatian-Nabi-untuk-Anak-Kecil.webp" title="Begitu Besarnya Perhatian Nabi untuk Anak Kecil-alhikmah.eu.org" width="320" /></a></div><div><br /></div><p>Sebagian orang tua bersikap seolah-olah setelah memiliki anak, dia tidak perlu lagi bertanggung jawab dan tidak akan ditanya perihal kondisi putra-putrinya. Mereka menyangka bahwa <a href="https://www.alhikmah.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">kewajiban</a> mereka terhadap anak-anaknya hanyalah sebatas mencari nafkah, memberi makan, dan membelikan pakaian, serta kebutuhan mereka.</p><p><br /></p><p>Ayah yang berangkat kerja dini hari lalu baru pulang kembali ke rumahnya di penghujung hari, hanya untuk kemudian tidur dan istirahat, sedang ia tidak tahu apa-apa perihal kondisi anaknya di hari itu. Jarang mengajak bermain anak-anaknya dan tidak pernah menanyakan apa yang mereka butuhkan. Yang lebih parahnya terkadang ia sampai lupa, di kelas berapa sekarang anaknya duduk? Dan seberapa jauh <a href="https://www.alhikmah.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">kemampuan</a> akademiknya?</p><p><br /></p><p>Sebagian ibu, berdalih dengan kesetaraan gender dan segala macam alasan lainnya, memilih bekerja di luar rumah hingga akhirnya perhatiannya terhadap anak-anaknya menjadi berkurang. Menyerahkan urusan anaknya kepada suster, babysitter, dan pembantu-pembantu di rumahnya. Sungguh sebuah fenomena yang sangat jauh dari ajaran Islam.</p><p><br /></p><p>Di mana peran bapak yang seharusnya merawat dan melindungi? Di mana peran ibu yang <a href="https://www.alhikmah.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">seharusnya</a> mencurahkan segala kasih sayangnya untuk anaknya? Di mana letak tanggung jawab yang besar ini? Sungguh anak adalah amanah berat yang Allah Ta’ala berikan kepada seorang hamba. Amanah yang seharusnya dijaga dan disyukuri dengan sebaiknya-baiknya. Apakah mereka lupa terhadap hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,</p><p><br /></p><p>أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رعيته وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ ألا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ</p><p><br /></p><p>“Setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara adalah pemimpin atas rakyatnya dan akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin atas anggota keluarganya dan akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang istri adalah pemimpin atas rumah tangga dan anak-anaknya dan akan ditanya perihal tanggung jawabnya. Seorang pembantu rumah tangga adalah bertugas memelihara barang milik majikannya dan akan ditanya atas <a href="https://www.alhikmah.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">pertanggungjawabannya</a>. Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya atas pertanggungjawabannya.” (HR. Muslim)</p><p><br /></p><p>Masa kecil adalah masa paling <a href="http://alhikmah.eu.org" target="_blank">krusial</a> dalam proses tumbuh kembang seorang anak. Seharusnya para orang tua berusaha maksimal di dalam mendidik dan mencurahkan kasih sayang mereka kepada anak-anaknya. Di usia tersebut, pikiran dan tabiat anak-anak masihlah lunak dan mudah untuk dibimbing, terutama bila yang mendidik langsung adalah kedua orang tuanya. Sebagaimana hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,</p><p><br /></p><p>ما مِن مَوْلُودٍ إلَّا يُولَدُ علَى الفِطْرَةِ، فأبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أوْ يُنَصِّرَانِهِ، أوْ يُمَجِّسَانِهِ</p><p><br /></p><p>“Setiap anak yang lahir, tidaklah dilahirkan kecuali di atas fitrah (suci). Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani.” (HR. Bukhari no. 1358 dan Muslim no. 2658)</p><p><br /></p><p>Nabi kita yang mulia, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sangatlah perhatian terhadap anak-anak kecil, memerintahkan kita untuk menyayangi mereka dan mencintai mereka. Beliau bersabda,</p><p><br /></p><p>لَيْسَ مِنَّا؛ مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا</p><p><br /></p><p>“Bukanlah termasuk <a href="http://alhikmah.eu.org" target="_blank">golongan</a> kami, orang yang tidak menyayangi anak kecil.” (HR. Tirmidzi no. 1919)</p><p><br /></p><p>Kasih sayang beliau dan perhatiannya terhadap anak kecil terlukis di banyak sekali hadis-hadis sahih yang sampai kepada kita. Di antaranya:</p><p><br /></p><p>Lembutnya hati beliau terhadap anak yang masih menyusu kepada ibunya, meskipun anak tersebut adalah hasil zina</p><p>Dalam sebuah hadis disebutkan,</p><p><br /></p><p>“Lalu datanglah (sahabiyah) <a href="http://alhikmah.eu.org" target="_blank">Al-Ghamidiyah</a> radhiyallahu ‘anha, dia berkata, ‘Hai Rasulullah, sungguh aku telah berbuat zina, maka sucikanlah aku (dari dosa).’ Rasulullah pun mengembalikannya (kepada kaumnya). Pada keesokan harinya dia datang lagi dan berkata, ‘Hai Rasulullah, kenapa Engkau mengembalikanku? Mungkinkah Anda mengembalikanku sebagaimana Engkau mengembalikan Ma’iz? Demi Allah aku telah hamil.’ Rasulullah menjawab, ‘Tidak, pergilah hingga kamu melahirkan.’ Maka, setelah dia <a href="https://www.alhikmah.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">(Al-Ghamidiyah)</a> melahirkan, dia datang bersama seorang bayi yang ia gendong pada sepotong kain dan berkata, ‘Inilah, aku telah melahirkan.’ Rasulullah menjawab, ‘Pergilah, susuilah dia hingga engkau menyapihnya.’ Setelah dia (Al-Ghamidiyah) selesai dari persapihan, ia datang kembali sambil membawa bayi dengan potongan roti dan berkata, ‘Inilah hai Nabi Allah, aku telah menyapihnya, dia sudah bisa makan.’ Maka, Rasulullah menyerahkan bayi itu kepada seorang lelaki dari kaum muslimin, lalu memerintahkan supaya dibuatkan lubang baginya (Al-Ghamidiyah) hingga sebatas dada, lalu menyuruh orang-orang untuk merajamnya (melemparinya menggunakan batu hingga wafat).” (HR. Muslim no. 1695)</p><p><br /></p><p><a href="https://www.alhikmah.eu.org/2022/08/kisah_4.html">BACA JUGA : KISAH WALI YANG TERSEMBUNYI</a></p><p><br /></p><p>Lihatlah bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menunda hukuman rajam untuk wanita ini hingga anaknya telah disapih. Sungguh sebuah tindakan yang menunjukkan betapa perhatian beliau terhadap anak kecil, terutama di umur-umur tersebut mereka sangatlah butuh terhadap ibunya. Sungguh sebuah pelajaran dan akhlak yang sangat mulia.</p><p><br /></p><p>Menggendong anak kecil dan bersabar menanggung apapun yang diperbuat oleh mereka</p><p>Aisyah radhiyallahu ‘anha mengisahkan,</p><p><br /></p><p>أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ يُؤْتَى بِالصِّبْيَانِ، فَيُبَرِّكُ عَلَيْهِمْ، وَيُحَنِّكُهُمْ، فَأُتِيَ بِصَبِيٍّ فَبَالَ عَلَيْهِ، فَدَعَا بِمَاءٍ فَأَتْبَعَهُ بَوْلَهُ، وَلَمْ يَغْسِلْهُ</p><p><br /></p><p>“Rasulullah pernah diserahi beberapa bayi supaya beliau mendoakan mereka dengan keberkahan serta mentahnik (memberi asupan pertama) mereka. Beliau lalu diserahi seorang bayi yang kemudian bayi tersebut mengencinginya, beliau lalu meminta sedikit air kemudian mencipratkan air pada bekas air kencing tersebut tanpa membasuhnya.” (HR. Muslim no. 286)</p><p><br /></p><p>Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak marah dan tidak juga kesal atas apa yang diperbuat bayi tersebut, bahkan ketika beliau harus <a href="http://alhikmah.eu.org">membersihkan</a> bekas kencing bayi yang bukan anak beliau sendiri.</p><p><br /></p><p>Beliau selalu mengajak bermain anak kecil dan berlemah lembut kepada mereka</p><p>Dari sahabat Mahmud bin Ar-Rabi’ radhiyallahu ‘anhu, ia mengisahkan,</p><p><br /></p><p>عَقَلْتُ مِنَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم مَجَّةً مَجَّهَا فِي وَجْهِي، وَأَنَا ابْنُ خَمْسِ سِنِينَ مِنْ دَلْوٍ</p><p><br /></p><p>“Yang aku ingat sekali dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah semburan air dari mulutnya ke wajahku, (air tersebut) beliau (semburkan dengan) mengambilnya dari sebuah ember, dan kala itu aku berumur lima tahun.” (HR. Bukhari no. 77)</p><p><br /></p><p>Para ulama menafsirkan, semburan yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam jaraknya jauh karena المج , artinya semburan air dari mulut. Dan tidak dikatakan المج , kecuali jika disamburkan dari jauh.</p><p><br /></p><p>Di hadis yang lain, sahabat Anas radhiyallahu ‘anhu menceritakan,</p><p><br /></p><p>رُبَّمَا قَالَ لِيَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: «يَا ذَا الأُذُنَيْنِ» يَعْنِي: يُمَازِحُهُ</p><p><br /></p><p>“Terkadang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam (mencandaiku dengan) memanggilku, ‘Wahai Dzal Udzunain (si pemilik dua daun telinga).’ Abu Usamah (salah satu periwayat hadis) mengatakan, ‘Beliau bermaksud untuk bersenda gurau dengannya.'” (HR. Tirmidzi no. 3828)</p><p><br /></p><p>Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menggunakan berbagai cara untuk menggembirakan dan menyenangkan anak kecil, sembari melatih mereka untuk terbiasa berbicara dengan orang yang lebih dewasa.</p><p><br /></p><p>Beliau senang mengusap kepala anak kecil</p><script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-9372551067994918"></script>
<!--Ads Display-->
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-9372551067994918" data-ad-format="auto" data-ad-slot="1222556839" data-full-width-responsive="true" style="display: block;"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script><p>Dari sahabat Abdullah bin Hisyam, suatu ketika beliau pernah dibawa ibunya Zainab binti Humaid radhiyallahu ‘anhuma untuk menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu ibunya mengatakan,</p><p><br /></p><p>يَا رَسُولَ اللَّهِ بَايِعْهُ. فَقَالَ: «هُوَ صَغِيرٌ»، فَمَسَحَ رَأْسَهُ، وَدَعَا لَهُ</p><p><br /></p><p>” ‘Wahai Rasulullah, tolong bai’atlah dia.’ Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Dia masih kecil!’ Maka, Nabi mengusap kepalanya dan mendoakannya.” (HR. Bukhari no. 7210)</p><p><br /></p><p>Beliau sering memberikan hadiah untuk anak kecil</p><p>Nabi <a href="https://www.alhikmah.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">mencontohkan</a> bahwa di dalam memberikan hadiah ada pengaruh besar terhadap orang yang menerimanya, terlebih lagi untuk anak kecil karena merekalah yang paling senang dan antusias jika melihat sebuah hadiah. Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengisahkan,</p><p><br /></p><p>أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ يُؤْتَى بِأَوَّلِ الثَّمَرِ، فَيَقُولُ: «اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي مَدِينَتِنَا، وَفِي ثِمَارِنَا، وَفِي مُدِّنَا، وَفِي صَاعِنَا؛ بَرَكَةً مَعَ بَرَكَةٍ»، ثُمَّ يُعْطِيهِ أَصْغَرَ مَنْ يَحْضُرُهُ مِنَ الوِلْدَانِ</p><p><br /></p><p>“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasanya diberi buah yang pertama kali keluar, maka beliau pun berdoa, ‘(yang artinya) Ya Allah, berkahilah Madinah kami, pada buah-buahan kami, pada Mudd kami, pada Sha’ kami, dengan keberkahan yang melimpah.’ Baru kemudian beliau memberikannya kepada anak yang paling kecil di antara anak yang hadir di situ.” (HR. Muslim no. 1373)</p><p><br /></p><p>Nabi senantiasa <a href="https://alhikmah.eu.org/" target="_blank">mengajarkan</a> anak-anak tentang Al-Qur’an, keimanan, dan tauhid</p><p>Begitu banyak hadis hadis yang mengisahkan bagaimana Nabi mengajarkan agama Islam kepada anak-anak, bahkan sahabat Jundub bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu mengatakan,</p><p><br /></p><p>كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم وَنَحْنُ فِتْيَانٌ حَزَاوِرَةٌ. فَتَعَلَّمْنَا الإِيمَانَ قَبْلَ أَنْ نَتَعَلَّمَ القُرْآنَ، ثُمَّ تَعَلَّمْنَا القُرْآنَ؛ فَازْدَدْنَا بِهِ إِيمَانًا</p><p><br /></p><p>“Dahulu kala, kami bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, sedang pada saat itu kami merupakan sosok pemuda-pemuda yang mendekati usia balig. Kami belajar iman sebelum mempelajari Al-Qur`an. Kemudian kami mempelajari Al-Qur`an, maka dengan begitu bertambahlah keimanan kami.” (HR. Ibnu Majah no. 52)</p><p><br /></p><p>Itulah beberapa contoh tentang bagaimana sikap dan perhatian beliau shallallahu ‘alaihi wasallam untuk anak-anak kecil. Sebuah teladan yang seharusnya dicontoh oleh setiap orang tua yang sedang membesarkan anaknya.</p><p><br /></p><p>Saat orang tua benar-benar <a href="http://alhikmah.eu.org" target="_blank">totalitas</a> di dalam mendidik dan memperhatikan anak-anaknya, di situlah keberkahan akan muncul dan bersemai. Manisnya keberkahan itu insyaAllah akan dirasakan oleh orang tua, baik di kehidupan dunia mereka, maupun setelah meninggalnya keduanya.</p><p><br /></p><p>Semoga Allah Ta’ala memberikan <a href="https://www.alhikmah.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">keistikamahan</a> kepada setiap orang tua yang sedang mendidik anaknya, memberikan kesabaran di dalam menghadapi tingkah laku mereka sehari-hari. Amin ya Rabbal ‘alamin. Wallahu Ta’ala a’lam bisshawab.</p><p><br /></p><p><br /></p><div>#<a href="http://poindev.site">poindev.site</a></div><div>#<a href="http://atomfrok.eu.org">atomfrok.eu.org</a></div><div>#<a href="http://flipe.eu.org">flipe.eu.org</a></div>
<script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-9372551067994918"></script>
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-9372551067994918" data-ad-format="autorelaxed" data-ad-slot="3598272882" style="display: block;"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>Kangsodhttp://www.blogger.com/profile/13729572402153797671noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3372200744081059801.post-1651747495105551582023-01-05T19:31:00.009+07:002023-07-11T11:36:49.852+07:00Merenungi Sisa-Sisa Umur Kita<h4 style="text-align: left;">Merenungi Sisa-Sisa Umur Kita</h4><div><a href="http://Alhikmah.eu.org">Alhikmah.eu.org</a></div><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi30OyHqgHjfGinVr_8A5iVSRavO4qFedQG9UhEdbAVjsqoasQJ-TIEeijcvBQDU09v0VrWg9AuL-1fMU0ISVbRPU82ZBcOpnczxMuUDzJOG3Hr7VzhgLyQUy6b141cOKTElQCjUGEMTdXk70Au6hf773RrbFqsXYOxDdT8e9DiEjnE5AUVbbEqEjmKsw/s810/20220621-Merenungi-Sisa-Sisa-Umur-Kita.webp" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Merenungi Sisa-Sisa Umur Kita-alhikmah.eu.org" border="0" data-original-height="500" data-original-width="810" height="198" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi30OyHqgHjfGinVr_8A5iVSRavO4qFedQG9UhEdbAVjsqoasQJ-TIEeijcvBQDU09v0VrWg9AuL-1fMU0ISVbRPU82ZBcOpnczxMuUDzJOG3Hr7VzhgLyQUy6b141cOKTElQCjUGEMTdXk70Au6hf773RrbFqsXYOxDdT8e9DiEjnE5AUVbbEqEjmKsw/w320-h198/20220621-Merenungi-Sisa-Sisa-Umur-Kita.webp" title="Merenungi Sisa-Sisa Umur Kita-alhikmah.eu.org" width="320" /></a></div><br /><div><br /></div><p>Dia yang di masa muda berbadan tegap, akhirnya akan mengeriput kulitnya. Dia yang di masa dewasa memiliki kekayaan ratusan trilliun rupiah, akhirnya akan beruban. Dia yang di masa puncak pernah duduk di kursi <a href="https://www.alhikmah.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">terpandang</a> pun, akhirnya akan berkurang penglihatan dan pendengarannya. Dia yang Allah Ta’ala berikan umur panjang, akhirnya akan menua, sehebat apapun masa mudanya.</p><p><br /></p><p>Sudah berapa tahun kita hidup?</p><p>Cobalah sejenak merenungi pertanyaan ini. Sudah berapa tahun kita hidup? Jika ternyata usia sudah 60 tahun lebih, maka berarti kita termasuk ke dalam orang-orang yang disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,</p><p><br /></p><p> أعمارُ أمَّتي ما بينَ الستينَ إلى السبعينَ وأقلُّهم مَنْ يجوزُ ذلِكَ</p><p><br /></p><p>“Umur umatku itu antara 60 sampai 70 tahun, dan sedikit orang yang melewati umur tersebut.” (HR. At-Tirmidzi no. 3550, Ibnu Majah no. 4236, dihasankan oleh Syekh Albani)</p><p><br /></p><p>Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam <a href="https://www.alhikmah.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">menyampaikan</a> bahwa umur kita sebagai umatnya adalah antara 60 sampai 70 tahun hijriyah. Sehingga apabila kita sudah berumur 60 tahun atau lebih, maka sudah seharusnya diri semakin banyak mengingat kematian yang akan datang tanpa diundang.</p><p><br /></p><p>Sudah berapa tahun kita hidup?</p><p><br /></p><p>Jika ternyata usia sudah 40 tahun, berarti kita termasuk ke dalam orang-orang yang disebutkan dalam Al-Quran,</p><p><br /></p><p>وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ اِحْسَانًا ۗحَمَلَتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۗوَحَمْلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰثُوْنَ شَهْرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةًۙ قَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَصْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ</p><p><br /></p><p>“Dan Kami <a href="https://www.alhikmah.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">perintahkan</a> kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun dia berdoa, ‘Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat <a href="https://www.alhikmah.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">mensyukuri</a> nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai, dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim.’” (QS. Al-Ahqaf: 15)</p><p><br /></p><p>Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan bahwa seseorang ketika sudah mencapai 40 tahun, maka akal dan pemahamannya telah sempurna. Kebanyakan orang yang sudah berusia 40 tahun tidak akan berubah lagi kebiasaan dalam menjalani kesehariannya. Seseorang yang telah mencapai usia 40 tahun harus memperbarui tobat dan bertekad tidak mengulangi lagi kesalahan yang pernah <a href="https://www.alhikmah.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">diperbuatnya</a>. (Tafsir Ibnu Katsir, 7: 258-259)</p><p><br /></p><p>Sudah berapa tahun kita hidup?</p><p><br /></p><p>Jika ternyata sudah mulai muncul uban di kepala, berarti kita termasuk ke dalam ayat Al-Quran,</p><p><br /></p><p>اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَّشَيْبَةً ۗيَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُۚ وَهُوَ الْعَلِيْمُ الْقَدِيْرُ</p><p><br /></p><p>“Allahlah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia <a href="https://www.alhikmah.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">menjadikan</a> (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui, Mahakuasa.” (QS. Ar-Rum: 54)</p><p><br /></p><p>Allah Ta’ala berfirman,</p><p><br /></p><p>اَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَّا يَتَذَكَّرُ فِيْهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاۤءَكُمُ النَّذِيْرُۗ فَذُوْقُوْا فَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ نَّصِيْرٍ</p><p><br /></p><p>“Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu untuk dapat berpikir bagi orang yang mau berpikir, padahal telah datang kepadamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami), dan bagi orang-orang zalim tidak ada seorang penolong pun.“ (QS. Fathir: 37)</p><p><br /></p><p>Ibnu Katsir <a href="https://www.alhikmah.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">rahimahullah</a> menjelaskan bahwa para ulama tafsir seperti Ibnu Abbas, Ikrimah, Qatadah, Sufyan bin ‘Uyainah, dan yang lainnya, menjelaskan bahwa maksud pemberi peringatan dalam ayat di atas adalah uban. (Tafsir Ibnu Katsir, 6: 493)</p><p>Alhikmah hakikat.</p><h4 style="text-align: left;">Aku masih muda …</h4><p>Kita masih merasa muda? Usia kita belum 60 tahun, belum muncul uban sedikit pun, belum 40 tahun, bukan berarti waktu kita masih panjang. Masalah sisa umur yang tersisa tidak ada orang yang mengetahui, kapan dan di mana jatah hidup di dunia habis.</p><p><br /></p><p>وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًاۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌۢ بِاَيِّ اَرْضٍ تَمُوْتُۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ</p><p><br /></p><p>“Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal.” (QS. Lukman: 34)</p><p><br /></p><p>Masih muda bukanlah jaminan. Betapa banyak yang meninggal di masa mudanya. Data jaringan kolaborasi beban penyakit dunia menyebutkan kematian penduduk Indonesia pada tahun 2019 sebesar 18.370 orang berumur 5-14 tahun, 264.550 orang berumur 15-49 tahun, 612.889 berumur 50-69 tahun, sisanya berumur kurang dari 5 tahun dan lebih dari 69 tahun. Ini menunjukkan bahwa kematian di usia muda sangat banyak. Jadi, bukan berarti kita masih bisa bersantai ria karena merasa masih muda dan kematian masih lama.</p><p><a href="https://www.alhikmah.eu.org/2022/08/syekh.html">BACA JUGA : KAROMAH SYEKH ABDUL QADIR JAILANI DAPAT MENGHIDUPKAN KEMBALI TULANG BELULANG</a></p><p><br /></p><h4 style="text-align: left;">Kebiasaan di sisa waktu</h4><script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-9372551067994918"></script>
<!--Ads Display-->
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-9372551067994918" data-ad-format="auto" data-ad-slot="1222556839" data-full-width-responsive="true" style="display: block;"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script><p>Kalau kita mau jujur, nasihat untuk beramal kebaikan yang datang kepada kita sudah banyak. Peringatan akan kematian seringkali terdengar. Imbauan dan ajakan untuk <a href="https://www.alhikmah.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">memanfaatkan</a> sisa umur sudah sangat sering didapatkan. Jadi, kita bisa memilih, mau memilih mengisi sisa umur dengan kebiasaan yang baik ataukah menghabiskannya dengan kesenangan dunia dan kepuasan nafsu dalam hidup ini. Yang perlu diingat, seseorang itu akan meninggal dalam keadaan kebiasaan hidupnya. Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan saat menafsirkan surah Ali-Imran ayat 102, maksud dari firman Allah Ta’ala,</p><p><br /></p><p>وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ</p><p><br /></p><p>adalah supaya kita <a href="https://www.alhikmah.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">memelihara</a> Islam saat keadaan sehat, agar kita mati di atas Islam. Sesungguhnya Allah Ta’ala akan memberlakukan seseorang sesuai dengan kebiasaannya. Orang yang memiliki kebiasaan tertentu dalam hidup, dia akan mati sesuai kebiasaannya tersebut. Dan siapa yang mati dalam kondisi tertentu, dia akan dibangkitkan sesuai kondisi matinya. (Tafsir Ibnu Katsir, 2: 75)</p><p><br /></p><p>Sebelum kita menyesali masa lalu</p><p><a href="https://www.alhikmah.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">Sebagaimana</a> seseorang belajar di sekolah atau di kampus, ataupun bekerja menjadi karyawan, seseorang yang hidup di dunia akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Anak sekolah akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dia kerjakan dan pelajari selama sekolah lewat ujian sekolah atau ujian kampus. Orang yang bekerja sebagai karyawan akan dimintai pertanggungjawaban atas pekerjaannya lewat laporan rutin. Para pejabat juga dimintai pertanggungjawaban selama ia menjabat. Itu dalam masalah dunia yang sifatnya sementara. Bagaimana dengan masalah akhirat yang merupakan kehidupan abadi? Tentu pertanggungjawabannya semakin besar dan teliti.</p><p><br /></p><p>Di antara <a href="https://www.alhikmah.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">pertanggungjawaban</a> tahap awal dalam kehidupan akhirat yang akan dilalui manusia adalah apa yang telah diceritakan oleh Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam,</p><p><br /></p><p>لا تزولُ قدَما عبدٍ يومَ القيامةِ حتَّى يسألَ عن عمرِهِ فيما أفناهُ ، وعن عِلمِهِ فيمَ فعلَ ، وعن مالِهِ من أينَ اكتسبَهُ وفيمَ أنفقَهُ ، وعن جسمِهِ فيمَ أبلاهُ</p><p><br /></p><p>“Tidaklah kedua kaki seorang hamba beranjak pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai: untuk apa umurnya ia <a href="https://www.alhikmah.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">habiskan</a>, apakah ilmunya ia amalkan, dari mana hartanya ia peroleh dan di mana ia belanjakan, serta untuk apa tubuhnya ia usangkan.” (HR. Tirmidzi no. 2417, Syekh Al-Albani mengatakan bahwa hadis ini sahih)</p><p><br /></p><p>Sungguh kelak setiap orang akan mempertanggungjawabkan umur yang telah Allah Ta’ala berikan. Manusia akan menyesali keadaannya selama di dunia.</p><p><br /></p><p>كَلَّآ اِذَا دُكَّتِ الْاَرْضُ دَكًّا دَكًّاۙ وَّجَآءَ رَبُّكَ وَالْمَلَكُ صَفًّا صَفًّاۚ وَجِايْۤءَ يَوْمَىِٕذٍۢ بِجَهَنَّمَۙ يَوْمَىِٕذٍ يَّتَذَكَّرُ الْاِنْسَانُ وَاَنّٰى لَهُ الذِّكْرٰىۗ يَقُوْلُ يٰلَيْتَنِيْ قَدَّمْتُ لِحَيَاتِيْۚ</p><p><br /></p><p>“Sekali-kali tidak! Apabila bumi <a href="https://www.alhikmah.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">diguncangkan</a> berturut-turut (berbenturan), dan datanglah Tuhanmu; dan malaikat berbaris-baris, dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahanam; pada hari itu sadarlah manusia, tetapi tidak berguna lagi baginya kesadaran itu. Dia berkata, ‘Alangkah baiknya sekiranya dahulu aku mengerjakan (kebajikan) untuk hidupku ini.’” (QS. Al-Fajr: 21-24)</p><p><br /></p><p>Ibnu Katsir rahimahullah <a href="https://www.alhikmah.eu.org" rel="nofollow" target="_blank">menerangkan</a> bahwa yang menyesal kelak di hari kiamat bukan hanya orang-orang kafir saja, melainkan juga kaum muslimin yang melakukan perbuatan dosa atas maksiat yang dilakukannya. Selain itu, kaum mukminin juga menyesal karena kurangnya ketaatan yang dilakukannya selama di dunia. (Tafsir Ibnu Katsir, 8: 389)</p><p><br /></p><p>Saat ini, sebelum penyesalan itu datang, sebelum hari ini menjadi masa lalu yang akan disesali, marilah kita berusaha sekuat tenaga meningkatkan keimanan kita, terus berdoa kepada Allah Ta’ala, agar Allah Ta’ala senantiasa memberikan petunjuk, menjaga dan memberikan keistiqomahan kepada kita semua. Aamiin</p><p><br /></p><p><br /></p><div>#<a href="http://poindev.site">poindev.site</a></div><div>#<a href="http://atomfrok.eu.org">atomfrok.eu.org</a></div><div>#<a href="http://flipe.eu.org">flipe.eu.org</a></div><div><br /></div>
<script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-9372551067994918"></script>
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-9372551067994918" data-ad-format="autorelaxed" data-ad-slot="3598272882" style="display: block;"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>Kangsodhttp://www.blogger.com/profile/13729572402153797671noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3372200744081059801.post-71328306062601367452022-12-27T19:39:00.024+07:002023-07-11T11:37:27.967+07:00Bolehkah Saling Mendoakan Dan Memberi Selamat Tahun Baru Masehi?<h4 style="text-align: left;">Bolehkah Saling Mendoakan Dan Memberi Selamat Tahun Baru Masehi?</h4><div>Alhikmah.eu.org</div><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiHHW3btOiDzvbjMSkGx0CraRhckF0FNJaBXq-VtWQ50eAo1ybu_u9kOuqBXEOzP-1AA2OBpPgXnr5Fz9BkGLFolUU93ij0Tl7LCrGoEamNRchY0LDxr0GnVeBfmC5CuQHzTttatD_Zogx5CI41aUvUBjFeeqVjKvaGmkQW3UFAFprQ_V_7Y12Q5kd3A/s810/Bolehkah-Saling-Mendoakan-Dan-Memberi-Selamat-Tahun-Baru-Masehi.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Bolehkah Saling Mendoakan Dan Memberi Selamat Tahun Baru Masehi?-alhikmah.eu.org" border="0" data-original-height="500" data-original-width="810" height="198" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiHHW3btOiDzvbjMSkGx0CraRhckF0FNJaBXq-VtWQ50eAo1ybu_u9kOuqBXEOzP-1AA2OBpPgXnr5Fz9BkGLFolUU93ij0Tl7LCrGoEamNRchY0LDxr0GnVeBfmC5CuQHzTttatD_Zogx5CI41aUvUBjFeeqVjKvaGmkQW3UFAFprQ_V_7Y12Q5kd3A/w320-h198/Bolehkah-Saling-Mendoakan-Dan-Memberi-Selamat-Tahun-Baru-Masehi.jpg" title="Bolehkah Saling Mendoakan Dan Memberi Selamat Tahun Baru Masehi?-alhikmah.eu.org" width="320" /></a></div><br /><p><br /></p><p>Berikut ini adalah pernyataan yang kurang tepat:</p><p><br /></p><p>“Daripada kumpul-kumpul malam tahun baru untuk bakar kembang api dan niup terompet seperti orang Yahudi, mendingan malam tahun baru kita berkumpul buat pengajian dan saling mendoakan”</p><p><br /></p><p>“Saya ikut tahun baru sekedar formalitas aja kok, gak enak ama temen, gak niat merayakannya juga, saya sudah tahu hukumnya”</p><p><br /></p><p>Yang benar adalah, jalanilah malam tahun baru sebagaimana malam-malam biasanya. Tidak ada yang spesial di malam tahun baru. Tidak perlu membuat “saingan” berupa kegiatan Islami dalam rangka menyambut tahun baru. Intinya tidak perlu membuat acara khusus dalam rangka menyambut tahun baru masehi. Tidak perlu membuat majelis dzikir atau pengajian dalam rangka tahun baru. Karena jelas tahun baru masehi bukan perayaan kaum Muslimin dan jelas itu adalah perayaan non-muslim serta memiliki sejarah yang terkait dengan agama kuno Romawi.</p><p><br /></p><p>Sebagaimana dalam buku “The World Book Encyclopedia” vol.14 hal.237 dijelaskan: “Semenjak abad ke 46 SM raja Romawi julius caesar menetapkan 1 Januari sebagai hari permulaan tahun. Orang Romawi mem persembahkan hari 1 Januari kepada janus, dewa segala gerbang pintu-pintu dan permulaan (waktu). Bulan Januari diambil dari nama janus sendiri,yaitu dewa yang memiliki dua wajah, satu wajah menghadap ke (masa) depan dan satu wajah lagi menghadap ke (masa) lalu”.</p><p><br /></p><p>Jelas tahun baru masehi bukanlah bagian dalam Islam dan jangan sampai kita ikut-ikutan menyerupai mereka. Karena jika kita ikut-ikutan menyerupai mereka maka kita bisa dihukumi bagian dari mereka. Tidak perlu menjadikan momen tahun baru untuk ajang saling mendoakan tau membuat majelis “pengajian” khusus untuk menyambutnya. Atau sekedar basa-basa walapun tidak berniat merayakannya.</p><p><br /></p><p>Berikut pertanyaan yang diajukan kepada syaikh Muhammad Al-Munajjid hafidzahullah: “Bolehkah bagi kaum Muslimin saling memberikan ucapan selamat dan mendoakan pada saat momen tahun baru masehi? Tentunya mereka tidak berniat/bermaksud untuk merayakannya“.</p><p><br /></p><p>Beliau menjawab: “Tidak boleh bagi kaum Muslimin saling memberikan ucapan selamat tahun baru masehi, tidak boleh juga mereka merayakannya. Karena kedua perbuatan tersebut termasuk bentuk tasyabbuh (menyerupai) orang-orang kafir, sedangkan kita dilarang melakukan hal itu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</p><p><br /></p><p>مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ</p><p><br /></p><p>“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka” (HR. Abu Daud no. 4031, dishahihkan oleh Al Albani)</p><p><br /></p><p>Memberikan ucapan selamat yang terkait dengan suatu hari yang berulang tiap tahunnya termasuk dalam makna merayakannya dan mmenjadikan hari tersebut sebagai hari raya, dan ini juga terlarang. Wallahu a’lam.1</p><p><br /></p><p><br /></p><p>Syaikh Abdul Karim Al-Khudhair hafizhahullah ditanya mengenai berdoa dan ucapan selamat tahun baru. Beliau menjelaskan bahwa doa itu boleh kapan saja (doa mutlak), tetapi sebaiknya tidak dikaitkan dengan perayaan-perayaan hari raya tertentu seperti tahun baru. Beliau berkata, “Doa untuk saudara muslim bisa dengan doa mutlak, seorang muslim tidak menjadikannya ibadah (khusus) terkait dengan hari raya tertentu.”2</p><p><br /></p><p>Sebagai seorang muslim hendaknya kita tidak ikut-ikutan setelah tahu sejarah dan hakikat perayaan tahun baru. Janganlah kita mengikuti perayaan dan hal-hal yang jelek dari Yahudi dan Nashrani. Karena ini sudah diperingati oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa akan banyak kaum muslimin yang mengikuti mereka walapun sampai ke perkara yang buruk dan bisa merusakan agama kaum muslimin.</p><script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-9372551067994918"></script>
<!--Ads Display-->
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-9372551067994918" data-ad-format="auto" data-ad-slot="1222556839" data-full-width-responsive="true" style="display: block;"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script><p><a href="https://www.alhikmah.eu.org/2022/07/karomah_20.html">BACA JUGA : KAROMAH SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI MENGETAHUI KESUCIAN SANTRINYA</a></p><p><br /></p><p>Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,</p><p><br /></p><p>لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَأْخُذَ أُمَّتِى بِأَخْذِ الْقُرُونِ قَبْلَهَا ، شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ . فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَفَارِسَ وَالرُّومِ . فَقَالَ وَمَنِ النَّاسُ إِلاَّ أُولَئِكَ</p><p><br /></p><p>“Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.” Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, “Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?” Beliau menjawab, “Selain mereka, lantas siapa lagi?“3</p><p><br /></p> <p>Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,</p><p><br /></p><p>لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ , قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ : فَمَنْ</p><p><br /></p><p>“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?”4</p><p><br /></p><p>Demikian semoga bermanfaat.</p><p><br /></p><p><br /></p><div>#<a href="http://poindev.site">poindev.site</a></div><div>#<a href="http://atomfrok.eu.org">atomfrok.eu.org</a></div><div>#<a href="http://flipe.eu.org">flipe.eu.org</a></div>
<script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-9372551067994918"></script>
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-9372551067994918" data-ad-format="autorelaxed" data-ad-slot="3598272882" style="display: block;"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>Kangsodhttp://www.blogger.com/profile/13729572402153797671noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3372200744081059801.post-79742538135788987092022-12-08T17:36:00.044+07:002023-07-11T11:38:39.996+07:00Sebuah Ujian dan Ketawadukan<h4 style="text-align: left;">Sebuah Ujian dan Ketawadukan</h4><div>Alhikmah.eu.org</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfAsA8ziJ6PB-CbFdrau0zcb7r1NaGMMsKPNWcpa8XyrVMosjWaeDODxhrAgaj4HeSN0zmgHxZkUZc8wvHzN4Nc4Q4c8zi-eKZKt_r8Hy2ZtbDuhcZphDY9P8_ajEvU0VDvzgb-hQn3Hyvuw3g7_2sJvFBHrpxbQ-6fnkhY-rz49E0Roe8GSYxLjMgSg/s810/20221208-Sebuah-Ujian-dan-Ketawadhuan.webp" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Sebuah Ujian dan Ketawadukan-alhikmah.eu.org" border="0" data-original-height="500" data-original-width="810" height="198" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfAsA8ziJ6PB-CbFdrau0zcb7r1NaGMMsKPNWcpa8XyrVMosjWaeDODxhrAgaj4HeSN0zmgHxZkUZc8wvHzN4Nc4Q4c8zi-eKZKt_r8Hy2ZtbDuhcZphDY9P8_ajEvU0VDvzgb-hQn3Hyvuw3g7_2sJvFBHrpxbQ-6fnkhY-rz49E0Roe8GSYxLjMgSg/w320-h198/20221208-Sebuah-Ujian-dan-Ketawadhuan.webp" title="Sebuah Ujian dan Ketawadukan-alhikmah.eu.org" width="320" /></a></div><br /><div><br /></div><p>Imam Bukhari rahimahullah menuturkan,</p><p>Khalid bin Makhlad menuturkan kepada kami, Dia berkata, Sulaiman mengabarkan kepada kami, Dia berkata, Abdullah bin Dinar mengabarkan kepada kami. Dari Ibnu ‘Umar, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau bersabda,</p><p><br /></p><p>“Sesungguhnya di antara pohon-pohon itu ada sebuah pohon yang tidak berguguran daun-daunnya, dan sesungguhnya ia menjadi sebuah perumpamaan bagi seorang muslim. Katakanlah kepadaku, pohon apakah itu?”</p><p><br /></p><p>Dia (Ibnu ‘Umar) berkata, “Maka, orang-orang pun berpikir mengenai pohon-pohon yang ada di lembah.” Abdullah (Ibnu ‘Umar) berkata, “Di dalam hatiku terpikir bahwa pohon yang beliau maksud itu adalah kurma. Akan tetapi, aku malu mengutarakannya.”</p><p><br /></p><p>Kemudian mereka (para sahabat) berkata, “Ceritakanlah kepada kami wahai Rasulullah, pohon apakah itu?”</p><p><br /></p><p>Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab,</p><p><br /></p><p>هِيَ النَّخْلَة</p><p><br /></p><p>“Itu adalah pohon kurma.” (lihat Sahih Al-Bukhari bersama Fath Al-Bari tahqiq Syaibatul Hamdi, Juz 1 hal. 178)</p><p><br /></p><p>Keterangan Ringkas:</p><p>Di antara faedah dan pelajaran yang bisa diambil dari hadis di atas:</p><p><br /></p><p><b>Pertama</b>: Anjuran bagi seorang ‘alim atau guru untuk memberikan pertanyaan atau soal kepada murid-muridnya dalam rangka menguji pemahaman dan memotivasi mereka untuk merenungkan dan berpikir tentang materi yang disampaikan.</p><p><br /></p><p><b>Kedua</b>: Hendaknya menghormati dan memuliakan orang-orang yang lebih tua (senior) dan tidak banyak berbicara di sisi mereka.</p><p><br /></p><p><b>Ketiga</b>: Anjuran untuk merasa malu selama hal itu tidak menyebabkan hilangnya suatu kemaslahatan</p><p><br /></p><p><b>Keempat</b>: Bolehnya membuat tebak-tebakan atau teka-teki dengan disertai keterangan atau pemberian ‘kunci jawaban’ atasnya.</p><p><br /></p><p><b>Kelima</b>: Bolehnya memberikan perumpamaan demi meningkatkan pemahaman para hadirin.</p><p><br /></p><p><b>Keenam</b>: Bisa jadi seorang ‘alim senior terluput darinya sebagian perkara ilmu yang ternyata didapatkan oleh orang yang lebih rendah ilmunya, karena ilmu adalah anugerah dan karunia Allah yang diberikan kepada siapa pun yang dikehendaki-Nya.</p><p><br /></p><p><b>Ketujuh</b>: Hadis ini menunjukkan keutamaan atau keistimewaan pohon kurma. Al-Bazzar meriwayatkan hadis dengan sanad sahih dari jalan Sufyan bin Husain dari Abu Bisyr, dari Mujahid dari Ibnu ‘Umar, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Perumpamaan seorang muslim seperti pohon kurma. Apa saja yang datang kepadamu dari pohon itu niscaya memberikan manfaat.” (lihat ‘Umdah Al-Qari oleh Imam Al-‘Aini, Juz 2 hal. 22)</p><p><br /></p><p><a href="https://www.alhikmah.eu.org/2022/08/sholat.html">BACA JUGA : *DAHSYATNYA SHOLAT SUNNAH FAJAR*</a></p><p>Allah Ta’ala bahkan berfirman,</p><p><br /></p><p>أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًۭا كَلِمَةًۭ طَيِّبَةًۭ كَشَجَرَةٍۢ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌۭ وَفَرْعُهَا فِى ٱلسَّمَآءِ</p><p><br /></p><p>“Tidakkah kamu melihat bagaimana Allah memberikan perumpamaan suatu kalimat yang baik seperti pohon yang baik, pokoknya kokoh tertanam sedangkan cabang-cabangnya menjulang di langit.” (QS. Ibrahim: 24)</p><script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-9372551067994918"></script>
<!--Ads Display-->
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-9372551067994918" data-ad-format="auto" data-ad-slot="1222556839" data-full-width-responsive="true" style="display: block;"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script><p><br /></p><p>Syekh As-Sa’di rahimahullah menafsirkan,</p><p><br /></p><p>“Yang dimaksud ‘pohon yang baik’ itu adalah pohon kurma.” (lihat Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hal. 425)</p><p><br /></p><p>“Di dalam ayat tersebut, Allah memberikan perumpamaan kalimat laa ilaha illallah beserta cabang-cabangnya, laksana pohon kurma. Batang dan pokoknya tertancap kuat di dalam bumi, sedangkan ranting-rantingnya menjulang ke langit serta senantiasa membuahkan banyak manfaat. Demikianlah, perumpamaan pohon keimanan dalam hati seorang mukmin yang berupa ilmu dan keyakinan. Cabang-cabangnya berupa ucapan-ucapan yang baik/zikir dan amal salih, akhlak yang bagus, dan adab yang indah.” (lihat Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hal. 425)</p><p><br /></p><p>Demikian sedikit catatan faedah, semoga bermanfaat bagi segenap pembaca</p><div><br /></div><div><div>#<a href="http://poindev.site">poindev.site</a></div><div>#<a href="http://atomfrok.eu.org">atomfrok.eu.org</a></div><div>#<a href="http://flipe.eu.org">flipe.eu.org</a></div></div>
<script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-9372551067994918"></script>
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-9372551067994918" data-ad-format="autorelaxed" data-ad-slot="3598272882" style="display: block;"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>Kangsodhttp://www.blogger.com/profile/13729572402153797671noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3372200744081059801.post-56338667740245329972022-12-08T17:36:00.043+07:002023-07-11T11:38:00.256+07:00Jangan tinggalkan shalat<h4 style="text-align: left;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div></h4><h4 style="clear: both; text-align: justify;"><span style="text-align: left;">Jangan tinggalkan shalat</span></h4><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">alhikmah.eu.org</span></div><h4 style="text-align: left;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRbXWPkgWk64gJ3bl8feRb83MEVZTV-P7-6Suol9GmRG51zLd01edYvRRW9LmgnmNQpaNVCC98PnYMmZI1cp7bK2JQF52q3yDd5krq3ipqgYaCBWj3oLkhFBsXQz_USvd_hjEKUcKqCp19Dj5U4_OMwUw0kVUNLsAMxD8Dn9lw5mzgOd_k2CpmMca_QA/s810/Alhikmah1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Jangan tinggalkan shalat-alhikmah.eu.org" border="0" data-original-height="500" data-original-width="810" height="198" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRbXWPkgWk64gJ3bl8feRb83MEVZTV-P7-6Suol9GmRG51zLd01edYvRRW9LmgnmNQpaNVCC98PnYMmZI1cp7bK2JQF52q3yDd5krq3ipqgYaCBWj3oLkhFBsXQz_USvd_hjEKUcKqCp19Dj5U4_OMwUw0kVUNLsAMxD8Dn9lw5mzgOd_k2CpmMca_QA/w320-h198/Alhikmah1.jpg" title="Jangan tinggalkan shalat-alhikmah.eu.org" width="320" /></a></div></h4><p><br /></p><p>Salat merupakan perkara yang agung dan seharusnya menjadi perhatian kaum muslimin dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, banyak di antara kaum muslimin yang melalaikannya, dan tidak mempedulikannya sama sekali. Mereka inilah yang telah menyia-nyiakan salat sebagaimana yang Allah Ta’ala sebutkan dalam Al-Qur’an.</p><p><br /></p><p>Allah Ta’ala berfirman,</p><p><br /></p><p>فَخَلَفَ مِن بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيّاً إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحاً فَأُوْلَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ شَيْئاً</p><p><br /></p><p>”Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan salat dan memperturutkan hawa nafsunya. Mereka kelak akan menemui kesesatan, kecuali orang yang bertobat, beriman, dan beramal saleh. Maka, mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikit pun.” (QS. Maryam: 59-60)</p><p><br /></p><p>Dalam ayat di atas, yang dimaksud dengan أَضَاعُوا الصَّلَاةَ (menyia-nyiakan salat) adalah semua bentuk perbuatan yang dinilai menyia-nyiakan salat. Termasuk di antaranya adalah menyia-nyiakan (tidak memperhatikan) syarat sah dan rukun salat, tidak khusyuk dalam salat, atau tidak salat wajib berjemaah di masjid bagi laki-laki tanpa uzur (tanpa alasan yang dibenarkan oleh syariat). Dan di antara bentuk menyia-nyiakan salat yang paling besar adalah tidak mendirikan atau mengerjakan salat.</p><p><br /></p><p>Surah Maryam ayat 59-60 di atas menjelaskan bahwa salah satu sifat generasi yang jelek adalah menyia-nyiakan salat. Orang yang menyia-nyiakan salat itu bisa disebabkan karena mengikuti syahwat yang terlarang.</p><p><br /></p><p>Dalam ayat yang lain, Allah Ta’ala mengancam orang-orang yang lalai dari ibadah salat bahwa mereka akan ditimpa kecelakaan. Allah Ta’ala berfirman,</p><p><br /></p><p>فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ الَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ</p><p><br /></p><p>”Maka, kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya.” (QS. Al-Ma’un: 4-5)</p><p><br /></p><p>Terdapat dua bentuk ”lalai” yang berkaitan dengan salat, yaitu:</p><p><br /></p><p>Pertama, lalai (lupa) ”dalam” salat. Lalai dalam salat ini bukanlah hal yang tercela. Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam pernah lupa telah mendapatkan berapa rakaat salat. Beliau pun kemudian melengkapi salatnya dan dilanjutkan dengan sujud sahwi.</p><p><br /></p><p>Kedua, lalai yang tercela adalah lalai ”dari” salat, yaitu semua bentuk kelalaian yang berkaitan dengan ibadah salat. Boleh jadi melalaikan syarat atau rukun salat, melalaikan waktu salat, tidak mengerjakan salat, atau baru mendirikan salat ketika sudah di akhir waktu salat.</p><p><br /></p><p>Maka, orang yang mengerjakan salat setelah selesai waktunya adalah pelaku dosa besar, sedang yang meninggalkan salat secara total walaupun hanya satu salat saja, baik di dalam waktu atau di luar waktunya, maka dia seperti orang yang berbuat zina dan mencuri. Karena orang yang meninggalkan salat adalah dosa besar. Jika hal ini dilakukan berkali-kali atau dengan kata lain terkadang salat dan terkadang tidak, maka dia termasuk pelaku dosa besar, kecuali jika dia bertobat. Jika terus menerus tidak salat, maka dia termasuk orang yang keji dan celaka dan orang yang melakukan tindak kejahatan.</p><p><a href="https://www.alhikmah.eu.org/2022/07/karomah_20.html">BACA JUGA : KAROMAH SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI MENGETAHUI KESUCIAN SANTRINYA</a></p><p><br /></p><p>Allah Ta’ala berfirman,</p><p><br /></p><p>مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ الْمِسْكِينَ وَكُنَّا نَخُوضُ مَعَ الْخَائِضِينَ وَكُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوْمِ الدِّينِ حَتَّى أَتَانَا الْيَقِينُ فَمَا تَنفَعُهُمْ شَفَاعَةُ الشَّافِعِينَ</p><p><br /></p><p>“Apakah yang memasukkan kamu ke dalam (neraka) Saqar?” Mereka (orang-orang kafir) menjawab, “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan salat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, dan kami membicarakan yang batil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan kami mendustakan hari pembalasan, hingga datang kepada kami kematian.” (QS. Al-Mudatsir: 42-48)</p><p><br /></p><p>Surah Al-Mudatsir ayat 42-28 di atas menunjukkan bahwa orang-orang kafir juga terkena kewajiban salat. Maksudnya, jika mati dalam kondisi kafir, mereka akan mendapatkan tambahan hukuman di neraka karena selama di dunia, mereka tidak mengerjakan (mendirikan) salat. Meskipun jika mereka salat dalam kondisi tidak beriman, maka salatnya tidak pernah sah sampai mereka masuk Islam terlebih dahulu. Hal ini menunjukkan bahwa mereka mendapatkan tambahan hukuman (azab) karena adanya kewajiban yang tidak mereka kerjakan. Ayat ini digunakan sebagai dalil dari sebagian ulama yang mengafirkan orang yang tidak mengerjakan salat.</p><p><br /></p><p>Lalu, apa sebab seseorang menyia-nyiakan (meninggalkan) salat? Dari ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,</p><p><br /></p><p>وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُورٌ، وَلَا بُرْهَانٌ، وَلَا نَجَاةٌ ، وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ، وَفِرْعَوْنَ، وَهَامَانَ، وَأُبَيِّ بْنِ خَلَفٍ</p><p><br /></p> <script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-9372551067994918"></script>
<!--Ads Display-->
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-9372551067994918" data-ad-format="auto" data-ad-slot="1222556839" data-full-width-responsive="true" style="display: block;"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script><p>”Barangsiapa yang tidak menjaga salat, maka dia tidak mendapatkan cahaya, tidak mendapatkan burhan (petunjuk), tidak mendapatkan keselamatan, dan di hari kiamat dia akan dikumpulkan bersama Qarun, Firaun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.” (HR. Ahmad 2: 169; Ad-Darimi 2: 301, dan lain-lain. Hadis ini dinilai sahih oleh Syekh Al-Albani)</p><p><br /></p><p>Dalam hadis di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan bahwa orang yang tidak menjaga alias menyia-nyiakan salat, akan dikumpulkan bersama Qarun, Firaun, Haman, dan Ubay bin Khalaf. Penyebutan tokoh-tokoh ini merupakan isyarat apakah penyebab seseorang meninggalkan salat. Sebab yang pertama, karena seseorang sibuk dengan hartanya. Qarun adalah simbol orang kafir yang memiliki harta yang melimpah. Sebab yang kedua, karena kekuasaannya. Firaun dan Haman adalah simbol orang kafir yang sangat berkuasa di zamannya. Kemudian sebab yang ketiga adalah karena sibuk dengan harta perdagangan atau perniagaannya. Dalam hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebutkan Ubay bin Khalaf sebagai simbol orang kafir yang berprofesi sebagai pedagang.</p><p><br /></p><p>Salat adalah ibadah yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat. Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,</p><p><br /></p><p>إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ، فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ</p><p><br /></p><p>”Hal pertama kali yang dihisab dari seorang hamba di hari kiamat adalah salatnya. Jika salatnya baik, maka dia telah beruntung dan selamat. Dan jika salatnya rusak, dia telah gagal dan merugi.” (HR. Tirmidzi no. 413 dan An-Nasa’i no. 465, dinilai sahih oleh Al-Albani)</p><p><br /></p><p>Semoga Allah Ta’ala memberikan petunjuk kepada kaum muslimin agar mereka istikamah dalam menjaga salatnya.</p><p><br /></p><p><br /></p><div>#<a href="http://poindev.site">poindev.site</a></div><div>#<a href="http://atomfrok.eu.org">atomfrok.eu.org</a></div><div>#<a href="http://flipe.eu.org">flipe.eu.org</a></div>
<script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-9372551067994918"></script>
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-9372551067994918" data-ad-format="autorelaxed" data-ad-slot="3598272882" style="display: block;"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>Kangsodhttp://www.blogger.com/profile/13729572402153797671noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3372200744081059801.post-35857843896239137762022-11-29T09:09:00.011+07:002023-07-11T11:39:26.713+07:00KISAH HIKMAH: RASA KEHADIRAN ALLAH SWT<p style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiV9tFZUWnZ2DncfcnMLUiLTWaLC2Dyq4scTDkBBGR08fSztvhOX57g2K4xr9iwbhzZUdvviUBvNe56fzZcA4FHFvRQMMwmQOb1AB6IA7dNv0tQDsIDVDApFlFquJjNF6etC1p-_l_cP8mfFj-9ZsZMSa61nrpJ5a76Z1l2ow8fBvCUQBdgA49QtzUcRA/s720/1669687513576.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="KISAH HIKMAH: RASA KEHADIRAN ALLAH SWT-alhikmah" border="0" data-original-height="691" data-original-width="720" height="307" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiV9tFZUWnZ2DncfcnMLUiLTWaLC2Dyq4scTDkBBGR08fSztvhOX57g2K4xr9iwbhzZUdvviUBvNe56fzZcA4FHFvRQMMwmQOb1AB6IA7dNv0tQDsIDVDApFlFquJjNF6etC1p-_l_cP8mfFj-9ZsZMSa61nrpJ5a76Z1l2ow8fBvCUQBdgA49QtzUcRA/w320-h307/1669687513576.jpg" title="KISAH HIKMAH: RASA KEHADIRAN ALLAH SWT-alhikmah" width="320" /></a></p><p style="text-align: center;"> <b style="text-align: center;"><u>Muqoddimah</u></b></p><div><div><br /></div><div>Segala puji hanya untuk Allah, Rabb semesta alam. Shalawat serta salam kita haturkan kepada Nabi kita <a href="http://www.alhikmah.eu.org">Muhammad</a> Shalallahu 'alaihi wa sallam, kepada keluarga serta seluruh sahabatnya beliau. Amma ba'du:</div><div><br /></div><div>Dalam kehidupan ini ada begitu banyak panah musibah yang begitu cepat menembus relung kehidupan kita, di tambah lagi dengan <a href="http://www.alhikmah.eu.org">tombak</a> bencana yang menancap kuat bersama lemparan waktu, tapi harus di sadari bahwa sesungguhnya kita sekarang sedang hidup pada sebuah negeri kehidupan yang penuh dengan cobaan dan ujian, negeri yang di dalamnya penuh dengan kepayahan dan kesedihan, serta resah dan kegelisahan, semua menghampiri kita. Tatkala kita sedang kehilangan orang yang kita cintai semua datang menusuk hati, atau ketika kita kehilangan harta benda, begitu pula manakala kita mendapat perlakuan yang buruk dari orang lain, ketika berpisah dengan saudara yang kita sayangi <a href="http://www.alhikmah.eu.org">demikian</a> pula ketika kita kehilangan anggota keluarga dari salah seorang anak kita, semua datang silih berganti, begitu juga dalam perkara-perkara menyedihkan yang lainnya.</div><div><br /></div><div>Musibah yang <a href="http://www.alhikmah.eu.org">menimpa</a> seorang hamba tidak lepas dari empat perkara, yang pertama kemungkinan musibah itu langsung mengenai dirinya sendiri, kedua: di dalam hartanya, ketiga: pada kehormatanya, keempat: pada anggota keluarganya atau orang-orang yang di cintainya. Sedangkan manusia pada umumnya, semua bisa mendapat musibah yang semacam ini, tidak pandang bulu, apakah dia seorang muslim atau kafir, orang yang baik atau fajir semua mendapat giliranya, sebagaimana bisa kita saksikan di tengah-tengah masyarakat kita.</div><div>Melihat begitu cepat datangnya masalah tersebut (dari bencana, musibah, kesedihan dll) di tambah lagi ketidaksiapan seseorang untuk <a href="http://www.alhikmah.eu.org">menghadapi</a> datangnya musibah yang begitu cepat, maka saya membuat kaidah-kaidah pokok (dalam tulisan ini) sebagai benteng supaya mampu menghadapi datangnya musibah. Tulisan yang saya susun ini semuanya berkisar pada keadaan umumnya kebanyakan <a href="http://www.alhikmah.eu.org">manusia</a>, dan setiap keadaan harus di sesuaikan dalam cara penanganannya. Seraya memohon mudah-mudahan Allah memberi saya taufik dan bimbinganNya.</div><div> </div><div>Adapun keadaan manusia dalam <a href="http://www.alhikmah.eu.org">kehidupan</a> ini, sebagaimana yang Allah Ta'ala sifati seperti dalam firmanNya:</div><div><br /></div><div>"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah". QS al-Balad: 4.</div><div><br /></div><div>Imam Ibnu Katsir mengatakan tentang ayat di atas: "Mereka berada dalam kepayahan, dalam masalah perkara dunia, dan dalam perkara akhirat. Dalam sebuah riwayat di katakan mereka berada dalam keadaan susah payah yang sangat karena sempitnya ruang kehidupan di dunia dan beratnya beban yang dipikul ketika di akhirat".</div><div>Maka manakala sebuah musibah turun menimpa, <a href="http://www.alhikmah.eu.org">membikin</a> suasana menjadi gelap gulita, dunia menjadi terasa sempit, maka dalam menangani problematikanya terkadang di butuhkan waktu yang lama serta usaha yang sungguh-sungguh bahkan bisa membutuhkan bantuan dari orang yang di percayai.</div><div><br /></div><div>Dan insya Allah akan saya sebutkan (dalam buku ini) sebagian hal positif yang bisa membantu mengatasi problem dan meminimalisir terjadinya problem tersebut, bahkan kemungkinan untuk bisa mencegah awal mula munculnya. Namun jangan langsung beranggapan bahwa siapa saja yang membaca cara pemecahan problem ini langsung mendapati dirinya bisa keluar dengan sempurna dari <a href="http://www.alhikmah.eu.org">problematika</a> kehidupan atau langsung hilang problematikanya dalam sekejap, tapi keadaanya bisa kita gambarkan seperti sebuah bangunan yang tinggi, terkadang bergoyang terkena angin kencang atau jatuh bagian bangunanya, maka yang perlu di pahami bahwa di sini kita sedang mencoba bersama untuk memperbaiki bangunan tersebut dan mengeluarkan sesuatu yang memang tidak di butuhkan lagi, dengan mempertahankan yang tersisa untuk tetap selamat kemudian mencoba membangun kembali, demikian seterusnya…dan membangun tidak seperti orang yang sedang merobohkan oleh karena itu dibutuhkan usaha yang maksimal dan kesabaran serta semangat yang panjang sampai bisa menyelesaikan problem yang di milikinya dengan izin Allah Azza wa jalla.</div></div><div><br /></div><div><div style="text-align: center;"><b><u>KISAH HIKMAH:</u></b></div><div style="text-align: center;"><b><u>RASA KEHADIRAN ALLAH SWT </u></b></div><div><br /></div><div> بِسْـــــــــــــــــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم</div><div><br /></div><div>Di satu pagi, seorang santri menemui gurunya dalam keadaan pucat pasi. “Wahai Tuan Guru, semalam aku mengkhatamkan Alquran dalam sholat malamku.”</div><div><br /></div><div>Sang Guru tersenyum. “Bagus Nak. Nanti tolong hadirkan bayangan diriku di hadapanmu saat kau baca Alquran itu. Rasakanlah seolah-olah aku sedang menyimak apa yang engkau baca.”</div><div><br /></div><div>Esok harinya, sang murid datang dan melapor pada gurunya. “Tuan Guru,” katanya, “Semalam aku hanya sanggup menyelesaikan separuh dari Alquran itu.”</div><div><br /></div><div>“Engkau sungguh telah berbuat baik,” ujar sang guru sembari menepuk pundaknya. “Nanti malam lakukan lagi dan kali ini hadirkan wajah para sahabat Nabi yang telah mendengar Alquran itu langsung dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Bayangkanlah baik-baik bahwa mereka sedang mendengarkan dan memeriksa bacaanmu.”</div><div><br /></div><div>Pagi-pagi buta, sang murid kembali menghadap dan mengadu. “Duh Guru,” keluhnya, “Semalam bahkan hanya sepertiga Alquran yang dapat aku lafalkan.”</div><div><br /></div><div>“Alhamdulillah, engkau telah berbuat baik,” kata sang guru mengelus kepala si santri. “Nanti malam bacalah Alquran dengan lebih baik lagi, sebab yang akan hadir di hadapanmu untuk menyimak adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri. Orang yang kepadanya Alquran diturunkan.''</div><div><br /></div><div>Seusai shalat Shubuh, sang guru bertanya, “Bagaimana shalatmu semalam?” “Aku hanya mampu membaca satu juz, Guru,” kata si santri sambil mendesah, “Itu pun dengan susah payah.”</div><div><br /></div><div>“Masya Allah,” kata sang guru sambil memeluk sang santri dengan bangga. “Teruskan kebaikan itu, Nak. Dan nanti malam tolong hadirkan Allah di hadapanmu. Sungguh, selama ini pun sebenarnya Allah-lah yang mendengarkan bacaanmu. Allah yang telah menurunkan Alquran. Dia selalu hadir di dekatmu. Jikapun engkau tidak melihat-Nya, Dia pasti melihatmu. Ingat baik-baik. Hadirkan Allah, karena Dia mendengar dan menjawab apa yang engkau baca.”</div><div>Hal perkataan gurunya itu semakna dengan firmanNYA:</div><div><br /></div><div>Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:</div><div><br /></div><div>وَاِ ذَا سَاَ لَـكَ عِبَا دِيْ عَنِّيْ فَاِ نِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّا عِ اِذَا دَعَا نِ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ</div><div>wa izaa sa-alaka 'ibaadii 'annii fa innii qoriib, ujiibu da'watad-daa'i izaa da'aani falyastajiibuu lii walyu-minuu bii la'allahum yarsyuduun</div><div><br /></div><div>"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran."</div><div>(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 186)</div><div><br /></div><div><a href="https://www.alhikmah.eu.org/2022/07/karomah_20.html">BACA JUGA : KAROMAH SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI MENGETAHUI KESUCIAN SANTRINYA</a></div><div><br /></div><div><br /></div><div><script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-9372551067994918"></script>
<!--Ads Display-->
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-9372551067994918" data-ad-format="auto" data-ad-slot="1222556839" data-full-width-responsive="true" style="display: block;"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>Keesokan harinya, ternyata santri itu jatuh sakit. Sang Guru pun datang menjenguknya. “Ada apa denganmu?” tanya Sang Guru.</div><div><br /></div><div>Sang santri berlinang air mata. “Demi Allah, wahai Tuan Guru,” ujarnya, “Semalam aku tak mampu menyelesaikan bacaanku. Walaupun, Cuma al-Fatihah aku tak sanggup menamatkannya. Ketika sampai pada ayat, “Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin” lidahku kelu. Aku merasa aku sedang berdusta. Di mulut aku ucapkan “Kepada-Mu ya Allah, aku menyembah” tapi jauh di dalam hatiku aku tahu, aku sering memperhatikan dan mengingat yang lain selain Allah. Ayat itu tak mau keluar dari lisanku. Aku menangis dan tetap saja tak mampu menyelesaikannya.”</div><div><br /></div><div>“Nak...,” kata sang guru sambil berlinang air mata, “Mulai hari ini engkaulah guruku. Dan sungguh aku ini muridmu. Ajarkan padaku apa yang telah kau peroleh. Sebab meski aku membimbingmu di jalan itu, aku sendiri belum pernah sampai pada puncak pemahaman yang kau dapat di hari ini.</div><div>(Sumber Kisah dari Ibnu Arabi dalam Futuhat al-Makkiyah)</div><div><br /></div><div>۞ اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ ْعَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ﷺ ۞</div></div><div><br /></div><div><br /></div><div><div><div style="text-align: center;"><b><u>PENUTUP</u></b></div><div><br /></div><div>Tentunya setiap tulisan punya topik pembahasan yang poin penekanannya pada masalah tertentu. Ini merupakan kunci untuk menutup artikel. Karena dari sekian macam-macam kalimat penutup ada yang berisi penegasan kembali atas poin utama tersebut. Dengan adanya penegasan kembali, tentunya ini akan menjadi cara bagi kita untuk memberi kesan kepada pembaca sekaligus memberikan pesan kita sebelum mengakhiri tulisan.</div><div><br /></div><div>Dari sekian banyak macam-macam teknik menutup tulisan, cara inilah yang paling banyak dipakai oleh para penulis baik fiksi maupun non-fiksi. Sebab cara ini tidak membutuhkan inspirasi tertentu untuk memberi kesan kepada pembaca. Kita hanya butuh kejelian untuk mengulang kembali apa yang sudah dibahas di bagian awal artike.</div></div><div><br /></div><div>Semoga bermanfaat.</div><div><br /></div><div><br /></div><div><div>#<a href="http://poindev.site">poindev.site</a></div><div>#<a href="http://atomfrok.eu.org">atomfrok.eu.org</a></div><div>#<a href="http://flipe.eu.org">flipe.eu.org</a></div></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://lh3.googleusercontent.com/-H3AIk88QvRU/YvqvxH-PFRI/AAAAAAAADvA/gJqZYLfLcT0fhfWHcQUCyVx1vMyZ8EZKQCNcBGAsYHQ/s1600/1660596159626395-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://lh3.googleusercontent.com/-H3AIk88QvRU/YvqvxH-PFRI/AAAAAAAADvA/gJqZYLfLcT0fhfWHcQUCyVx1vMyZ8EZKQCNcBGAsYHQ/s1600/1660596159626395-0.png" width="400" /></a></div></div></div><div><br /></div><div><br /></div><div><div class="mail-message expanded" id="m46"><div class="mail-message-content collapsible zoom-normal mail-show-images" style="margin: 16px 0px; zoom: 2.72561;"><div style="display: table; width: 328px;"><div dir="auto"><div style="font-family: sans-serif; font-size: 13.696px;"><br /></div></div></div></div><div class="mail-message-footer spacer collapsible" style="font-family: sans-serif; font-size: 13.696px; height: 0px;"></div></div></div>
<script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-9372551067994918"></script>
<!--Ads Display-->
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-9372551067994918" data-ad-format="auto" data-ad-slot="1222556839" data-full-width-responsive="true" style="display: block;"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>Kangsodhttp://www.blogger.com/profile/13729572402153797671noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3372200744081059801.post-49308160440034673842022-11-27T22:28:00.005+07:002023-07-11T11:39:50.292+07:00KAROMAH SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI BEDEBAT DENGAN MALAIKAT MUNKAR NAKIR DI ALAM KUBUR<div><b><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://lh3.googleusercontent.com/-WO5okdDz6IU/YucZQ514vII/AAAAAAAADiI/PIdbHx2YRYIGl40qphF8ux6_HhVNN1NZACNcBGAsYHQ/s1600/1659312431748151-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img alt="KAROMAH SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI BEDEBAT DENGAN MALAIKAT MUNKAR NAKIR DI ALAM KUBUR-alhikmah" border="0" height="225" src="https://lh3.googleusercontent.com/-WO5okdDz6IU/YucZQ514vII/AAAAAAAADiI/PIdbHx2YRYIGl40qphF8ux6_HhVNN1NZACNcBGAsYHQ/w400-h225/1659312431748151-0.png" title="KAROMAH SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI BEDEBAT DENGAN MALAIKAT MUNKAR NAKIR DI ALAM KUBUR-alhikmah" width="400" />
</a>
</div><br /></div><br /></b></div><div><div style="text-align: center;"><b><u>Muqoddimah</u></b></div><div><br /></div><div>Segala puji hanya untuk Allah, Rabb semesta alam. Shalawat serta salam kita haturkan kepada Nabi kita <a href="https://alhikmah.eu.org">Muhammad</a> Shalallahu 'alaihi wa sallam, kepada keluarga serta seluruh sahabatnya beliau. Amma ba'du:</div><div><br /></div><div>Dalam kehidupan ini ada begitu banyak panah musibah yang begitu cepat menembus relung kehidupan kita, di tambah lagi dengan <a href="http://www.alhikmah.eu.org">tombak</a> bencana yang menancap kuat bersama lemparan waktu, tapi harus di sadari bahwa sesungguhnya kita sekarang sedang hidup pada sebuah negeri kehidupan yang penuh dengan cobaan dan ujian, negeri yang di dalamnya penuh dengan kepayahan dan kesedihan, serta resah dan kegelisahan, semua menghampiri kita. Tatkala kita sedang kehilangan orang yang kita cintai semua datang menusuk hati, atau ketika kita kehilangan harta benda, begitu pula manakala kita mendapat perlakuan yang buruk dari orang lain, ketika berpisah dengan saudara yang kita sayangi <a href="http://www.alhikmah.eu.org">demikian</a> pula ketika kita kehilangan anggota keluarga dari salah seorang anak kita, semua datang silih berganti, begitu juga dalam perkara-perkara menyedihkan yang lainnya.</div><div><br /></div><div>Musibah yang <a href="http://www.alhikmah.eu.org">menimpa</a> seorang hamba tidak lepas dari empat perkara, yang pertama kemungkinan musibah itu langsung mengenai dirinya sendiri, kedua: di dalam hartanya, ketiga: pada kehormatanya, keempat: pada anggota keluarganya atau orang-orang yang di cintainya. Sedangkan manusia pada umumnya, semua bisa mendapat musibah yang semacam ini, tidak pandang bulu, apakah dia seorang muslim atau kafir, orang yang baik atau fajir semua mendapat giliranya, sebagaimana bisa kita saksikan di tengah-tengah masyarakat kita.</div><div>Melihat begitu cepat datangnya masalah tersebut (dari bencana, musibah, kesedihan dll) di tambah lagi ketidaksiapan seseorang untuk <a href="http://www.alhikmah.eu.org">menghadapi</a> datangnya musibah yang begitu cepat, maka saya membuat kaidah-kaidah pokok (dalam tulisan ini) sebagai benteng supaya mampu menghadapi datangnya musibah. Tulisan yang saya susun ini semuanya berkisar pada keadaan umumnya kebanyakan <a href="http://www.alhikmah.eu.org">manusia</a>, dan setiap keadaan harus di sesuaikan dalam cara penanganannya. Seraya memohon mudah-mudahan Allah memberi saya taufik dan bimbinganNya.</div><div> </div><div>Adapun keadaan manusia dalam <a href="http://www.alhikmah.eu.org">kehidupan</a> ini, sebagaimana yang Allah Ta'ala sifati seperti dalam firmanNya:</div><div><br /></div><div>"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah". QS al-Balad: 4.</div><div><br /></div><div>Imam Ibnu Katsir mengatakan tentang ayat di atas: "Mereka berada dalam kepayahan, dalam masalah perkara dunia, dan dalam perkara akhirat. Dalam sebuah riwayat di katakan mereka berada dalam keadaan susah payah yang sangat karena sempitnya ruang kehidupan di dunia dan beratnya beban yang dipikul ketika di akhirat".</div><div>Maka manakala sebuah musibah turun menimpa, <a href="http://www.alhikmah.eu.org">membikin</a> suasana menjadi gelap gulita, dunia menjadi terasa sempit, maka dalam menangani problematikanya terkadang di butuhkan waktu yang lama serta usaha yang sungguh-sungguh bahkan bisa membutuhkan bantuan dari orang yang di percayai.</div><div><br /></div><div>Dan insya Allah akan saya sebutkan (dalam buku ini) sebagian hal positif yang bisa membantu mengatasi problem dan meminimalisir terjadinya problem tersebut, bahkan kemungkinan untuk bisa mencegah awal mula munculnya. Namun jangan langsung beranggapan bahwa siapa saja yang membaca cara pemecahan problem ini langsung mendapati dirinya bisa keluar dengan sempurna dari <a href="http://www.alhikmah.eu.org">problematika</a> kehidupan atau langsung hilang problematikanya dalam sekejap, tapi keadaanya bisa kita gambarkan seperti sebuah bangunan yang tinggi, terkadang bergoyang terkena angin kencang atau jatuh bagian bangunanya, maka yang perlu di pahami bahwa di sini kita sedang mencoba bersama untuk memperbaiki bangunan tersebut dan mengeluarkan sesuatu yang memang tidak di butuhkan lagi, dengan mempertahankan yang tersisa untuk tetap selamat kemudian mencoba membangun kembali, demikian seterusnya…dan membangun tidak seperti orang yang sedang merobohkan oleh karena itu dibutuhkan usaha yang maksimal dan kesabaran serta semangat yang panjang sampai bisa menyelesaikan problem yang di milikinya dengan izin Allah Azza wa jalla.</div></div><div><br /></div><div><b><br /></b></div><div style="text-align: center;"><b><u>KAROMAH SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI BEDEBAT DENGAN MALAIKAT MUNKAR NAKIR DI ALAM KUBUR</u></b></div><div><b><br /></b></div><div><br /></div><div>Sahabat yang beriman.</div><div><br /></div><div>Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, beliau adalah kekasih Allah yang sangat dimuliakan oleh umat Islam hingga saat ini.</div><div><br /></div><div>Karena ketaatan beliau kepada Allah SWT, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani juga diberikan banyak karomah dan kemuliaan.</div><div><br /></div><div>Para ulama sering mengisahkan karomah yang dimiliki oleh Syekh Abdul Al-Jailani hingga saat ini.</div><div><br /></div><div>Salah satu karomah dari Syekh Abdul Qadir Al-Jailani adalah mampu hadir di alam kubur muridnya dan berhadapan langsung dengan malaikat kubur.</div><div><br /></div><div>Malaikat kubur bernama Mungkar Nakir yang dihadapi oleh Syekh Abdul Qadir Al-Jailani ini akan menyiksa mayat murid beliau di alam kubur.</div><div><br /></div><div>kisah yang menjelaskan karomah Syekh Abdul Qadir Al-Jailani bersama malaikat kubur dijelaskan didalam kitab Tafrijul Khotir.</div><div><br /></div><div>Dalam kitab tersebut dijelaskan bahwa Syekh Abdul Qadir Al-Jailani memiliki murid yang bodoh dan buta agama.</div><div><br /></div><div>Namun demikian, si murid ini sangat mencintai dan menaruh rindu yang luar biasa kepada gurunya yang tidak lain adalah Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.</div><div><br /></div><div>Murid Syekh Abdul Qadir Al-Jailani yang bodoh itu sebenarnya bukanlah karena kesengajaan bermalas-malasan dalam menimba ilmu yang diajarkan gurunya.</div><div><br /></div><div>Melainkan karena keterbatasannya yang susah menangkap pelajaran yang diajarkan oleh gurunya.</div><div><br /></div><div>Syekh Abdul Qadir Al-Jailani sebenarnya mengetahui kekurangan dan keadaan muridnya itu, namun beliau yakin bahwa dibalik itu semua Allah punya rencana lain.</div><div><br /></div><div>Seiring berjalannya waktu, proses belajar mengajar di majlis Syekh Abdul Qadir Al-Jailani terus berjalan namun sang murid yang bodoh itu tidak pernah muncul lagi hadir dalam majlis beliau lagi.</div><div><br /></div><div>Dan murid-murid yang lain juga merasa heran, dan bingung serta mencari tau keadaan dan <b><a href="http://www.alhikmah.eu.org">keberadaannya</a></b>.</div><div><br /></div><div>Setelah lama mencari akhirnya diketahui informasi bahwa murid Syekh Abdul Qadir Al-Jailani yang bodoh itu telah meninggal dunia.</div><div><br /></div><div>Adapun seperti yang kita ketahui setelah meninggal dunia, maka kita akan ditanya oleh Malaikat Mungkar Nakir. Hal itupun juga akan dialami oleh murid Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.</div><div><br /></div><div>Ketika malaikat bertanya: "Siapa tuhanmu, siapa nabimu dan apa agamamu?, sang murid menjawab: "Saya tidak tahu, yang saya tahu hanyalah guruku Syekh Abdul Qadir. <b><a href="http://www.alhikmah.eu.org">beliaulah</a></b> yang sangat aku cintai."</div><div><br /></div><div>Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Waliyullah yang berpangkat Rajanya Para Wali</div><div>Murid itu selalu memanggil nama Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, sehingga malaikat Mungkar Nakir merasa bingung menghadapi perkara ini.</div><div><br /></div><div>Lalu hal ini diajukan kepada Allah SWT, "Ya Allah, Engkau Maha Mengetahui tentang hal ini, untuk kali ini ku serahkan padaMu.."</div><div><br /></div><div><a href="https://www.alhikmah.eu.org/2022/07/karomah_20.html">BACA JUGA : KAROMAH SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI MENGETAHUI KESUCIAN SANTRINYA</a></div><div><br /></div><div>Kemudian Allah SWT berfirman kepada malaikat kubur, "Beri siksaan dia sebagaimana mestinya" dan setelah mendengar perintah Allah SWT, maka malaikat melaksanakan tugasnya menyiksa si murid tersebut.</div><div><br /></div><div>Ketika hendak menyiksa si murid tersebut, tiba-tiba munculah Syekh Abdul Qadir Al-Jailani didalam kubur muridnya tersebut.</div><div><br /></div><div>Syekh Abdul Qadir berkata, " Wahai Malaikat Mungkar Nakir, mayat muridku jangan disiksa karena waktu hidupnya ia termasuk orang yang bodoh, dan tidak tahu tentang agama. Yang dia tahu hanyalah aku."</div><div><br /></div><div>Lalu Syekh Abdul Qadir berkata lagi, "akulah yang akan memberi jawaban atas segala pertanyaan yang akan kalian tanyakan, silahkan ingin bertanya apa?"</div><div><br /></div><div>Kedua malaikat tersebut semakin bingung, dan mengadukan lagi kepada Allah SWT, oleh Allah disuruh menyiksa sebagaimana mestinya.</div><div><br /></div><div>Ketika ghodam malaikat kubur mau mengenai si murid bodoh itu, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menghadang dan menggagalkannya serta merebut ghodam dan melemparkan ghodam tersebut.</div><div><br /></div><div>Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Waliyullah yang berpangkat Rajanya Para Wali</div><div>Syekh Abdul Qadir berkata, " Jangan kalian siksa muridku, demi panasnya kecintaan yang membara dalam batinku kepada Allah SWT, siapapun juga taka akan mampu menandingiku,"</div><div><br /></div><div>"Dan ingat, kalau mayat muridku kalian siksa, surga dan neraka semua akan aku bakar (artinya didalam surga tidak akan ada kesenangan, dan didalam neraka tidak akan ada kesusahan)" tambah Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.</div><div><br /></div><div>Seketika itu datanglah perintah Allah SWT kepada malaikat kubur, "Sekarang ku ampuni dosa mayat itu, jangan kalian siksa disebabkan karena kemuliaan yang Ku berikan kepada kekasihKu Abdul Qadir. Aku menanggung rindu kepadanya dan lebarkanlah pula kubur mayat orang itu.</div><div><br /></div><div>" Wallahu a'lam".</div><div><br /></div><div><div style="text-align: center;"><b><u>PENUTUP</u></b></div><div><br /></div><div>Tentunya setiap tulisan punya topik pembahasan yang poin penekanannya pada masalah tertentu. Ini merupakan kunci untuk menutup artikel. Karena dari sekian macam-macam kalimat penutup ada yang berisi penegasan kembali atas poin utama tersebut. Dengan adanya penegasan kembali, tentunya ini akan menjadi cara bagi kita untuk memberi kesan kepada pembaca sekaligus memberikan pesan kita sebelum mengakhiri tulisan.</div><div><br /></div><div>Dari sekian banyak macam-macam teknik menutup tulisan, cara inilah yang paling banyak dipakai oleh para penulis baik fiksi maupun non-fiksi. Sebab cara ini tidak membutuhkan inspirasi tertentu untuk memberi kesan kepada pembaca. Kita hanya butuh kejelian untuk mengulang kembali apa yang sudah dibahas di bagian awal artike.</div></div><div><br /></div><div>Semoga bermanfaat.</div><div><br /></div><div><div>#<a href="http://poindev.site">poindev.site</a></div><div>#<a href="http://atomfrok.eu.org">atomfrok.eu.org</a></div><div>#<a href="http://flipe.eu.org">flipe.eu.org</a></div></div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://lh3.googleusercontent.com/-H3AIk88QvRU/YvqvxH-PFRI/AAAAAAAADvA/gJqZYLfLcT0fhfWHcQUCyVx1vMyZ8EZKQCNcBGAsYHQ/s1600/1660596159626395-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://lh3.googleusercontent.com/-H3AIk88QvRU/YvqvxH-PFRI/AAAAAAAADvA/gJqZYLfLcT0fhfWHcQUCyVx1vMyZ8EZKQCNcBGAsYHQ/s1600/1660596159626395-0.png" width="400" />
</a>
</div><br /></div>
<script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-9372551067994918"></script>
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-9372551067994918" data-ad-format="autorelaxed" data-ad-slot="3598272882" style="display: block;"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>Kangsodhttp://www.blogger.com/profile/13729572402153797671noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3372200744081059801.post-79597910103930024262022-11-02T21:12:00.006+07:002023-07-11T11:40:24.501+07:00BAGAIMANA TANDA BAGINDA NABI MUHAMMAD ﷺ SEDANG MELIHATMU<div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://lh3.googleusercontent.com/-TxS2nMrFv-0/YvbVGklBuVI/AAAAAAAADqc/AB4Sfhq2uuI5MVJBTPXnxwH726YDGGxRQCNcBGAsYHQ/s1600/1660343503258479-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img alt="BAGAIMANA TANDA BAGINDA NABI MUHAMMAD ﷺ SEDANG MELIHATMU-alhikmah" border="0" height="400" src="https://lh3.googleusercontent.com/-TxS2nMrFv-0/YvbVGklBuVI/AAAAAAAADqc/AB4Sfhq2uuI5MVJBTPXnxwH726YDGGxRQCNcBGAsYHQ/w400-h400/1660343503258479-0.png" title="BAGAIMANA TANDA BAGINDA NABI MUHAMMAD ﷺ SEDANG MELIHATMU-alhikmah" width="400" />
</a>
</div><br /></div><div><br /></div><div><div style="text-align: center;"><b><u>Muqoddimah</u></b></div><div><br /></div><div>Segala puji hanya untuk Allah, Rabb semesta alam. Shalawat serta salam kita haturkan kepada Nabi kita <a href="http://www.alhikmah.eu.org">Muhammad</a> Shalallahu 'alaihi wa sallam, kepada keluarga serta seluruh sahabatnya beliau. Amma ba'du:</div><div><br /></div><div>Dalam kehidupan ini ada begitu banyak panah musibah yang begitu cepat menembus relung kehidupan kita, di tambah lagi dengan <a href="http://www.alhikmah.eu.org">tombak</a> bencana yang menancap kuat bersama lemparan waktu, tapi harus di sadari bahwa sesungguhnya kita sekarang sedang hidup pada sebuah negeri kehidupan yang penuh dengan cobaan dan ujian, negeri yang di dalamnya penuh dengan kepayahan dan kesedihan, serta resah dan kegelisahan, semua menghampiri kita. Tatkala kita sedang kehilangan orang yang kita cintai semua datang menusuk hati, atau ketika kita kehilangan harta benda, begitu pula manakala kita mendapat perlakuan yang buruk dari orang lain, ketika berpisah dengan saudara yang kita sayangi <a href="http://www.alhikmah.eu.org">demikian</a> pula ketika kita kehilangan anggota keluarga dari salah seorang anak kita, semua datang silih berganti, begitu juga dalam perkara-perkara menyedihkan yang lainnya.</div><div><br /></div><div>Musibah yang <a href="http://www.alhikmah.eu.org">menimpa</a> seorang hamba tidak lepas dari empat perkara, yang pertama kemungkinan musibah itu langsung mengenai dirinya sendiri, kedua: di dalam hartanya, ketiga: pada kehormatanya, keempat: pada anggota keluarganya atau orang-orang yang di cintainya. Sedangkan manusia pada umumnya, semua bisa mendapat musibah yang semacam ini, tidak pandang bulu, apakah dia seorang muslim atau kafir, orang yang baik atau fajir semua mendapat giliranya, sebagaimana bisa kita saksikan di tengah-tengah masyarakat kita.</div><div>Melihat begitu cepat datangnya masalah tersebut (dari bencana, musibah, kesedihan dll) di tambah lagi ketidaksiapan seseorang untuk <a href="http://www.alhikmah.eu.org">menghadapi</a> datangnya musibah yang begitu cepat, maka saya membuat kaidah-kaidah pokok (dalam tulisan ini) sebagai benteng supaya mampu menghadapi datangnya musibah. Tulisan yang saya susun ini semuanya berkisar pada keadaan umumnya kebanyakan <a href="http://www.alhikmah.eu.org">manusia</a>, dan setiap keadaan harus di sesuaikan dalam cara penanganannya. Seraya memohon mudah-mudahan Allah memberi saya taufik dan bimbinganNya.</div><div> </div><div>Adapun keadaan manusia dalam <a href="http://www.alhikmah.eu.org">kehidupan</a> ini, sebagaimana yang Allah Ta'ala sifati seperti dalam firmanNya:</div><div><br /></div><div>"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah". QS al-Balad: 4.</div><div><br /></div><div>Imam Ibnu Katsir mengatakan tentang ayat di atas: "Mereka berada dalam kepayahan, dalam masalah perkara dunia, dan dalam perkara akhirat. Dalam sebuah riwayat di katakan mereka berada dalam keadaan susah payah yang sangat karena sempitnya ruang kehidupan di dunia dan beratnya beban yang dipikul ketika di akhirat".</div><div>Maka manakala sebuah musibah turun menimpa, <a href="http://www.alhikmah.eu.org">membikin</a> suasana menjadi gelap gulita, dunia menjadi terasa sempit, maka dalam menangani problematikanya terkadang di butuhkan waktu yang lama serta usaha yang sungguh-sungguh bahkan bisa membutuhkan bantuan dari orang yang di percayai.</div><div><br /></div><div>Dan insya Allah akan saya sebutkan (dalam buku ini) sebagian hal positif yang bisa membantu mengatasi problem dan meminimalisir terjadinya problem tersebut, bahkan kemungkinan untuk bisa mencegah awal mula munculnya. Namun jangan langsung beranggapan bahwa siapa saja yang membaca cara pemecahan problem ini langsung mendapati dirinya bisa keluar dengan sempurna dari <a href="http://www.alhikmah.eu.org">problematika</a> kehidupan atau langsung hilang problematikanya dalam sekejap, tapi keadaanya bisa kita gambarkan seperti sebuah bangunan yang tinggi, terkadang bergoyang terkena angin kencang atau jatuh bagian bangunanya, maka yang perlu di pahami bahwa di sini kita sedang mencoba bersama untuk memperbaiki bangunan tersebut dan mengeluarkan sesuatu yang memang tidak di butuhkan lagi, dengan mempertahankan yang tersisa untuk tetap selamat kemudian mencoba membangun kembali, demikian seterusnya…dan membangun tidak seperti orang yang sedang merobohkan oleh karena itu dibutuhkan usaha yang maksimal dan kesabaran serta semangat yang panjang sampai bisa menyelesaikan problem yang di milikinya dengan izin Allah Azza wa jalla.</div></div><div><br /></div><div><br /></div><div style="text-align: center;"><b><u>BAGAIMAN TANDA BAGINDA NABI MUHAMMAD ﷺ SEDANG MELIHATMU</u></b></div><div><br /></div><div>Sahabat yang beriman.</div><div><br /></div><div>Pernahkah kita terbayang bagaimana sih rasanya jika kita di lihat sama makluk yang paling mulia di alam semesta ini, tentu pastinya kita akan merasa senang bahagia rasanya..</div><div><br /></div><div>Pasti semua mahluk akan merasa iri sama kita bila itu terjadi,tapi mesti perlu usaha bila kita <b><a href="http://www.alhikmah.eu.org">menginginkan</a></b> itu terjadi.</div><div><br /></div><div>Dan di sini saya akan mengajarkan bagi para pembaca bagaiman caranya supaya Baginda NABI ALLAH MUHAMMAD SAW melihat kita.</div><div><br /></div><div> Dari Mawlana Syaikh Muhammad Hisyam AlQabbani berkata :</div><div><br /></div><div>Wahai Muslim! Buka mata Anda.. </div><div>Apakah Anda melihat Nabi Muhammad (ﷺ)? Tidak/Belum. Anda ingin melihatnya? </div><div>Shollu `ala Muhammad...</div><div>Buatlah air mata kalian menetes dari mata kalian dan itu sudah cukup bagi Allah untuk menunjukkan kepada kalian untuk dapat melihat Nabi Muhammad (ﷺ). Jangan katakan belum. Masuklah kerumahmu, dan ketika setiap orang telah tertidur, maka duduklah di sudut ruangan yang gelap, dalam kegelapan tanpa cahaya, kemudian bersalawat bagi Nabi Muhammad (ﷺ) dan katakan,</div><div><br /></div><div>"Ya Sayyidii Ya Rasuluullah inni uhibuk. Ya Rasulullah adrikni. Ya Rasulullah sallaallahu `alayk wa sallam".</div><div><br /></div><div>Dan <b><a href="http://www.alhikmah.eu.org">kemudian</a></b> kalian menangis dan menangis dan menangis terus. Teruslah menangis sampai sungai air mata keluar dari mata kalian. Itulah tanda bahwa Sayyidina Muhammad (ﷺ) sedang melihatmu.</div><div><br /></div><div><a href="https://www.alhikmah.eu.org/2022/08/sholat.html">BACA JUGA : *DAHSYATNYA SHOLAT SUNNAH FAJAR*</a></div><div><br /></div><div>Dalam Qasidah disebutkan,</div><div>"Nazhra ya Rasulullah adrikna ya Rasulullah, katakan unzhur lana ya Rasuulullah (pandanglah kami Yaa Rasulullah, angkatlah penderitaan kami), nazhran minka ya Rasulullah tutahhiru bihaa qulubaana, adrikna ya Rasulullah ya sayyid al-bashar ya habiballah".</div><div><br /></div><div>Anda akan merasakan kehadirannya, kalian akan merasakan sesuatu. Begitu air mata ini keluar, maka itu berarti Nabi (ﷺ) sedang melihat kalian.</div><div><br /></div><div>Sebagaimana Nabi (ﷺ) berkata, "Aku melihat ummatku apa yang mereka lakukan, aku mengamati mereka". Maka senantiasalah berusahalah agar dirimu selalu bersama dengan Nabi (ﷺ) ..امين اللهم امين</div><div><br /></div><div>اللهم صل على سيدنا محمد و اله وصحبه اجمين</div><div>Dari situ kita harus merasa bahwa kita selalu di lihat oleh Baginda nabi Muhammad SAW. Kalau kita memiliki rasa seperti itu maka hidup kita akan lebih merasa tenang ,tentram ,nyaman,akan merasa sabar jauh dari perasaan buruk sangka..</div><div><br /></div><div><br /></div><div><div style="text-align: center;"><b><u>PENUTUP</u></b></div><div><br /></div><div>Tentunya setiap tulisan punya topik pembahasan yang poin penekanannya pada masalah tertentu. Ini merupakan kunci untuk menutup artikel. Karena dari sekian macam-macam kalimat penutup ada yang berisi penegasan kembali atas poin utama tersebut. Dengan adanya penegasan kembali, tentunya ini akan menjadi cara bagi kita untuk memberi kesan kepada pembaca sekaligus memberikan pesan kita sebelum mengakhiri tulisan.</div><div><br /></div><div>Dari sekian banyak macam-macam teknik menutup tulisan, cara inilah yang paling banyak dipakai oleh para penulis baik fiksi maupun non-fiksi. Sebab cara ini tidak membutuhkan inspirasi tertentu untuk memberi kesan kepada pembaca. Kita hanya butuh kejelian untuk mengulang kembali apa yang sudah dibahas di bagian awal artike.</div></div><div><br /></div><div><br /></div><div>Semoga bermanfaat.</div><div><br /></div><div><div>#<a href="http://poindev.site">poindev.site</a></div><div>#<a href="http://atomfrok.eu.org">atomfrok.eu.org</a></div><div>#<a href="http://flipe.eu.org">flipe.eu.org</a></div></div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://lh3.googleusercontent.com/-228tL2Ir5FM/YvqtCyffvJI/AAAAAAAADsU/4bT6ggZk6ZEXAKNTFftvcq3XU-PxwwhWwCNcBGAsYHQ/s1600/1660595463671161-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://lh3.googleusercontent.com/-228tL2Ir5FM/YvqtCyffvJI/AAAAAAAADsU/4bT6ggZk6ZEXAKNTFftvcq3XU-PxwwhWwCNcBGAsYHQ/s1600/1660595463671161-0.png" width="400" />
</a>
</div><br /></div><div><br /></div>Kangsodhttp://www.blogger.com/profile/13729572402153797671noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3372200744081059801.post-5872769219152512482022-11-02T21:12:00.005+07:002023-07-09T18:41:15.806+07:00*SHOLAWAT YANG TIDAK AKAN SIRNA PAHALANYA.(SHOLAWAT AWWALIN)*<div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://lh3.googleusercontent.com/-0sJR0XA8aHs/YvLf83oM7yI/AAAAAAAADos/tIMC3asC23QtJaVzOxexXwI8po1grmItQCNcBGAsYHQ/s1600/1660084145479286-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img alt="*SHOLAWAT YANG TIDAK AKAN SIRNA PAHALANYA.(SHOLAWAT AWWALIN)*-alhikmah" border="0" height="400" src="https://lh3.googleusercontent.com/-0sJR0XA8aHs/YvLf83oM7yI/AAAAAAAADos/tIMC3asC23QtJaVzOxexXwI8po1grmItQCNcBGAsYHQ/w400-h400/1660084145479286-0.png" title="*SHOLAWAT YANG TIDAK AKAN SIRNA PAHALANYA.(SHOLAWAT AWWALIN)*-alhikmah" width="400" />
</a>
</div><br /></div><div style="text-align: left;"><b><u><br /></u></b></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: center;"><b><u>Muqoddimah</u></b></div><div><br /></div><div>Segala puji hanya untuk Allah, Rabb semesta alam. Shalawat serta salam kita haturkan kepada Nabi kita <a href="http://www.alhikmah.eu.org">Muhammad</a> Shalallahu 'alaihi wa sallam, kepada keluarga serta seluruh sahabatnya beliau. Amma ba'du:</div><div><br /></div><div>Dalam kehidupan ini ada begitu banyak panah musibah yang begitu cepat menembus relung kehidupan kita, di tambah lagi dengan <a href="http://www.alhikmah.eu.org">tombak</a> bencana yang menancap kuat bersama lemparan waktu, tapi harus di sadari bahwa sesungguhnya kita sekarang sedang hidup pada sebuah negeri kehidupan yang penuh dengan cobaan dan ujian, negeri yang di dalamnya penuh dengan kepayahan dan kesedihan, serta resah dan kegelisahan, semua menghampiri kita. Tatkala kita sedang kehilangan orang yang kita cintai semua datang menusuk hati, atau ketika kita kehilangan harta benda, begitu pula manakala kita mendapat perlakuan yang buruk dari orang lain, ketika berpisah dengan saudara yang kita sayangi <a href="http://www.alhikmah.eu.org">demikian</a> pula ketika kita kehilangan anggota keluarga dari salah seorang anak kita, semua datang silih berganti, begitu juga dalam perkara-perkara menyedihkan yang lainnya.</div><div><br /></div><div>Musibah yang <a href="http://www.alhikmah.eu.org">menimpa</a> seorang hamba tidak lepas dari empat perkara, yang pertama kemungkinan musibah itu langsung mengenai dirinya sendiri, kedua: di dalam hartanya, ketiga: pada kehormatanya, keempat: pada anggota keluarganya atau orang-orang yang di cintainya. Sedangkan manusia pada umumnya, semua bisa mendapat musibah yang semacam ini, tidak pandang bulu, apakah dia seorang muslim atau kafir, orang yang baik atau fajir semua mendapat giliranya, sebagaimana bisa kita saksikan di tengah-tengah masyarakat kita.</div><div>Melihat begitu cepat datangnya masalah tersebut (dari bencana, musibah, kesedihan dll) di tambah lagi ketidaksiapan seseorang untuk <a href="http://www.alhikmah.eu.org">menghadapi</a> datangnya musibah yang begitu cepat, maka saya membuat kaidah-kaidah pokok (dalam tulisan ini) sebagai benteng supaya mampu menghadapi datangnya musibah. Tulisan yang saya susun ini semuanya berkisar pada keadaan umumnya kebanyakan <a href="http://www.alhikmah.eu.org">manusia</a>, dan setiap keadaan harus di sesuaikan dalam cara penanganannya. Seraya memohon mudah-mudahan Allah memberi saya taufik dan bimbinganNya.</div><div> </div><div>Adapun keadaan manusia dalam <a href="http://www.alhikmah.eu.org">kehidupan</a> ini, sebagaimana yang Allah Ta'ala sifati seperti dalam firmanNya:</div><div><br /></div><div>"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah". QS al-Balad: 4.</div><div><br /></div><div>Imam Ibnu Katsir mengatakan tentang ayat di atas: "Mereka berada dalam kepayahan, dalam masalah perkara dunia, dan dalam perkara akhirat. Dalam sebuah riwayat di katakan mereka berada dalam keadaan susah payah yang sangat karena sempitnya ruang kehidupan di dunia dan beratnya beban yang dipikul ketika di akhirat".</div><div>Maka manakala sebuah musibah turun menimpa, <a href="http://www.alhikmah.eu.org">membikin</a> suasana menjadi gelap gulita, dunia menjadi terasa sempit, maka dalam menangani problematikanya terkadang di butuhkan waktu yang lama serta usaha yang sungguh-sungguh bahkan bisa membutuhkan bantuan dari orang yang di percayai.</div><div><br /></div><div>Dan insya Allah akan saya sebutkan (dalam buku ini) sebagian hal positif yang bisa membantu mengatasi problem dan meminimalisir terjadinya problem tersebut, bahkan kemungkinan untuk bisa mencegah awal mula munculnya. Namun jangan langsung beranggapan bahwa siapa saja yang membaca cara pemecahan problem ini langsung mendapati dirinya bisa keluar dengan sempurna dari <a href="http://www.alhikmah.eu.org">problematika</a> kehidupan atau langsung hilang problematikanya dalam sekejap, tapi keadaanya bisa kita gambarkan seperti sebuah bangunan yang tinggi, terkadang bergoyang terkena angin kencang atau jatuh bagian bangunanya, maka yang perlu di pahami bahwa di sini kita sedang mencoba bersama untuk memperbaiki bangunan tersebut dan mengeluarkan sesuatu yang memang tidak di butuhkan lagi, dengan mempertahankan yang tersisa untuk tetap selamat kemudian mencoba membangun kembali, demikian seterusnya…dan membangun tidak seperti orang yang sedang merobohkan oleh karena itu dibutuhkan usaha yang maksimal dan kesabaran serta semangat yang panjang sampai bisa menyelesaikan problem yang di milikinya dengan izin Allah Azza wa jalla.</div><div><br /></div></div><div style="text-align: center;"><b><u>*SHOLAWAT YANG TIDAK AKAN SIRNA PAHALANYA.(SHOLAWAT AWWALIN)*</u></b></div><div><br /></div><div>Sahabat yang beriman.</div><div><br /></div><div>Pernahkah kita membayangkan kalau kita melakukan suatu amalan tetapi pahalnya tidak akan sirnah,pahalanya akan terus mengalir terus menerus dan tiada akhir.</div><div><br /></div><div>Abul Hasan Al-Bakri, Abu 'Umarah bin Zaid Al-Madini dan Muhammad bin Ishaq Al-Mathlabi meriwayatkan :</div><div><br /></div><div>"Suatu hari ketika Rasulullah ﷺ berada di masjid, tiba-tiba seorang lelaki bersorban datang menemui beliau. Lelaki itu membuka sorban yang menutupi wajahnya dan berkata dengan Fasih, "Salam sejahtera untukmu duhai manusia yang memiliki kemuliaan yang menjulang tinggi dan tak <b><a href="http://www.alhikmah.eu.org">tertandingi</a></b>." </div><div><br /></div><div>Nabi ﷺ kemudian mendudukkan lelaki tersebut diantara beliau dan Abu Bakar radhiyallahu 'anhu.</div><div><br /></div><div>Abu Bakar memandangi lelaki tersebut kemudian berkata kepada Rasulullah ﷺ,</div><div>"Duhai Rasulullah, mengapa engkau meletakkannya di antara aku dan engkau, sedangkan aku mengetahui bahwa di muka bumi ini tidak ada seseorang yang engkau cintai melebihi diriku?" </div><div><br /></div><div>Rasulullah ﷺ kemudian bersabda, </div><div>"Duhai Abu Bakar, Jibril memberitahuku bahwa lelaki ini suka bersholawat kepadaku dengan sebuah sholawat yang belum pernah dibaca oleh siapapun sebelumnya."</div><div><br /></div><div>Sayyidina <b><a href="http://www.alhikmah.eu.org">Abu Bakar </a></b>pun lantas berkata, </div><div>"Duhai Rasulullah ajarkanlah kepadaku sholawat yang ia baca agar aku dapat bersholawat kepadamu dengannya." </div><div><br /></div><div>Rasulullah ﷺ kemudian menyebutkan sholawat tersebut :</div><div><br /></div><div>اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّد في الأَوَّلِينَ وَالآخِرِينَ وَفِي الْمَلأِ الأَعْلَى إِلَى يَوْمِ الْدِّينِ</div><div><br /></div><div>Allahumma sholli ‘ala sayyidina muhammadin wa ‘ala ali sayyidina muhammadin fil awwalin wal akhirin wafil malail a’la ila yaumiddin.</div><div><br /></div><div><a href="https://www.alhikmah.eu.org/2022/08/sholawat_15.html">BACA JUGA : SHOLAWAT(ADRIKNI )SAAT KEADAAN DARURAT </a></div><div><br /></div><div>“Ya Allah, limpahkan rahmat kepada pemimpin kami Nabi Muhammad ﷺ beserta keluarganya sebanyak shalawat yang diucapkan orang-orang terdahulu dan kemudian, dan sebanyak ciptaan yang ada di langit sampai hari kiamat.”</div><div><br /></div><div>Abu Bakar kemudian bertanya</div><div>"Duhai Rasulullah, apakah balasan yang akan diperoleh seseorang yang membaca sholawat ini?" </div><div><br /></div><div>Rasulullah ﷺ menjawab </div><div>"Duhai Abu Bakar, engkau telah menanyakan sesuatu yang aku tidak mampu menghitungnya. Seandainya lautan menjadi tinta, pepohonan menjadi pena dan para malaikat menjadi juru tulis. Maka lautan akan kering, pepohonan akan habis sedangkan para malaikat belum selesai mencatat pahala sholawat ini". Masyaallah </div><div><br /></div><div>۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد۞</div><div><br /></div><div>Hadits ini diriwayatkan oleh Abul Faraj dalam bukunya <b><a href="http://www.alhikmah.eu.org">Al-Muthrib</a></b>. </div><div><br /></div><div>Betapa besarnya pahala bila kita melakukanya maka jangan kita sia-sia kan </div><div><br /></div><div><br /></div><div><div style="text-align: center;"><b><u>PENUTUP</u></b></div><div><br /></div><div>Tentunya setiap tulisan punya topik pembahasan yang poin penekanannya pada masalah tertentu. Ini merupakan kunci untuk menutup artikel. Karena dari sekian macam-macam kalimat penutup ada yang berisi penegasan kembali atas poin utama tersebut. Dengan adanya penegasan kembali, tentunya ini akan menjadi cara bagi kita untuk memberi kesan kepada pembaca sekaligus memberikan pesan kita sebelum mengakhiri tulisan.</div><div><br /></div><div>Dari sekian banyak macam-macam teknik menutup tulisan, cara inilah yang paling banyak dipakai oleh para penulis baik fiksi maupun non-fiksi. Sebab cara ini tidak membutuhkan inspirasi tertentu untuk memberi kesan kepada pembaca. Kita hanya butuh kejelian untuk mengulang kembali apa yang sudah dibahas di bagian awal artike.</div></div><div><br /></div><div><br /></div><div> Semoga bermanfaat.</div><div><br /></div><div><br /></div><div><div>#poindev.site</div><div>#atomfrok.eu.org</div><div>#flipe.eu.org</div></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://lh3.googleusercontent.com/-b8gvv7hjdVs/Yvqsq9gadCI/AAAAAAAADr4/IfGzUkH6dFYmcSpTdc1tmLe4CpQgOtdrgCNcBGAsYHQ/s1600/1660595367467058-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://lh3.googleusercontent.com/-b8gvv7hjdVs/Yvqsq9gadCI/AAAAAAAADr4/IfGzUkH6dFYmcSpTdc1tmLe4CpQgOtdrgCNcBGAsYHQ/s1600/1660595367467058-0.png" width="400" />
</a>
</div><br /></div>Kangsodhttp://www.blogger.com/profile/13729572402153797671noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3372200744081059801.post-32212031568236101482022-11-02T21:11:00.011+07:002023-07-09T18:42:00.018+07:00PERBEDAAN ANTARA MAGHFIROH DAN 'AFUW<div><b><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://lh3.googleusercontent.com/-qC-fTTLB9os/YvWRR-vbuwI/AAAAAAAADqU/A_XeZpMrtQMEv3DAy01NORQbhlH41uj8QCNcBGAsYHQ/s1600/1660260671186231-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img alt="PERBEDAAN ANTARA MAGHFIROH DAN 'AFUW-alhikmah" border="0" height="400" src="https://lh3.googleusercontent.com/-qC-fTTLB9os/YvWRR-vbuwI/AAAAAAAADqU/A_XeZpMrtQMEv3DAy01NORQbhlH41uj8QCNcBGAsYHQ/w400-h400/1660260671186231-0.png" title="PERBEDAAN ANTARA MAGHFIROH DAN 'AFUW-alhikmah" width="400" />
</a>
</div><br /></b></div><div style="text-align: left;"><b><u><br /></u></b></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: center;"><b><u>Muqoddimah</u></b></div><div><br /></div><div>Segala puji hanya untuk Allah, Rabb semesta alam. Shalawat serta salam kita haturkan kepada Nabi kita <a href="http://www.alhikmah.eu.org">Muhammad</a> Shalallahu 'alaihi wa sallam, kepada keluarga serta seluruh sahabatnya beliau. Amma ba'du:</div><div><br /></div><div>Dalam kehidupan ini ada begitu banyak panah musibah yang begitu cepat menembus relung kehidupan kita, di tambah lagi dengan <a href="http://www.alhikmah.eu.org">tombak</a> bencana yang menancap kuat bersama lemparan waktu, tapi harus di sadari bahwa sesungguhnya kita sekarang sedang hidup pada sebuah negeri kehidupan yang penuh dengan cobaan dan ujian, negeri yang di dalamnya penuh dengan kepayahan dan kesedihan, serta resah dan kegelisahan, semua menghampiri kita. Tatkala kita sedang kehilangan orang yang kita cintai semua datang menusuk hati, atau ketika kita kehilangan harta benda, begitu pula manakala kita mendapat perlakuan yang buruk dari orang lain, ketika berpisah dengan saudara yang kita sayangi <a href="http://www.alhikmah.eu.org">demikian</a> pula ketika kita kehilangan anggota keluarga dari salah seorang anak kita, semua datang silih berganti, begitu juga dalam perkara-perkara menyedihkan yang lainnya.</div><div><br /></div><div>Musibah yang <a href="http://www.alhikmah.eu.org">menimpa</a> seorang hamba tidak lepas dari empat perkara, yang pertama kemungkinan musibah itu langsung mengenai dirinya sendiri, kedua: di dalam hartanya, ketiga: pada kehormatanya, keempat: pada anggota keluarganya atau orang-orang yang di cintainya. Sedangkan manusia pada umumnya, semua bisa mendapat musibah yang semacam ini, tidak pandang bulu, apakah dia seorang muslim atau kafir, orang yang baik atau fajir semua mendapat giliranya, sebagaimana bisa kita saksikan di tengah-tengah masyarakat kita.</div><div>Melihat begitu cepat datangnya masalah tersebut (dari bencana, musibah, kesedihan dll) di tambah lagi ketidaksiapan seseorang untuk <a href="http://www.alhikmah.eu.org">menghadapi</a> datangnya musibah yang begitu cepat, maka saya membuat kaidah-kaidah pokok (dalam tulisan ini) sebagai benteng supaya mampu menghadapi datangnya musibah. Tulisan yang saya susun ini semuanya berkisar pada keadaan umumnya kebanyakan <a href="http://www.alhikmah.eu.org">manusia</a>, dan setiap keadaan harus di sesuaikan dalam cara penanganannya. Seraya memohon mudah-mudahan Allah memberi saya taufik dan bimbinganNya.</div><div> </div><div>Adapun keadaan manusia dalam <a href="http://www.alhikmah.eu.org">kehidupan</a> ini, sebagaimana yang Allah Ta'ala sifati seperti dalam firmanNya:</div><div><br /></div><div>"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah". QS al-Balad: 4.</div><div><br /></div><div>Imam Ibnu Katsir mengatakan tentang ayat di atas: "Mereka berada dalam kepayahan, dalam masalah perkara dunia, dan dalam perkara akhirat. Dalam sebuah riwayat di katakan mereka berada dalam keadaan susah payah yang sangat karena sempitnya ruang kehidupan di dunia dan beratnya beban yang dipikul ketika di akhirat".</div><div>Maka manakala sebuah musibah turun menimpa, <a href="http://www.alhikmah.eu.org">membikin</a> suasana menjadi gelap gulita, dunia menjadi terasa sempit, maka dalam menangani problematikanya terkadang di butuhkan waktu yang lama serta usaha yang sungguh-sungguh bahkan bisa membutuhkan bantuan dari orang yang di percayai.</div><div><br /></div><div>Dan insya Allah akan saya sebutkan (dalam buku ini) sebagian hal positif yang bisa membantu mengatasi problem dan meminimalisir terjadinya problem tersebut, bahkan kemungkinan untuk bisa mencegah awal mula munculnya. Namun jangan langsung beranggapan bahwa siapa saja yang membaca cara pemecahan problem ini langsung mendapati dirinya bisa keluar dengan sempurna dari <a href="http://www.alhikmah.eu.org">problematika</a> kehidupan atau langsung hilang problematikanya dalam sekejap, tapi keadaanya bisa kita gambarkan seperti sebuah bangunan yang tinggi, terkadang bergoyang terkena angin kencang atau jatuh bagian bangunanya, maka yang perlu di pahami bahwa di sini kita sedang mencoba bersama untuk memperbaiki bangunan tersebut dan mengeluarkan sesuatu yang memang tidak di butuhkan lagi, dengan mempertahankan yang tersisa untuk tetap selamat kemudian mencoba membangun kembali, demikian seterusnya…dan membangun tidak seperti orang yang sedang merobohkan oleh karena itu dibutuhkan usaha yang maksimal dan kesabaran serta semangat yang panjang sampai bisa menyelesaikan problem yang di milikinya dengan izin Allah Azza wa jalla.</div><div><br /></div><div><br /></div></div><div style="text-align: center;"><b><u>PERBEDAAN ANTARA MAGHFIROH DAN 'AFUW</u></b></div><div><br /></div><div><br /></div><div>Sahabat yang beriman.</div><div><br /></div><div>Mungkin di antara kita pernah mendengar kata-kata Maghfiroh dan 'Afuw. Tapi mungkin juga kita tidak mengerti apa sih, makna dan arti kata- kata itu maka disini admin akan menjelaskan apa arti dan maksud yang terkandung di atas..</div><div><br /></div><div> *Maghfirah adalah hak Allah untuk mengampuni kita atas segala dosa-dosa kita (dosa kecil, karena dosa besar hanya diampuni dengan taubat -red), tetapi dosa-dosa tersebut akan tetap tercatat di dalam buku amalan kita selama di dunia.</div><div><br /></div><div>*Afuw adalah hak Allah untuk mengampuni dosa-dosa kita, lalu menghapusnya dari buku catatan amal kita selama di dunia. Seolah-olah, kita tidak pernah melakukan dosa-dosa tersebut. 'Afuw adalah ampunan Allah atas dosa-dosa kita, yang lalu dosa-dosa tersebut akan dihapus secara total dari rapor kita, dan Allah tidak akan menanyai kita tentang dosa-dosa tersebut di Hari Pembalasan </div><div><br /></div><div>maka kita harus selalu meminta untuk mendapatkan <b><a href="http://www.alhikmah.eu.org">Maghfiroh</a></b> dan 'afuw dari Allah SWT, karena bagaimana pun kita mahluk yang tidak pernah lepas dari yang namanya dosa..baik dosa yang kita sengaja maupun dosa yang kita tidak sengaja melakukannya..</div><div><br /></div><div>Itulah kenapa Rasulullah (ﷺ) memerintahkan kita untuk membaca doa berikut di bulan Ramadhan, terutama pada malam Laylatul Qadr :</div><div><br /></div><div>اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ *فَاعْفُ عَنِّي</div><div><br /></div><div>Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu 'anni</div><div><br /></div><div>(Ya Allah, Engkaulah Satu-satunya yang Maha Pengampun, dan Engkau suka memberi ampunan. Maka dari itu, ampunilah aku),</div><div>(HR Ahmad, Ibn Majah, dan Tirmidhi)</div><div><br /></div><div> Dan semoga kita akan mendapatkan ampunan dari Allah SWT, sebab kita akan masuk surga itu bukan karena amal ibadah kita tetapi kita akan masuk surga karena <a href="http://www.alhikmah.eu.org"><b>rahmat-Nya</b></a> ALLAH SWT.</div><div><br /></div><div>Jadi, pastikan kita senantiasa membaca doa tersebut sepanjang waktu, sebanyak mungkin. Jadikan ia sebagai dzikir harian kita. Bayangkan juga bahwa nanti ketika diri kita sedang berdiri di Hari Pembalasan, dimintai pertanggung jawaban atas segala amal perbuatan kita, dan kita tidak memiliki jaminan untuk memasuki Jannah-Nya. Tiba-tiba, kita mendapati bahwa kita memiliki bergunung-gunung Hasanat (pahala) di dalam rapor kita.</div><div><br /></div><div>Tahukah kita dari mana pahala yang begitu banyak tadi datang?</div><div><br /></div><div>Karena ketika di Dunia, kita terus-menerus mengucapkan, "SubhanAllah wa bihamdihi, SubhanAllah-al 'Azhiim."</div><div><br /></div><div><a href="https://www.alhikmah.eu.org/2022/08/rosul.html">BACA JUGA : ROSUL MENEMUI SYEKH ABDUL QADIR,BIBIR SANG WALI TERKUNCI</a></div><div><br /></div><div>Rasulullah Muhammad ﷺ bersabda, "Dua kalimat yang ringan di lidah, tetapi berat timbangannya. Keduanya begitu disukai oleh Arrahman (Maha Pengasih) :</div><div><br /></div><div>سُبْحَانَ اللّهِ وَ بِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللّهِ الْعَظِيمِ</div><div><br /></div><div>SubhanAllahi wa biHamdihi, Subhan-Allahi-'l-`azhiim</div><div>(Mahasuci Allah, dengan segala pujian dan kesucian hanya teruntuk bagiNya, Yang Mahabesar)</div><div>(HR Bukhari, Muslim).</div><div><br /></div><div>Bayangkan betapa banyak pula pahala yang akan dilipat gandakan jika kita membagikan ilmu ini, ilmu tentang keutamaan berzikir mengingat Allah. Betapa banyak yang akan mengucapkannya, dan kita akan mendapat aliran pahala dari mereka yang mengamalkannya setelah mengetahuinya dari kita.</div><div><br /></div><div>"Siapa saja yang menunjuki orang lain pada kebaikan, baginya pahala yang sama dengan mereka yang melakukannya,"</div><div>(HR Muslim).</div><div>Wallahua'lam bish- shawaab</div><div><br /></div><div><br /></div><div><div style="text-align: center;"><b><u>PENUTUP</u></b></div><div><br /></div><div>Tentunya setiap tulisan punya topik pembahasan yang poin penekanannya pada masalah tertentu. Ini merupakan kunci untuk menutup artikel. Karena dari sekian macam-macam kalimat penutup ada yang berisi penegasan kembali atas poin utama tersebut. Dengan adanya penegasan kembali, tentunya ini akan menjadi cara bagi kita untuk memberi kesan kepada pembaca sekaligus memberikan pesan kita sebelum mengakhiri tulisan.</div><div><br /></div><div>Dari sekian banyak macam-macam teknik menutup tulisan, cara inilah yang paling banyak dipakai oleh para penulis baik fiksi maupun non-fiksi. Sebab cara ini tidak membutuhkan inspirasi tertentu untuk memberi kesan kepada pembaca. Kita hanya butuh kejelian untuk mengulang kembali apa yang sudah dibahas di bagian awal artike.</div></div><div><br /></div><div><br /></div><div>Semoga bermanfaat.</div><div><br /></div><div><div>#poindev.site</div><div>#atomfrok.eu.org</div><div>#flipe.eu.org</div></div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://lh3.googleusercontent.com/-tsELqyvkQpk/Yvqs-gKG8mI/AAAAAAAADsQ/1mYbsaPkLtcoXArTv8ktS_ncb8cDQjOtwCNcBGAsYHQ/s1600/1660595447385931-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://lh3.googleusercontent.com/-tsELqyvkQpk/Yvqs-gKG8mI/AAAAAAAADsQ/1mYbsaPkLtcoXArTv8ktS_ncb8cDQjOtwCNcBGAsYHQ/s1600/1660595447385931-0.png" width="400" />
</a>
</div><br /></div><div><br /></div>
<script async="" crossorigin="anonymous" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-9372551067994918"></script>
<!--Ads Display-->
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-9372551067994918" data-ad-format="auto" data-ad-slot="1222556839" data-full-width-responsive="true" style="display: block;"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>Kangsodhttp://www.blogger.com/profile/13729572402153797671noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3372200744081059801.post-7725326992863078392022-11-02T21:11:00.005+07:002022-12-15T20:34:40.338+07:00KAROMAH SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI MENGETAHUI KESUCIAN SANTRINYA<div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://lh3.googleusercontent.com/-_OMD0s8d-Zo/YucaTseuo-I/AAAAAAAADic/IWPHF7mO-L0B1A0fX-keQK146B5ulsLjgCNcBGAsYHQ/s1600/1659312707690201-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img alt="KAROMAH SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI MENGETAHUI KESUCIAN SANTRINYA-alhikmah" border="0" height="225" src="https://lh3.googleusercontent.com/-_OMD0s8d-Zo/YucaTseuo-I/AAAAAAAADic/IWPHF7mO-L0B1A0fX-keQK146B5ulsLjgCNcBGAsYHQ/w400-h225/1659312707690201-0.png" title="KAROMAH SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI MENGETAHUI KESUCIAN SANTRINYA-alhikmah" width="400" />
</a>
</div><br /></div></div><div><div><br /></div><div>Segala puji hanya untuk Allah, Rabb semesta alam. Shalawat serta salam kita haturkan kepada Nabi kita <a href="http://www.alhikmah.eu.org">Muhammad</a> Shalallahu 'alaihi wa sallam, kepada keluarga serta seluruh sahabatnya beliau. Amma ba'du:</div><div><br /></div><div>Dalam kehidupan ini ada begitu banyak panah musibah yang begitu cepat menembus relung kehidupan kita, di tambah lagi dengan <a href="http://www.alhikmah.eu.org">tombak</a> bencana yang menancap kuat bersama lemparan waktu, tapi harus di sadari bahwa sesungguhnya kita sekarang sedang hidup pada sebuah negeri kehidupan yang penuh dengan cobaan dan ujian, negeri yang di dalamnya penuh dengan kepayahan dan kesedihan, serta resah dan kegelisahan, semua menghampiri kita. Tatkala kita sedang kehilangan orang yang kita cintai semua datang menusuk hati, atau ketika kita kehilangan harta benda, begitu pula manakala kita mendapat perlakuan yang buruk dari orang lain, ketika berpisah dengan saudara yang kita sayangi <a href="http://www.alhikmah.eu.org">demikian</a> pula ketika kita kehilangan anggota keluarga dari salah seorang anak kita, semua datang silih berganti, begitu juga dalam perkara-perkara menyedihkan yang lainnya.</div><div><br /></div><div>Musibah yang <a href="http://www.alhikmah.eu.org">menimpa</a> seorang hamba tidak lepas dari empat perkara, yang pertama kemungkinan musibah itu langsung mengenai dirinya sendiri, kedua: di dalam hartanya, ketiga: pada kehormatanya, keempat: pada anggota keluarganya atau orang-orang yang di cintainya. Sedangkan manusia pada umumnya, semua bisa mendapat musibah yang semacam ini, tidak pandang bulu, apakah dia seorang muslim atau kafir, orang yang baik atau fajir semua mendapat giliranya, sebagaimana bisa kita saksikan di tengah-tengah masyarakat kita.</div><div>Melihat begitu cepat datangnya masalah tersebut (dari bencana, musibah, kesedihan dll) di tambah lagi ketidaksiapan seseorang untuk <a href="http://www.alhikmah.eu.org">menghadapi</a> datangnya musibah yang begitu cepat, maka saya membuat kaidah-kaidah pokok (dalam tulisan ini) sebagai benteng supaya mampu menghadapi datangnya musibah. Tulisan yang saya susun ini semuanya berkisar pada keadaan umumnya kebanyakan <a href="http://www.alhikmah.eu.org">manusia</a>, dan setiap keadaan harus di sesuaikan dalam cara penanganannya. Seraya memohon mudah-mudahan Allah memberi saya taufik dan bimbinganNya.</div><div> </div><div>Adapun keadaan manusia dalam <a href="http://www.alhikmah.eu.org">kehidupan</a> ini, sebagaimana yang Allah Ta'ala sifati seperti dalam firmanNya:</div><div><br /></div><div>"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah". QS al-Balad: 4.</div><div><br /></div><div>Imam Ibnu Katsir mengatakan tentang ayat di atas: "Mereka berada dalam kepayahan, dalam masalah perkara dunia, dan dalam perkara akhirat. Dalam sebuah riwayat di katakan mereka berada dalam keadaan susah payah yang sangat karena sempitnya ruang kehidupan di dunia dan beratnya beban yang dipikul ketika di akhirat".</div><div>Maka manakala sebuah musibah turun menimpa, <a href="http://www.alhikmah.eu.org">membikin</a> suasana menjadi gelap gulita, dunia menjadi terasa sempit, maka dalam menangani problematikanya terkadang di butuhkan waktu yang lama serta usaha yang sungguh-sungguh bahkan bisa membutuhkan bantuan dari orang yang di percayai.</div><div><br /></div><div>Dan insya Allah akan saya sebutkan (dalam buku ini) sebagian hal positif yang bisa membantu mengatasi problem dan meminimalisir terjadinya problem tersebut, bahkan kemungkinan untuk bisa mencegah awal mula munculnya. Namun jangan langsung beranggapan bahwa siapa saja yang membaca cara pemecahan problem ini langsung mendapati dirinya bisa keluar dengan sempurna dari <a href="http://www.alhikmah.eu.org">problematika</a> kehidupan atau langsung hilang problematikanya dalam sekejap, tapi keadaanya bisa kita gambarkan seperti sebuah bangunan yang tinggi, terkadang bergoyang terkena angin kencang atau jatuh bagian bangunanya, maka yang perlu di pahami bahwa di sini kita sedang mencoba bersama untuk memperbaiki bangunan tersebut dan mengeluarkan sesuatu yang memang tidak di butuhkan lagi, dengan mempertahankan yang tersisa untuk tetap selamat kemudian mencoba membangun kembali, demikian seterusnya…dan membangun tidak seperti orang yang sedang merobohkan oleh karena itu dibutuhkan usaha yang maksimal dan kesabaran serta semangat yang panjang sampai bisa menyelesaikan problem yang di milikinya dengan izin Allah Azza wa jalla.</div></div><div><br /></div><h2 style="text-align: center;"><b><u>KAROMAH SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI MENGETAHUI KESUCIAN SANTRINYA</u></b></h2><div><b><br /></b></div><div><br /></div><div>Sahabat yang beriman.</div><div><br /></div><div>Syekh Abdul Qadir Al-Jailani (470-561 H/1077-1156 M) adalah seorang ulama fiqih yang sangat dihormati di kalangan Sunni. Ia dihormati karena keilmuannya yang sangat luas. </div><div> </div><div>Syekh Abdul Qadir Al-Jailani juga dikenal karena karomah-karomahnya. Di antara karamah yang dimiliki Syeh Abdul Qadir Al-Jailani adalah bisa mengetahui kesucian para santrinya. </div><div> </div><div><b><a href="http://www.alhikmah.eu.org">Sebagaimana</a></b> dikisahkan oleh Abu Najjar bahwa pada suatu hari pernah ada orang dari Jilan, yang nyantri di Madrasah Syekh Abdul Qadir, anak ini datang kepada Syekh untuk belajar fiqih.</div><div> </div><div>Ketika berkumandang azan Dzuhur, seluruh santri berebut tempat di barisan paling depan untuk mengaji kepada Syekh Abdul Qodir. Masing-masing santri akan meletakkan kitabnya di dekat <b><a href="http://www.alhikmah.eu.org">sajadah</a></b> Syekh Abdul Qadir. </div><div> </div><div>Santri yang meletakkan kitabnya di dekat sajadah itu akan mendapat giliran pertama untuk mengaji dengan Syekh Abdul Qadir selepas salat Dzuhur.</div><div> </div><div>Sebelum waktu Dzuhur tiba, santri yang berasal dari Jilan itu tertidur hingga dirinya bermimpi basah. Ia bangun saat azan Dzuhur berkumandang. Karenanya ia tidak sempat mandi besar, karena seandainya ia mandi terlebih dahulu, maka ia tidak akan mendapat giliran pertama untuk membaca kitab di hadapan Syekh Abdul Qadir. </div><div><br /></div><div><a href="https://www.alhikmah.eu.org/2022/07/amalan.html">BACA JUGA : AMALAN DASHYAT,DO'A (HIZIB) SYEKH ABDUL QODIR AL-JAILANI</a></div><div> </div><div>Sehingga, ia memutuskan untuk langsung mengikuti pengajian tanpa mandi junub terlebih dahulu, santri itu langsung menghamburkan diri ke masjid dan meletakkan kitabnya di dekat sajadah Syekh Abdul Qadir.</div><div> </div><div>Setelah shalat Dzuhur selesai, pengajian pun dimulai. Santri dari Jilan itu langsung duduk paling depan sambil membuka kitab untuk dibaca di hadapan Syekh Abdul Qadir. </div><div><br /></div><div>Namun, saat baru saja mau membaca kitab, tiba-tiba Syekh Abdul Qadir berkata, “Pergi mandi dulu kau.“ </div><div> </div><div>Ia menyadari bahwa sang guru mengetahui jika dirinya belum sempat bersuci setelah mimpi basah. Saat itu juga si santri langsung pergi keluar masjid untuk mandi.</div><div> </div><div>Jadi meskipun tidak diberitahu, Syekh Abdul Qadir tetap tahu apakah kondisi santrinya dalam keadaan suci atau tidak.</div><div> </div><div>Hikmah yang bisa diambil dari kisah di atas adalah jangan sekali-kali mengelabui seorang guru. Meski nyatanya tidak semua guru bisa mengetahui apa-apa yang tidak terlihat dari diri kita. Namun, alangkah baiknya sebagaimana sikap seorang santri, kita harus memuliakan guru-guru kita salah satunya dengan selalu menjaga adab terhadapnya. </div><div><br /></div><div><div style="text-align: center;"><b><u>PENUTUP</u></b></div><div><br /></div><div>Tentunya setiap tulisan punya topik pembahasan yang poin penekanannya pada masalah tertentu. Ini merupakan kunci untuk menutup artikel. Karena dari sekian macam-macam kalimat penutup ada yang berisi penegasan kembali atas poin utama tersebut. Dengan adanya penegasan kembali, tentunya ini akan menjadi cara bagi kita untuk memberi kesan kepada pembaca sekaligus memberikan pesan kita sebelum mengakhiri tulisan.</div><div><br /></div><div>Dari sekian banyak macam-macam teknik menutup tulisan, cara inilah yang paling banyak dipakai oleh para penulis baik fiksi maupun non-fiksi. Sebab cara ini tidak membutuhkan inspirasi tertentu untuk memberi kesan kepada pembaca. Kita hanya butuh kejelian untuk mengulang kembali apa yang sudah dibahas di bagian awal artike.</div></div><div><br /></div><div><br /></div><div>Wallahu a’lam.</div><div>Semoga bermanfaat.</div>Kangsodhttp://www.blogger.com/profile/13729572402153797671noreply@blogger.com0